Review Fight Club, Film Lawas yang Erat dengan Kehidupan

Walaupun sudah ada sejak tahun 1999, tetapi Fight Club mungkin masih sangat wajib buat kalian tonton di akhir pekan ataupun waktu luang. Ini merupakan salah satu film terbaik yang mengisahkan mengenai seseorang yang tidak pernah merasa puas dengan gaya hidup.

Baca Juga : Ulasan Dumb Money, Film Berbalut Drama Komedi Terbaik

Tidak hanya memiliki gaya hidup kapitalistik saja, tetapi ia juga mempunyai gangguan berupa insomnia alias tidak bisa tidur. Selain itu, keberadaannya juga merupakan sebuah gambaran nyata seorang pekerja dimana masih related dalam kehidupan sekarang. 

Bahkan keberadaannya juga telah berhasil memperoleh apresiasi dari banyak orang. Terlebih lagi juga mengisahkan mengenai kritik pada gaya hidup pekerja yang mempunyai banyak tekanan tetapi diromantisasi dengan kegiatan berbelanja sebagai sebuah pencapaian para pekerja. 

Apabila kalian merupakan seorang pekerja, maka rasanya sangat wajib buat menonton film lawas, Fight Club. Sebelum memutuskan buat menontonnya, maka kalian perlu buat membaca review di bawah sehingga bisa memperoleh gambaran. 

Review tentang Fight Club (1999)

Fight Club

Kalau kita berbicara mengenai film lawas, maka sepertinya Fight Club menjadi film dimana tidak boleh kalian lewatkan begitu saja. Mengadaptasi cerita dari sebuah novel dengan judul Chuck Palahniuk 1996, menurut seorang dokter, film tersebut berhasil memanipulasi para penonton untuk merasakan mind blowing di akhir. 

Walaupun keberadaan narasi di dalamnya cenderung lebih berat sekaligus membosankan, tetapi jangan sampai kehilangan fokus apabila ingin mengurai petunjuk sekaligus menyusun cerita hingga selesai. 

Film tersebut mengisahkan mengenai Narator dimana merupakan seorang Karyawan  perusahaan mobil. Tuntutan sekaligus rutinitas yang ia miliki membuatnya menderita insomnia sangat akut. 

Hingga pada suatu ketika, dia mencoba buat mencari pelampiasan dengan cara mengisi apartemennya melalui barang-barang baru. Cara lain yang dilakukan adalah dengan menghadiri grup konseling bersama anggota lainnya dan memiliki penyakit berbeda. 

Dalam Fight Club, ketika sang narator menghadiri konseling, ia justru merasa terganggu dengan kehadiran seorang wanita, Marla Singer. Sebab menurutnya, Marla adalah cerminan dirinya secara tidak langsung. 

Bahkan juga sempat saling beradu argumen serta memutuskan buat menjalani konseling pada waktu berbeda sehingga keduanya tidak bertemu sama sekali. Selain itu, dalam perjalanan pulang karena tugas kantor, narator akhirnya bertemu dengan Tyler Durden dimana mengaku sebagai sales sabun. 

Narator memutuskan buat pulang ke apartemennya dan melihat apartemennya sudah habis terbakar tanpa sisa. Dia akhirnya mencoba menghubungi Tyler Durden dan membuat janji untuk bertemu di dalam sebuah bar. 

Hingga akhirnya Tyler menceritakan mengenai perjalanan hidupnya kepada narator dan mendeskripsikan kehidupannya yang terjebak dalam sifat konsumtif. Di tempat parkir, Tayler juga sempat meminta sang narator buat memukulnya sebagai cara meluapkan amarah. Tentunya masih terdapat kejutan lainnya di dalam Fight Club. 

Mulai Membentuk Klub Perkelahian 

Dari pertemuan kedua orang tersebut, maka pihak narator bersedia untuk tinggal di rumah Tyler. Hingga keduanya menunjukkan kebiasaan sangat unik ketika nongkrong yakni berkelahi di tempat parkiran. 

Tindakan tersebut akhirnya mendapatkan perhatian dari banyak orang hingga membuat mereka melanjutkan perkelahian di basement dengan menghadirkan orang bersama. Karena merasa kegiatan berkelahi cukup menyenangkan, maka membuatnya menciptakan Fight Club. 

Dimana itu merupakan sebuah club yang menjadi tempat dimana para anggotanya bisa saling berkelahi. Dari yang awalnya memiliki anggota dari bar saja, membuat anggotanya semakin banyak dan berasal dari berbagai kalangan. 

Termasuk juga Robert Bob Paulson yang merupakan penderita kanker testis dimana memutuskan bergabung dengan Fight Club. Di samping itu, Marla dimana sering berseteru dengan narator dan terkena overdosis obat-obatan terlarang, meminta narator untuk membantunya. 

Sang narator sebenarnya menolak permintaan tersebut, namun Tyler justru pergi buat menolong Marla. Tyler akhirnya terus merekrut anggota baru agar bergabung dengan klub berkelahi hingga pada akhirnya memperkenalkan project Mayhem. 

Ini merupakan sebuah gerakan dimana mengusung anti-materialisme dan anti-korporasi di dalamnya. Sayangnya, pembentukan gerakan tidak mendapatkan persetujuan dari narator hingga Tyler memutuskan memimpin anggota klub untuk melakukan aksi vandalisme. 

Di dalam Fight Club, sang narator akhirnya marah besar karena tidak mendapatkan ajakan di dalam proyek tersebut. Di sisi lain, Tyler juga mengatakan bahwa dialah yang sudah membakar apartemen dari narator. Mendengar hal tersebut, narator mencoba untuk menghentikan  proyek yang sudah tersebar ke seluruh negeri. 

Daftar Pemain yang Terdapat di dalamnya 

Film lawas, Fight Club juga menghadirkan sejumlah nama pemain yang mungkin juga sudah kalian kenal sebelumnya. Perlu kalian ketahui bahwa setiap nama juga mempunyai peran masing-masing sekaligus memiliki keunikan tersendiri. 

Sebelum memutuskan buat menonton filmnya, maka kalian perlu agar mengetahui siapa sajakah yang menjadi pemain di dalamnya: 

Follow Primaradio.co.id untuk mendapatkan informasi teruptodate Disini