Penyebab Burj Khalifa Tidak Ada Septic Tank untuk Pembuangan

Berita Burj Khalifa tidak ada septic tank sempat menghebohkan dunia. Hal ini disebabkan gedung ini merupakan bangunan paling tinggi seluruh dunia. Tapi mengherankan apabila tidak melengkapi dengan tempat pembuangan limbah.

Baca juga : Mobil Terbang, Teknologi Canggih Fantastis Masa Depan

Kabar semacam ini semakin mengejutkan setelah melihat jumlah biaya membangun gedungnya. Ternyata tidak termasuk dengan tempat pembuangan limbah kotoran. Wajar apabila kemudian mengherankan dan sedikit membuat khawatir.

Kehadirannya pada area tengah kota Metropolitan ternyata tidak membuatnya lengkap. Melainkan belum memiliki sistem penanganan limbah cairnya sendiri. Tentu membutuhkan banyak truk yang gunanya menjadi pengangkut kotoran.

Kalau memakai sistem semacam ini ternyata tergolong merepotkan dan butuh banyak waktu. Inilah penyebabnya kenapa tambah buruk untuk masa depan. Pastinya butuh langkah menangani secara tepat yang telah masuk rencana.

Megahnya Burj Khalifa dengan Segudang Keunikan

Megahnya Burj Khalifa dengan Segudang Keunikan

Burj Khalifa masih menjadi gedung tertinggi dunia dengan ketinggian 828 meter. Sebenarnya bukan hanya populer karena ketinggian melainkan dari fasilitasnya. Terlebih selain lengkap, ternyata fasilitasnya paling mewah.

Walau Burj Khalifa tidak ada septic tank, membutuhkan biaya pembangunan USD 130 juta. Kalau mengganti nilai mata uang Indonesia, mencapai 2 kuadriliun rupiah. Banyak yang menganggap sebagai bangunan tanpa celah.

Meski begitu ternyata semahal atau sesempurna apapun bangunan, tetap memiliki kekurangan. Apalagi menjadi karya manusia sehingga punya sisi gelap khusus. Terutama karena ternyata punya fakta belum punya tempat pembuangan kotoran.

Berita semacam ini tentunya dikatakan sebagai kronis oleh beberapa orang. Terlebih karena sangat megah, tapi pembuangan kotoran bergantung pada truk. Tentu secara rutin mengunjungi untuk melakukan pembersihan kotoran.

Kekurangan Burj Khalifa tidak ada septic tank terbilang besar. Hal ini terlihat dari sebanyak 150 ton kotoran harus dibuang rutin. Wajar jumlahnya fantastis karena punya 160 lantai dengan ribuan pengunjung.

Kalau Anda berkunjung, kemungkinan besar menemukan konvoi truk berwarna oranye datang atau pergi. Mereka memiliki tugas untuk mengangkut limbah kotoran. Menurut masyarakat lokal, bahkan menjadi hal yang biasa.

Kekurangan semakin terlihat besar karena proses pembuangan membutuhkan lebih banyak prosedur. Antrean truk begitu panjang bahkan pemindahan butuh waktu 24 jam. Inilah penyebabnya gedung ini termasuk tempat dengan sanitasi buruk.

Alasan Kenapa Burj Khalifa Tidak Ada Septic Tank

Orang yang mendesain bangunan ini adalah arsitek yang bernama Adrian D. Smith. Saat pertama kali ingin membangunnya sebenarnya banyak rencana fasilitas telah terancang. Termasuk berkaitan dengan tempat pembuangan.

Sistem sanitasi Burj Khalifa tidak ada septic tank telah terencana dengan matang. Meski begitu memutuskan belum melengkapi tempat pembuangan secara sengaja. Artinya bukan karena keputusan salah melainkan sudah ada rencananya.

Inilah alasannya kenapa bukannya ada masalah terhadap sistem bangunan. Melainkan berdasarkan perencanaan dari arsitektur terkemuka tersebut. Tapi memang terjadi karena beberapa kondisi yang muncul pada waktu itu.

Kondisi yang terjadi yakni karena pada tahun 2008 sedang mengalami krisis cukup besar. Bahkan setelah selesai berdiri, tepat masalah krisis muncul di Dubai. Kemudian menciptakan masalah yang mengkhawatirkan pada pembangunan.

Melihat permasalahan semacam ini, selanjutnya memutuskan mengecualikan tempat sanitasi pembuangan. Sistem saluran pembuangan menuju kota belum hadir pada masa tersebut. Meski begitu memang tidak mengganggu masalah apapun.

Kehadiran Burj Khalifa tidak ada septic tank penyebab lainnya yakni karena terdapat kerusakan. Pada masa awal pembangunan, sistem sanitasi ini ternyata mengalami kondisi buruk. Kerusakan menyebabkan pembuangan urung terbuat.

Apabila pada masa tersebut tetap membangun saluran sanitasi, sebenarnya ada anggapan masalah buruk. Misalnya saja jumlah penyelesaian gedung semakin besar biayanya. Bahkan selanjutnya menyebabkan jadwal pembukaannya berhenti.

Melihat berbagai hal yang terjadi sebelumnya, sebenarnya tergolong sebagai pilihan tepat. Terutama karena biaya berhasil berkurang sekaligus buka tepat waktu. Termasuk tanpa menyebabkan masalah lainnya pada gedung tertinggi dunia.

Masalah Septic Tank Mulai Mengkhawatirkan

Selama ini Burj Khalifa tidak ada septic tank memilih menggunakan sistem berbeda. Tidak lain dengan pengangkutan kotoran manusia memakai truk. Apalagi mereka punya anggapan kalau biayanya menjadi murah dan terjangkau.

Bukan hanya itu, terdapat juga perkiraan kemudahan pemindahan atau pembersihan lebih baik. Tidak heran jika menjadi pilihan selama ini. Meski begitu kemungkinan akan bergeser pada kebutuhan yang dinilai lebih besar.

Masalah tentang belum adanya pembuangan limbah telah menjadi pembicaraan semakin besar. Terlebih setelah banyak penghuni merasakan beberapa dampak besar pada masa depan. Wajar menjadi efek yang terus terpikirkan penghuni.

Saat ini Burj Khalifa tidak ada septic tank menjadi masalah bagi setiap penghuni. Apalagi punya penghuni sebanyak 35 ribu orang sehingga tambah mengkhawatirkan. Termasuk dengan jumlah kotoran yang semakin meningkat.

Follow Primaradio.co.id untuk mendapatkan informasi teruptodate Disini