Hari Raya Pagerwesi, Tata Cara dan Maknanya

Primaradio.co.id – Hari Raya Pagerwesi merupakan perayaan penuh sejarah dan makna. Umat Hindu Indonesia khususnya seperti di Bali, merayakan hari sakral ini setiap Rabu Kliwon wuku Sinta. Tujuannya adalah untuk memuliakan Ida Sang Hyang Widhi Wasa. 

Baca juga : Mengenal dan Memahami Penggunaan dari ArchiCAD

Ida Sang Hyang Widhi Wasa merupakan manifestasi Sang Hyang Pramesti Guru. Merayakannya merupakan suatu bentuk keteguhan. Seperti namanya yaitu pager dan wesi, pager berarti pagar atau pembatas dan wesi artinya besi.

Perayaan dan peringatannya merupakan simbol keteguhan iman serta pengetahuan ilmu yang dimiliki manusia. Selengkapnya mengenai hari raya umat Hindu ini kami rangkum dalam pernyataan di bawah ini.

Tata Cara Peringatan Hari Raya Pagerwesi

Tata cara untuk memperingati hari raya ini adalah dengan sembahyang mulai dari Sanggah atau Merajan sampai ke Pura. Merajan adalah tempat persembahyangan dalam lingkup rumah tangga biasanya di area pekarangan. 

Sedangkan Pura sebagai tujuannya bisa Pura desa atau Pura Kahyangan jagat lainnya. Umumnya masyarakat memperingati dalam lingkup kecil, namun di Buleleng, Bali peringatannya secara besar-besaran dan ramai.

Persembahan dan persembahyangan dalam memuja Sanghyang Pramesti Guru, diiringi dengan melakukan semedi atau menyucikan diri. Maksudnya untuk memohon anugerah serta kekuatan kepada guru sejati alam semesta.

Anugerah bertujuan untuk memagari diri dengan kesucian ilmu pengetahuan. Umat Hindu percaya bahwa ilmu pengetahuan merupakan pagar utama dalam hidup manusia.

Perayaan ini merupakan pilihan hari terbaik dalam rangka mendekatkan Atman ke Braman. Atman ke Braman sebagai guru sejati atau sumber pengetahuan sejati yang membuat perlindungan selama hidup di bumi.

Peringatan Hari Raya Pagerwesi setiap 6 bulan penanggalan kalender Bali yang memiliki 35 hari dalam 1 bulan. Setiap Buda Kliwon Sinta dalam kalender tersebut, yang merupakan Payogan Sang Hyang Pramesti Guru serta Dewata Nawa Sanga.

Tahun 2023 ini peringatannya terjadi 2 kali. Pertama adalah tanggal 24 Mei 2023 dan kedua yaitu tanggal 20 Desember 2023. Penyelenggaraannya setiap 210 hari sekali, pada kalender Bali sudah tercantum dengan jelas keterangannya. 

Dalam kitab lontar Sundarigama menjelaskan bahwa Pagerwesi mengandung makna, Hyang Pramesti Guru ialah Tuhan yang terealisasi sebagai guru sejati. Lebih dalam lagi, merupakan pengakuan kemahakuasaan Sang Hyang Widhi selaku pencipta, pemelihara serta pelebur.

Arti Pagerwesi dari Segi Bahasa

Arti kata pager atau pagar adalah sebagai pembatas, perlindungan, sedangkan wesi artinya besi. Pagar Besi memiliki filosofi sikap keteguhan iman dan ilmu pengetahuan manusia, karena tanpa ilmu dan pengetahuan kehidupan manusia akan gelap (Awidya).

Pokok dari perayaan Hari Raya Pagerwesi adalah menyembah Tuhan sebagai guru sejati. Menyembah dalam arti berserah sepenuhnya, menghargai, meminta, memuji dan memfokuskan diri. Berserah meski dalam keadaan tidak memiliki pengetahuan sama sekali, sebab Tuhan yang akan mengisi.

Tuhan sebagai guru sejati akan mengisi umatnya dengan kesucian serta pengetahuan sejati. Pada hari raya ini pemujaan adalah kepada Dewa Siwa yang merupakan guru alam semesta. Kebijakan serta kecerdasan bersumber padanya dan merupakan kekuatan untuk melindungi diri.

Hari Raya Pagerwesi Berkaitan dengan Hari Raya Saraswati

Peringatan Pagerwesi berkaitan erat dengan perayaan Saraswati. Saraswati berlangsung beberapa hari sebelum Pagerwesi. Hari saraswati sendiri merupakan peringatan turunnya ilmu pengetahuan ke bumi. 

Begitu erat kaitan keduanya karena fokus pada ilmu pengetahuan, tidak heran jika kandungan arti peringatannya juga berhubungan. Berikut fakta menarik dari keduanya.

  1. Saraswati Berlanjut ke Rangkaian Peringatan Lainnya sampai Pagerwesi

Tahun ini, Saraswati jatuh pada tanggal 20 Mei 2023 tepatnya hari Sabtu. Hari Raya Pagerwesi ini akan berlanjut pada hari Minggunya yaitu Banyu Pinaruh. Banyu pinaruh merupakan momen umat Hindu Bali menyucikan diri. Ada yang mandi di laut, namun banyak juga yang cukup menggunakan kolam mata air. 

  1. Doa Serupa dengan Pagerwesi

Mulai dari saat Saraswati hingga Banyu Pinaruh, doa yang dipanjatkan sama. Yaitu supaya ilmu pengetahuan sebagai anugerah dari Sang Hyang Widhi dapat berguna untuk arah kemuliaan. 

Bermanfaat bagi kesejahteraan umat manusia di dunia, serta menghubungkannya dengan Tri Hita Karana. Yaitu keserasian hubungan antara Tuhan dengan manusia, antar manusia, juga manusia dengan alam semesta. 

  1. Senin Somaribek

Hari Raya Pagerwesi merupakan peringatan sebagai hari Sang Hyang Widhi memberikan kesuburan tanah serta hasil panen melimpah kepada manusia. Karunia ini masih berkaitan dengan ilmu pengetahuan sebab manusia perlu ilmu mengolah tanah tersebut sampai menghasilkan.

  1. Hari Selasa Sabuh Mas

Selasa masih merupakan rangkaian pasca Saraswati dan berhubungan erat. Umat manusia akan menerima pahala serta rezeki dalam bentuk pemenuhan segala tuntutan hidup pada hari tersebut.

Untuk dapat memenuhi segala tuntutan dengan mudah, manusia bisa menggunakan pengetahuan serta teknologi di jalan dharma. Pada hari Selasa tersebut seluruh umat Hindu melakukan persembahyangan kepada Sang Hyang Widhi sebagai manifestasi Mahadewa.

  1. Rabu Pagerwesi

Ilmu pengetahuan sebagai pagar kuat dalam menjalani kehidupan harus berguna dalam peranna kesucian, kelestarian serta jadi dasar umat manusia. Bersama dengan Saraswati masuk pada wuku watugunung, maka peringatannya dalam waktu berdekatan hanya berjarak 4 hari.

Follow Primaradio.co.id untuk mendapatkan informasi teruptodate Disini