Primaradio.co.id – Beberapa dari kalian pasti sudah pernah mendengar tentang sistem Autopilot pesawat bukan? Banyak yang masih beranggapan bahwa teknologi ini dapat menggantikan tugas pilot seutuhnya.
Oleh karena itu, mereka berpikiran bahwa hal tersebut bisa merugikan mengingat pilot memiliki gaji yang mahal. Apakah semakin banyaknya pesawat memakai Autopilot artinya pilot hanya akan duduk manis saja?
Ternyata faktanya bukan demikian karena teknologi ini adalah untuk mengurangi beban kerja pilot. Mereka menjadi lebih waspada ketika sedang menerbangkan pesawat.
Selain hal di atas, masih ada banyak seluk beluk sistem Autopilot pesawat yang sebaiknya kita ketahui. Berikut adalah informasi lebih jauh lagi tentang teknologi yang luar biasa ini.
Mengenal Sistem Autopilot Pesawat Berikut
Faktanya, ketika auto pilot sedang aktif, memang pilot tidak harus mengendalikan pesawat memakai tangan. Tapi, mereka harus tetap memonitor beberapa hal penting.
Sebagai contoh adalah ketinggian pesawat, kecepatan, arah, dan juga lalu lintas penerbangan di sekitarnya. Contoh mudahnya adalah sebagai berikut, apabila kalian harus mengerjakan banyak hal sekaligus, maka akan sulit konsentrasi bukan?
Inilah alasan mengapa kemudian ada sistem Autopilot pesawat. Sebagai salah satu alat bantu, diharapkan kerja pilot tidak akan terlalu banyak sehingga mereka bisa menjaga fokusnya.
Secara teknis, teknologi ini adalah sebuah sistem kontrol penerbangan yang bisa menjaga pesawat ada dalam level penerbangan atau jalur udara tertentu.
Seperti namanya, sistem tersebut adalah otomatis dan pilot dapat mengarahkannya atau menggabung ke beberapa sinyal navigasi radio. Sebagai contoh adalah GPS, NDB, dan VOR.
Ketika beban pilot berkurang, maka mentalnya juga semakin baik. Teknisi berharap bahwa teknologi tersebut pada akhirnya dapat meningkatkan tingkat keselamatan dunia penerbangan.
Teknologi Canggih yang Ada pada Autopilot
Secara mendasar, teknisi atau ahli menciptakan Autopilot untuk menjaga altitude (ketinggian pesawat) dan heading (arah). Ada sebuah konsep paling sederhana yang bisa kita ketahui.
Konsep tersebut adalah Gyroscopic Attitude Indicators atau indikator sikap giroskopik. Ada juga yang bernama magnetic compasses atau kompas magnetik.
Kompas magnetik berguna untuk mengontrol servos yang berhubungan langsung dengan sistem pengaturan penerbangan. Tapi, ada juga versi sistem Autopilot pesawat yang lebih canggih.
Teknologi yang lebih canggih itu dapat membantu mengatur kecepatan vertikal pesawat terbang dan juga kecepatannya (airspeed). Beberapa bahkan sudah memakai konsep yang lebih advanced.
Teknologi yang lebih canggih ini menggabungkan Autopilot ke alat bantu navigasi melalui komponen flight detector. Dengan demikian, tugas penerbang akan semakin lebih mudah.
Kapan Autopilot Pesawat Ini Dipakai?
Ternyata, tidak ada aturan pasti kapan pilot bisa mengaplikasikan sistem Autopilot. Biasanya mereka akan memakainya tergantung kebutuhan serta situasi.
Seringkali sistem Autopilot pesawat mulai aktif ketika pesawat sudah lepas landas dan akan tetap menyala hingga akan mendarat. Mari kita balik pertanyaannya sekarang, kapan sistem tersebut tidak digunakan?
Ternyata adalah ketika pesawat sedang lepas landas atau mendarat. Namun, memang hal tersebut tidak tentu berlaku selamanya.
Hal tersebut karena di zaman sekarang ini sudah ada teknologi agar pesawat dapat melakukan pendaratan secara otomatis. Namun, semua juga bergantung pada bandara serta pesawatnya.
Sistem tersebut bernama CAT III Autoland ,tapi memang di Indonesia masih belum ada bandara yang mengaplikasikan sistem tersebut sampai sekarang.
Berikut Ini 4 Mode Dasar Autopilot
Sejauh ini ada beberapa mode dasar yang dipakai untuk teknologi Autopilot. Berikut adalah beberapa diantaranya dan kalian bisa langsung mencatat mode dasar ini.
Modus Gulung
Biasanya penerbang menyebutnya dengan roll Dimana ini dapat menjaga sayap supaya tetap rata. Beberapa unit juga bisa saja memiliki HDG atau NAV (jalur radio navigasi).
HDG / Mode Tahan Judul
Dalam sistem Autopilot pesawat ada juga sebuah mode yang bernama HDG. Biasanya dikendalikan oleh bug yang mana bisa mengatur giroskop arah.
Instrumen tersebut biasanya terletak tepat di depan pilot. Pada bagian itulah mereka akan mencari tahu ayahnya secara pasti dan menetapkan arah Kemana pesawat akan terbang.
Kemudian, Autopilot akan melacak arah itu jika memang penerbang memilih memakai mode HDG ini. Tidak heran apabila banyak penerbang memilih memakainya.
Mode Navigasi memberikan lebih banyak otoritas untuk teknologi otomatisasi ini. Seringkali juga penerbang menghubungkannya dengan indikator NAV1.
Artinya ,radio navigasi apapun yang berfungsi disana akan dijadikan satu ke dalam Autopilot. Apapun jalur yang dipilih penerbang, biasanya sistem akan memilih yang di tengah.
Mode Gabungan
Seperti namanya, ini merupakan gabungan dari dua jenis di atas untuk tugas penerbangan sederhana. Sebagai contoh, Autopilot memakai mode HDG dengan NAV bersenjata.
Artinya, sistem akan mengawasi jalur navigasi dan ketika sudah terlihat, maka akan memerintahkan putaran lambat bergabung pada jalur itu.