Pernyataan WHO Soal Vaksin Booster Bunuh Anak, Apa Benar?

Pada video yang tengah ramai beredar di media sosial, kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus digosipkan memberikan klaim jika vaksin booster dapat membunuh anak-anak. Menyebarkan video tersebut menjadikan masyarakat bertanya-tanya tentang kebenaran atas pernyataan tersebut. 

Baca juga : Cara Mengecek Tunggakan Iuran BPJS Kesehatan lewat Online

Lalu, apa pernyataan WHO soal vaksin booster? Apakah video yang disebarkan itu benar? Daripada membuat Anda semakin penasaran, langsung saja simak uraian lengkap yang ada di bawah ini. 

Fakta Vaksin Booster yang Dianggap Bisa Menyebabkan Kematian pada Anak

Fakta Vaksin Booster yang Dianggap Bisa Menyebabkan Kematian pada Anak

Unggahan tentang kematian karena vaksin booster yang tersebar luas tersebut tentunya menjadikan masyarakat khawatir dan panik. Pasalnya, sekarang ini dunia tengah melawan varian Covid-19 terbaru, yaitu omicron. Tidak sedikit orang yang berharap bisa memperoleh booster guna melindungi diri dari berbagai infeksi coronavirus

Sesudah ditelusuri oleh tim pemeriksa fakta dari Agence France-Presse (AFP), video yang sudah tersebar luas tersebut hoax atau tidaklah benar. Potongan video pernyataan Tedros Ghebreyesus atau kepala WHO soal vaksin booster berbahaya untuk anak tersebut diambil ketika ia sedang menghadiri konferensi pers secara virtual pada 20 Desember 2021 silam. 

Pada konferensi pers tersebut, ia memberikan tanggapannya tentang ketidakadilan vaksin global yang sedang terjadi. Bahkan, ia tidak pernah membahas tentang keamanan vaksin Covid-19. Pihak dari WHO soal vaksin booster sudah mengkonfirmasi, video Tedros yang seperti mengungkapkan efek samping dari vaksin booster bisa merenggut nyawa anak-anak itu sudah dipotong dan disalahartikan. 

  1. Inilah Isi Video yang Benar 

Menurut video WHO soal vaksin booster yang sebenarnya, Tedros mengeluarkan pernyataan “Some countries are using to give boosters to (child) children, which is not right.” Saat berbicara, Tedros tergagap ketika mengatakan kata “child” sehingga terdengar seperti “kill” yang memiliki arti “Membunuh”. Sesudah mengucapkannya, kemudian ia melafalkan lagi kata “children” dengan benar. 

Akhirnya, pernyataannya dalam video tersebut dengar seperti “Some countries are using to give boosters to (kill) children, which is not right.” yang jika diartikan berarti “Beberapa negara memberikan vaksin booster untuk (membunuh) anak-anak dan itu tidak benar.” Pada video lengkapnya, konteks pernyataan Tedros ini sebetulnya menekan tentang prioritas vaksin booster, yakni lansia. 

  1. Fakta dari Isi Video

Ia mengungkapkan, ada sejumlah bukti vaksin booster mempunyai manfaat yang sangat efektif, khususnya untuk orang berumur lebih dari 60 dan 65 tahun. “Sehingga, jika ingin dipakai (vaksin booster), lebih bagus fokus pada kelompok yang mempunyai risiko penyakit kronis dan kematian, daripada seperti yang kita lihat, sejumlah negara memberikannya pada anak-anak, itu keliru,” Ungkapnya saat itu. Jadi, menurut WHO soal vaksin booster untuk anak yang bisa membunuh ini sama sekali tidak benar. 

Efek Samping Asli dari Vaksin Booster 

Efek Samping Asli dari Vaksin Booster 

Dikutip dari Very Well Health, salah satu studi yang dirilis CDC memeriksa data mulai dari 12 Agustus sampai 19 September 2021. Subjek riset sekitar 22.191 yang mendapatkan dosis booster vaksin mRNA Covid-19. Dari hal studi ini, tidak ditemukan adanya efek samping yang sangat merugikan. Lebih dari 70% mereka yang mendapatkan dosis booster vaksin mRNA Covid-19 melaporkan reaksi sistemik atau lokal, yang sebagian besar memiliki sifat ringan sampai sedang. 

Reaksi yang sangat sering dilaporkan yaitu nyeri di lokasi suntikan, sakit kepala dan kelelahan. Menurut CDC, efek samping yang banyak dilaporkan sesudah pemberian dosis booster vaksin mRNA sama seperti dosis kedua. Sedangkan, ada efek samping yang jarang dan serius dilaporkan sesudah vaksinasi, seperti perikarditis dan miokarditis. Penyakit tersebut terjadi sesudah vaksinasi Covid-19 Pfizer dan Moderna

Kedua efek samping tersebut jarang terjadi. Badan kesehatan seperti CDC dan FDA menekan manfaat dari vaksin yang jauh lebih besar dibandingkan risiko efek samping berbahaya. 

  1. Efek Samping Booster pada Anak 

Menurut dr. Theresia Rina Yunita, adanya efek samping booster pada anak-anak sebetulnya mirip dengan vaksin dosis 1 dan 2. Tidak ada bedanya. Sehingga, vaksin booster Covid-19 tidak mengakibatkan kematian pada anak. Pastikan untuk mengecek semua informasi yang Anda dapatkan lewat internet. 

Selama anak dalam keadaan sehat dan tidak mempunyai kontraindikasi vaksin, maka boleh diberikan vaksin booster yang sesuai arahan pemerintah,” Jelas dr. Theresia. 

Sekarang, di Indonesia, anak belum dapat diberikan vaksin booster lebih dulu, karena masih menyelesaikan dosis 1 dan 2 supaya cakupannya luas dulu,” Tambahnya. 

  1. Efek Samping Booster pada Lansia 

Tidak hanya ada efek samping dari vaksin booster pada anak-anaka saja, ada pula efek samping dari booster pada lansia. Kaiser Family Foundation (KFF) melakukan survei pada lansia di Amerika ternyata ada sekitar 59% lansia usia 50 tahun ke atas yang takut untuk divaksin sebab khawatir efek sampingnya. 

Berita baiknya yaitu vaksin Covid-19 memberikan sangat sedikit efek di lansia dibandingkan orang yang jauh lebih mudah. Vaksin Covid-19 memberikan efek samping yang tidak sama di umur yang berbeda. Efek samping seperti kelelahan, sakit kepala, nyeri sendi dan lengan pegal-pegal merupakan gejala yang sangat umum terjadi. Ada beberapa gejala umum terjadi menurut U.S. Centers for Disease Control and Prevention

Follow Primaradio.co.id untuk mendapatkan informasi teruptodate Disini