Primaradio.co.id – Mengetahui penyebab kehamilan ektopik sangat penting bagi kaum perempuan. Kehamilan ektopik atau yang sering disebut sebagai hamil di luar rahim banyak ditemui. Hamil luar lahir ini tergantung lokasi menempelnya sel telur, gejala kehamilan ektopik bisa menyerupai gejala yang ada pada penyakit usus buntu.
Baca Juga : Sistem Reproduksi Manusia Beserta Fungsi dan Tips Merawatnya
Kehamilan di luar rahim ini harus ditangani dengan cepat dan tepat, sebab jika tidak segera ditangani maka bisa berakibat fatal bagi ibu. Mungkin banyak yang tahu bahwa kehamilan berawal dari sel telur yang telah dibuahi oleh sperma.
Pada proses kehamilan secara normal, sel telur akan dibuahi dan menatap di saluran indung telur atau Tuba Fallopi sebelum akhirnya dilepaskan menuju rahim. Kemudian sel telur tersebut bisa menempel di rahim dan terus berkembang hingga menuju masa persalinan.
Mengetahui Penyebab Kehamilan Ektopik dan Faktor Pendukungnya
Secara umum kehamilan ektopik ini terjadi karena adanya kerusakan pada bagian Tuba Fallopi. Kerusakan ini bisa membuat bagian tersebut boleh menyempit ataupun tersumbat sehingga adanya pergerakan sel telur menuju rahim menjadi terhambat.
Untuk kehamilan ektopik atau hamil di luar kandungan, sel telur yang telah dibuahi tidak bisa menempel pada rahim. Kehamilan di luar rahim ini sering terjadi pada Tuba Fallopi dan kondisi ini bisa terjadi di indung telur, leher rahim, ataupun rongga perut. Ada beberapa penyebab kehamilan ektopik, seperti berikut:
- Jaringan parut mulai terbentuk akibat prosedur medis pada kandungan.
- Terjadi kelainan bawaan lahir pada bagian tuba falopi.
- Adanya gangguan keseimbangan hormon.
- Mengalami penyakit radang panggul.
- Endometriosis.
Beberapa hal tersebut bisa memberikan dampak terjadi hamil di luar rahim atau kehamilan ektopik. Selain beberapa penyebab tersebut, ternyata ada faktor-faktor yang bisa meningkatkan risiko kehamilan ektopik pada wanita.
Jadi kehamilan ektopik ini dapat dialami oleh setiap wanita yang aktif secara seksual, tetapi ada beberapa Risiko yang bisa meningkatkan kehamilan ektopik, seperti berikut:
- Hamil di usia tua, misalnya di 35 tahun atau lebih.
- Mengalami penyakit menular seksual, misalnya gonore dan chlamydia.
- Sebelumnya pernah mengalami hamil di luar kandungan.
- Ada riwayat operasi, misalnya seperti aborsi, sterilisasi pada wanita, maupun operasi di area panggul atau perut.
- Melakukan program bayi tabung.
- Penggunaan alat kontrasepsi spiral.
- Kebiasaan merokok.
Beberapa hal tersebut bisa menjadi faktor yang akan menguatkan penyebab kehamilan ektopik pada wanita.
Apa Saja Gejala Kehamilan Ektopik?
Tidak hanya penyebabnya, tetapi kalian juga harus mengetahui gejala-gejala yang muncul ketika kehamilan ektopik terjadi. Jadi kehamilan ektopik ini cenderung tidak menunjukkan gejala yang berat pada tahap awal. Bahkan tanda-tanda kehamilan ektopik sama seperti kehamilan biasa, misalnya seperti payudara mulai mengeras, tidak ada menstruasi, mual, dan lain sebagainya.
Sedangkan untuk tahap selanjutnya, biasanya seseorang dengan kehamilan ektopik akan mengalami nyeri perut dan pendarahan dari vagina. Bahkan gejalanya akan semakin meningkat dan semakin parah Seiring berjalannya waktu. Terkadang nyeri perut kehamilan ektopik juga hampir sama dengan gejala usus buntu.
Jika sudah mengetahui gejala dan mungkin ada beberapa penyebab kehamilan ektopik, kapan harus pergi ke dokter?
Sebaiknya kalian harus memeriksakan diri ke dokter jika sudah mengalami beberapa gejala yang telah disebutkan. Utama bila sudah mengetahui sedang berada dalam kondisi hamil tetapi masih menggunakan alat kontrasepsi. Kalian juga dianjurkan untuk segera memeriksakan diri jika mengalami beberapa keluhan lain, seperti berikut:
- Terasa nyeri yang begitu sakit pada bagian panggul, bahu, serta bagian leher.
- Terasa nyeri pada bagian sisi bawah perut yang semakin sakit Seiring berjalannya waktu.
- Terjadi pendarahan ringan hingga berat dari vagina, dengan warna darah yang lebih gelap dari darah menstruasi.
- Merasa pusing atau lemas
Jika dibawa ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut, kalian bisa mengetahui penyebab kehamilan ektopik yang mungkin terjadi.
Pengobatan untuk Kehamilan Ektopik
Kehamilan ektopik tentu harus segera diatasi dan ditangani oleh dokter. Perlu diketahui bahwa janin pada kehamilan ektopik tidak bisa berkembang secara normal. Tidak hanya membuat janin tidak berkembang dengan normal, tetapi juga bisa mengancam jiwa ibu hamil dan harus segera diatasi.
Hal ini tentu disesuaikan dengan perkembangan kehamilan dan lokasi menempelnya sel telur. Apalagi setelah dokter mengetahui penyebab kehamilan ektopik, tentu akan memberikan penanganan yang sesuai.
Berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menangani kehamilan ektopik dengan menggunakan obat-obatan maupun operasi:
Melalui Obat Suntik
Pengobatan pertama bisa dilakukan melalui obat suntik. Obat suntik yang digunakan adalah methotrexate yang bisa menghentikan kehamilan ektopik Pada tahapan awal. Setelah pemberian suntikan maka dokter bisa memantau pada HCG dalam darah tiap 2 – 3 hari hingga kadarnya mulai menurun.
Dengan mengetahui kadar tersebut maka kehamilan sudah tidak lagi berkembang dan penyebab kehamilan ektopik dapat dihentikan.