Kisah Toleransi dari Jalur Gaza yang Menyayat Hati

Kisah toleransi dari jalur Gaza sangat menyayat hati, karena jalur tersebut merupakan tempat utama dalam kasus perang Israel melawan Palestina. Peperangan antara kedua negara itu sudah berlangsung semenjak lama, yang bahkan hingga saat ini belum menemukan titik terang.

Baca juga : Keutamaan Buah Kurma Beserta Manfaatnya

Jalur ini sendiri merupakan sebuah kawasan yang terdapat dalam negara Palestina, tepatnya terletak di bagian Pantai Timur Laut Tengah. Lokasi tempat ini berbatasan secara langsung dengan negara mesir, sehingga sering kali bantuan kemanusiaan di salurkan melalui negara Mesir.

Luas dari kawasan ini terbilang tidak terlalu luas, karena sebagai salah satu wilayah hanya memiliki luas sebesar 41 kilometer persegi saja. Dengan luas kawasan sebesar itu, jalur ini memiliki jumlah polusi penduduk hingga mencapai 1,7 juta jiwa dengan mayoritas memiliki agama Muslim.

Kisah Toleransi dari Jalur Gaza

Kisah Toleransi dari Jalur Gaza

Walaupun kawasan tersebut sering terkena dampak dari peperangan antar dua negara, perang tersebut memperebutkan wilayah umat Muslim dan Yahudi. Namun ternyata masih terdapat beberapa kisah atau cerita yang saling mengutamakan toleransi antar umat beragama.

Daerah ini pertama kali berdiri sesuai dengan Mandate Britania sekitar tahun 1923, semenjak Mandate tersebut terdapat berbagai pertikaian antara Israel dengan Palestina. Namun walau pertikaian sering terjadi tetap terdapat beberapa kisah toleransi dari jalur Gaza yang sangat menginspirasi.

Tidak semua peperangan seperti yang masuk kedalam berita internasional terjadi dalam wilayah ini, karena pada wilayah ini juga memiliki ratusan hingga ribuan warga dengan agama selain Muslim. Sehingga terciptalah sebuah kehidupan harmonis, dengan kisah toleransi yang menarik.

  1. Pemuda Kristen Rutin Berbagi Kurma

Kisah toleransi dari jalur Gaza pertama yang menyayat hati adalah kisah ketika seorang pemuda beragama Kristen rutin memberikan kurma secara gratis pada warga Muslim. Hal ini terjadi pada bulan Ramadhan saat pemuda tersebut rutin membagikan kurma untuk umat Muslim berbuka puasa.

Pemuda yang memiliki nama asli Ehab Ayyad selalu memberikan kurma serta air putih secara gratis di jalanan raya, biasanya Ehab rutin membagikan takjil buka puasa tersebut sekitar satu jam menjelang waktu berbuka. Biasanya dia membagikan takjil di sekitaran jalanan wilayah Gaza.

Ehab sudah rutin melakukan kegiatannya semenjak lima tahun yang lalu, ketika Ehab pertama kali membagikan kurma kepada tetangganya yang beragama Muslim. Semenjak itulah kisah toleransi dari jalur Gaza ini terus berlangsung hingga Ramadhan pada tahun 2023 sekarang.

  1. Membantu Warga Tuna Rungu

Kisah lainnya hadir sekitar tahun 2019 pada saat natal tiba pada daerah Gaza, umat Muslim menunjukkan rasa toleransinya dengan menghibur puluhan warga Kristen yang memiliki kekurangan atau tuna rungu. Hal ini terjadi karena kelompok umat Muslim ini ingin warga difabel tersebut merasakan kebahagiaan saat natal.

Sebuah yayasan Palestina mencoba membantu menghiasi dan membuat beberapa perhiasan natal, sehingga menjadi salah satu kisah toleransi dari jalur Gaza untuk merayakan perayaan natal bersama. Nama Yayasan tersebut adalah Atfaluna yang memiliki 65 anggota tuna rungu.

Project officer dari Atfaluna kemudian menyatakan pada awalnya kegiatan perayaan ini hanya menggunakan hiasan unta saja, namun tiap tahunnya jumlah ornamen terus bertambah. Sehingga kegiatan perayaan natal dapat berlangsung secara meriah ketika akhir tahun.

  1. Menara Masjid dan Salib Saling Berdampingan

Kisah toleransi dari jalur Gaza lainnya yang terjadi pada kawasan ini adalah ketika bangunan tempat Muslim beribadah, atau masjid hadir berdampingan dengan gereja. Namun kedua umat saling menghormati dan menunjukkan perasaan toleransi, walau memiliki keyakinan yang berbeda.

Julangan menara masjid dan lonceng gereja dengan tanda salib ini sudah berdampingan hingga ratusan tahun lamanya, seolah kedua bangunan ini menjelma menjadi salah satu simbol toleransi yang berasal dari wilayah tersebut. Tepatnya berada dalam distrik Al Zaytun.

Masjid katib wilayah memang sudah semenjak dahulu menjadi salah satu kisah toleransi dari jalur Gaza, karena bangunannya berdiri bersebelahan dengan gereja ortodoks Yunani st porphyrios. Keduanya berdiri secara tegak di pusat kota Gaza, menjadi simbol perdamaian.

  1. Warga Kristen Rela Membantu Muslim

Kisah selanjutnya merupakan hal yang rutin terjadi jika Anda memutuskan untuk tinggal di kawasan wilayah tersebut, karena banyak orang sudah mengetahui bahwa kawasan ini sangat rentan dengan aksi peperangan dua negara antara Palestina yang terjajah oleh Israel.

Biasanya tentara Israel sering menargetkan warga Muslim Palestina ketika sedang menyerang wilayah tersebut, oleh sebab itu terjadi kisah toleransi dari jalur Gaza karena umat Kristen langsung bergegas membuka pintu gereja mereka sehingga dapat menjadi tempat untuk bersembunyi dari serangan Israel.

Bahkan umat Kristen telah menjadikan gereja mereka untuk menjadi tempat shalat bagi warga Muslim, ketika sedang terjadi berbagai serangan dari penjajahan Israel. Hal tersebut mampu menunjukkan bahwa toleransi antar umat beragama masih sering terjadi dalam kawasan Gaza tersebut.

  1. Saling Membantu

Banyak pemberitaan dari media internasional menyatakan bahwa warga Palestina sangat menderita, hal tersebut memang benar terjadi namun kegiatan toleransi dalam negara ini masih sering terjadi. Karena bukan agama yang menyebabkan konflik terjadi, melainkan serangan dari zionis Israel.

Follow Primaradio.co.id untuk mendapatkan informasi teruptodate Disini