Ritual Pemakaman Langit di Tibet, Tradisi Unik di Nusantara

Primaradio.co.idDi Indonesia, terdapat ritual pemakaman langit di Tibet yang mencengangkan. Umumnya, kita dapat menemukan berbagai jenis prosesi pemakaman, mulai dari penguburan jenazah, kremasi, hingga tradisi-tradisi unik lainnya. Namun, di Tibet, terdapat tradisi pemakaman yang sama-sama unik dengan praktik-praktik tersebut, yaitu Sky Burial atau pemakaman langit.

Baca juga : Pemakaman Unik di Dunia serta Makna Perbedaan dan Tradisi Kematian

Berbeda dengan Indonesia, di Tibet, tubuh orang yang telah meninggal tidak dikubur atau dibakar, melainkan dibiarkan di alam terbuka. Tradisi ini melibatkan proses pemakanan jasad oleh burung-burung pemakan bangkai, dikenal sebagai burung nasar. 

Dipercayai oleh masyarakat setempat bahwa dengan melakukan ritual pemakaman langit di Tibet, arwah orang meninggal akan naik ke surga. Tradisi Sky Burial memiliki kisah uniknya sendiri, dan menjadi bagian penting dari warisan budaya dan spiritual Tibet.

Ritual pemakaman langit ini merupakan bagian integral dari warisan budaya dan agama Tibet, yang terus dilestarikan oleh beberapa kuil Buddha yang masih melaksanakannya. Berikut informasi selengkapnya terkait hal unik ini.

Pengaruh Geografis dan Kepercayaan

Pengaruh Geografis dan Kepercayaan
Pengaruh Geografis dan Kepercayaan

Ritual sakral ini umumnya dilakukan oleh penduduk di provinsi Qinghai, Mongolia Dalam, Mongolia, dan Tibet. Alasan untuk ini berkaitan dengan faktor geografis dan kepercayaan budaya di wilayah tersebut.

Tibet memiliki lanskap berbukit-bukit dan berbatu, membuat pembuatan lahan kuburan menjadi sulit dilakukan. Di samping itu, keterbatasan pasokan bahan bakar dan kayu juga menjadi kendala, sehingga kremasi tidak memungkinkan untuk dilakukan terhadap jenazah.

Inilah sebabnya mengapa masyarakat di wilayah-wilayah ini mengembangkan ritual pemakaman langit di Tibet sebagai solusi yang sesuai dengan kondisi alam dan budaya mereka. Praktik pemakaman langit memiliki hubungan erat dengan filsafat Buddha di Tibet. 

Masyarakat Tibet meyakini bahwa tindakan burung nasar yang datang untuk memakan jasad adalah pertanda baik. Dipercayai bahwa individu yang telah berpulang tidak terbebani oleh dosa-dosa dan rohnya telah meninggalkan dunia ini dengan kedamaian menuju alam surgawi.

Ritual pemakaman langit di Tibet ini masih dilestarikan di daerah tersebut. Di kalangan masyarakat Tibet, ritual ini juga dikenal dengan nama Jhator, diyakini membantu arwah mereka untuk mencapai surga dengan cepat. 

Asal usul ritual ini dapat ditelusuri hingga ke salah satu Buddha bernama Sakyamuni. Terdapat cerita yang mengisahkan bahwa Sakyamuni pernah menyelamatkan seekor elang dengan mengorbankan dagingnya sendiri.

Masyarakat Tibet memegang keyakinan bahwa seseorang dianggap paling mulia ketika dapat memberikan manfaat kepada sesama, bahkan hingga akhir hayat. Karena keyakinan ini, tradisi ritual Jhator pun muncul sebagai manifestasi dari prinsip ini.

Persiapan Jenazah Pada Ritual Pemakaman

Persiapan Jenazah Pada Ritual Pemakaman
Persiapan Jenazah Pada Ritual Pemakaman

Umumnya, setelah seseorang menghembuskan nafas terakhir, tubuh mereka akan dikuburkan atau dikremasi sesuai dengan kepercayaan dan tradisi masyarakat. Akan tetapi, praktik ini tidak berlaku pada sebagian kalangan masyarakat Tibet. 

Ritual pemakaman langit di Tibet melibatkan “penyerahan” jasad individu yang telah berpulang ke alam terbuka, di mana tubuh tersebut akan menjadi santapan bagi burung nasar, yaitu jenis burung pemakan bangkai. Ada beberapa hal yang dilakukan sebelum pengantaran mayat ke lokasi.

Doa para Bhikkhu

Setelah seseorang meninggal, tubuhnya akan dibalut kain putih lalu diletakkan pada sudut rumah dalam jangka waktu tiga sampai lima hari. Setelah itu, para Bhikkhu atau Lama akan mengucapkan bacaan suci dengan lantang, dengan tujuan untuk membebaskan roh-roh orang yang telah meninggal dari siklus penyucian.

Pemilihan hari

Saat persiapan pemilihan hari untuk ritual pemakaman langit di Tibet, anggota keluarga akan menghentikan semua kegiatan mereka untuk menciptakan lingkungan dengan suasana tentram dan harmonis. Tujuannya adalah agar jiwa orang yang telah berpulang dapat mengalami perjalanan menuju surga dengan damai.

Anggota keluarga akan memilih hari yang dianggap sebagai hari penuh berkah untuk mengantar jasad ke tempat peristirahatan langit. Setelah itu mereka akan mempersiapkan pengantaran ke tempat dilakukannya ritual.

Posisi jenazah

Sehari sebelum upacara pelepasan, anggota keluarga akan melepaskan pakaian dari jasad dan kemudian menempatkan tubuh dalam posisi duduk dengan membungkuk, di mana kepala berada di dekat lutut. Dengan ini, jasad akan menyerupai posisi janin di dalam rahim.

Pengantaran Jenazah ke Lokasi

Pengantaran Jenazah ke Lokasi
Pengantaran Jenazah ke Lokasi

Ritual pemakaman langit di Tibet dimulai saat Jasad diantar ke lokasi pemakaman yang terletak di antara rangkaian gunung, jauh dari pemukiman penduduk. Sebelum tubuh diambil oleh burung nasar, rogyapas atau “pemutus tubuh” akan membawa jasad ke puncak gunung dan melakukan proses pemisahan.

Tubuh akan dipecah menjadi bagian-bagian dan tulangnya akan dihancurkan menjadi fragmen kecil. Daging yang telah dihancurkan akan dicampurkan dengan tsampa, makanan pokok orang Tibet yang terbuat dari tepung barley, sebelum akhirnya diberikan kepada burung nasar.

Walaupun Ritual pemakaman langit di Tibet secara umum bertentangan dengan ekspektasi mayoritas orang, yang mungkin mengharapkan suasana sedih, para rogyapas malah akan melakukan pemotongan dengan candaan dan tawa. Tindakan ini menciptakan kesan seolah-olah mereka sedang menjalankan tugas sehari-hari di ladang.

Keyakinan umat Buddha Tibet adalah bahwa mempertahankan suasana hati yang baik dapat berperan membimbing individu yang telah meninggal dalam peralihannya dari kegelapan menuju ke kehidupan berikutnya.

Pemakaman langit pada dasarnya adalah tempat di mana jasad dibiarkan untuk dimakan oleh burung nasar. Dalam konteks Buddhisme Tibet, pemakaman langit diartikan sebagai simbolisasi keinginan untuk peralihan menuju alam surga.

Follow Primaradio.co.id untuk mendapatkan informasi teruptodate Disini