Ketahui 4 Ajaran Pokok Agama Buddha untuk Kebahagiaan

Primaradio.co.id – Ajaran pokok agama Buddha menjadi bagian penting bagi umat Buddha. Buddha adalah salah satu agama yang diakui di Indonesia. Pengikut agama Buddha juga cukup banyak. Sebenarnya konsep Tuhan dalam agama Buddha tidak jauh berbeda dengan beberapa ajaran agama lainnya.

Baca Juga : 6 Agama di Indonesia Berikut Kitab Suci, Tempat Ibadah, dan Hari Besar

Dalam kepercayaan Buddha Koba tidak diakui konsep tuhan yang personal seperti keberadaan Tuhan dalam Islam, Kristen, maupun agama samawi lainnya. Agama Buddha lebih menekankan pada ajaran kebaikan untuk bisa mencapai kebahagiaan yang mutlak dan sempurna.

Tentang Ajaran Pokok Agama Buddha dengan Konsep Tuhan

Ajaran Buddha pertama kali dikenalkan dan disebarkan oleh Sidharta Gautama, alias Sang Buddha lebih dari 2500 tahun yang lalu di India. Jelaskan lebih lanjut pada laman history, penganut buddhisme tidak percaya atas Dewa tertentu. 

Banyak yang beranggapan bahwa Sang Buddha bukanlah Dewa, tetapi makhluk luar biasa yang mengajarkan untuk fokus pada pencapaian pencerahan, yaitu kedamaian batin dan kebijaksanaan.

Ajaran pokok agama Buddha berfokus pada jalan menuju pencerahan dan bisa dicapai melalui meditasi. Itu sebabnya umat Buddha sering melakukan meditasi sebagai pemusatan dalam pikiran serta digunakan untuk memperoleh ketenangan tingkat tinggi atau sering disebut dengan Nibbana. 

Ada banyak filosofi serta interpretasi dalam ajaran agama Buddha, sehingga agama ini banyak dianggap sebagai agama yang toleran. Lantas bagaimana konsep tuhan di dalam agama Buddha?

Mulai memahami tentang konsep tuhan dalam ajaran agama Buddha. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa agama ini memiliki ajaran pokok agama Buddha dengan fokus perbuatan kebaikan di dunia untuk mencapai pencerahan. 

Memahami 4 Ajaran Pokok Agama Buddha

Ada beberapa sebutan Tuhan dalam agama Buddha, misalnya seperti Hyang Tathagata, Sanghyang Adi Buddha, Parama Buddha, dan lain sebagainya. Inti ajaran pokok dari agama ini ada dalam empat kenyataan yang dikenal sebagai istilah kesunyataan Mulia.

Kesunyataan Mulia ini bisa berlaku pada siapa saja, tanpa harus membedakan suku, ras, budaya, bahkan agama. Hukum kebenaran terdiri dari empat hal, seperti berikut;

Kebenaran Terkait Dukkha

Bagi pemeluk agama Buddha pasti sudah paham tentang Dukkha. Kebenaran ini akan mengajarkan tentang manusia yang hidup tidak luput dari sebuah penderitaan. Tiga konsep akan diajarkan dalam kebenaran Dukkha, seperti berikut:

  • Dukkha-Dukkha, Bisa dikatakan sebagai derita biasa. Setiap manusia pasti mengalami hal ini, misalnya sakit, usia yang terus bertambah, kematian dan bekerja sama dengan orang-orang yang kurang disukai.
  • Ajaran pokok agama Buddha juga mengajarkan Viparinama Dukkha, yang merupakan istilah untuk mengartikan penderitaan akibat adanya perubahan. Contohnya seperti kesedihan yang telah datang setelah rasa bahagia dirasakan.
  • Sankhara Dukkha, bisa dikatakan sebagai penderitaan untuk manusia biasa. Contohnya soal sederhana, misalnya sakit flu, sakit kepala, sakit gigi, dan lain sebagainya.

Tiga konsep tersebut diajarkan dalam kebenaran Dukkha sebagai seorang manusia.

Kebenaran Terkait Dukkha Samudaya

Selanjutnya di dalam ajaran pokok agama Buddha, juga diajarkan tentang kebenaran Dukkha Samudaya. Jadi ajaran ini bisa diyakini bahwa ketiga penderitaan yang sebelumnya muncul karena adanya Avijja atau Avidya yang memiliki arti ketidaktahuan atau kebodohan.

Tidak hanya itu tetapi juga ajaran karena Tanha, yang berarti kehausan atau keinginan nafsu, dan Moha yang diartikan sebagai kegelapan hati menyelimuti seseorang. 

Jadi ketika penderitaan sebelumnya bisa saja muncul ketika seseorang memiliki ketidaktahuan atau kebodohan, kemudian kehausan atau keinginan nafsu, serta kegelapan hati yang menyelimuti diri.

Kebenaran tentang Dukkha Nirodha

Selanjutnya juga ada tentang Dukkha Nirodha, di mana penderitaan ini bisa dialami seseorang dan akan berakhir apabila seseorang tersebut menghilangkannya dengan cara – cara yang benar, sehingga bisa mencapai kebahagiaan Nirwana dalam ajaran pokok agama Buddha.

Tidak banyak yang tahu bahwa kebahagiaan Nirwana merupakan kondisi ketika seorang umat Buddha berhasil memiliki pemikiran yang jernih, serta terbebas dari segala sifat buruk dan kegelapan batin.

Tentu untuk bisa mencapai kebahagiaan Nirwana tersebut tidak mudah, bahkan dibutuhkan pembelajaran serta meditasi yang kuat untuk berhasil mendamaikan diri dari meningkatkan kebahagiaan Nirwana.

Kebenaran tentang Dukkha Niroda Gamini Patipada Magga

Ajaran kebenaran yang satu ini cukup panjang namanya, yaitu Dukkha Niroda Gamini Patipada Magga. Jadi ajaran yang satu ini bisa memfokuskan seseorang untuk melenyapkan kesengsaraan dalam diri.

Dalam ajaran pokok agama Buddha, kebenaran yang satu ini bisa dilakukan dengan 8 cara yang harus diterapkan, seperti berikut:

  • Pengertian yang benar
  • Pikiran yang benar
  • Perbuatan yang benar
  • Berkata yang benar 
  • Bermata pencaharian yang benar
  • Berusaha dengan benar
  • Memperhatikan hal – hal yang benar
  • Pusatkan pikiran padahal hal – hal yang benar

Dengan 8 ajaran tersebut yang selalu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, niscaya seseorang bisa perlahan-lahan menghilangkan kesengsaraan-kesengsaraan di dalam diri sendiri. Ajaran Buddha mengajarkan kebaikan dan kedamaian bagi diri seseorang. 

Follow Primaradio.co.id untuk mendapatkan informasi teruptodate Disini