Mengenal Upacara Ngaben serta Tujuan dan Jenisnya

Upacara Ngaben dilakukan secara turun temurun hingga saat ini. Upacara ini bahkan terkenal oleh orang-orang yang berada di luar pulau Bali.

Baca juga : Mengenal Teori Arus Balik Hindu buddha Secara Rinci

Informasi cukup unik karena berbeda dengan perlakuan secara umum. Biasanya jenazah almarhum langsung dikubur. Sebagai gantinya, namun jenazah ini dipindahkan ke tempat peristirahatan terakhir di Bali dengan cara banyak iringan.

Orang Bali Bahkan tidak jarang yang kurang mampu secara finansial mengadakan ngaben dalam jumlah banyak untuk menghemat biaya. Namun bagi yang hadir, prosesi khidmat ini terlaksana secepat mungkin.

Mengenal Apa Itu Upacara Ngaben?

Upacara ini seharusnya sudah tidak asing lagi oleh sebagian orang. Namun, banyak orang yang bukan dari pulau Bali mengetahui keberadaan upacara Ngaben karena cukup unik dan tidak umum di berbagai daerah di Indonesia.

Topik ini juga merupakan bagian dari kurikulum ilmu sosial (IPS) di sekolah. Namun, masih banyak masyarakat yang beranggapan bahwa upacara Ngaben merupakan proses Ngaben orang mati dilakukan secara besar-besaran.

Namun, kenyataannya jauh dari pemikiran seperti itu. Upacara tersebut lebih dari sekedar membakar jenazah. Pada dasarnya orang bali merupakan ritual oleh masyarakat yakini di Pulau Dewata.

Upacara Ngaben dapat mengembalikan arwah orang sudah meninggal ke keadaan aslinya lebih cepat dari penguburan biasa. Kata “ngabe” sendiri konon berasal dari kata “ngabu” berdasarkan etimologinya, atau “berubah menjadi abu”.

Hal ini tentu saja sejalan dengan prinsip dasar upacara Ngaben, yaitu jenazah seseorang dibakar sampai tidak ada tersisa dari tubuhnya dan menjadi abu.

Masyarakat pulau Bali yang mayoritas beragama Hindu percaya bahwa tubuh manusia terdiri dari lima komponen. Kelima komponen ini disebut sebagai “Panca Maha Bhuta” atau dalam istilah modern sebagai “unsur klasik”.

Lima komponen Panca Maha Bhuta adalah Ibu atau Zat Padat, Apah atau Cairan, Teh atau Benda Panas, Angin, dan Akasa atau Ruang Kosong.

Ketika kelima komponen dalam upacara Ngaben menjadi satu, maka akan membentuk tubuh manusia, kemudian ada jiwa dengan roh, atau dalam kepercayaan Hindu disebut sebagai “Atma”.

Tujuan Diadakannya Upacara di Bali

Ada tiga tujuan utama dalam pelaksanaan upacara kematian tersebut. Tujuan utamanya adalah untuk memurnikan roh orang Hindu yang telah meninggal serta mempercepat proses pemulihan tubuh orang mati ke keadaan aslinya.

Ini diambil dari kitab suci Weda Samhita, lebih khusus lagi isi Yajurveda, menyatakan bahwa setiap umat Hindu yang meninggal harus dimusnahkan menjadi abu agar atmanya mencapai moksa atau surga.

Tujuan kedua adalah pemulihan Panca Maha Bhuta. Lima Maha Bhuta itu sendiri adalah unsur-unsur yang menyusun tubuh kasar manusia.

Upacara Ngaben masyarakat Hindu Bali percaya bahwa tubuh manusia terdiri dari tubuh kasar dan tubuh halus. Badan kasar adalah badan tempat ruh beristirahat, harus dikembalikan kepada Sang Pencipta setelah kematiannya.

Badan kasar juga terdiri dari lima unsur. Unsur tersebut termasuk unsur alam, biasanya terbuat dari sesuatu yang padat seperti daging, tulang, atau paku.

Berikutnya adalah Apah yang mengandung unsur cair, kemudian Bayu atau sering disebut dengan unsur udara, seperti Teja dan Elemen Panas.

Terakhir adalah Akasha atau unsur eterik, yaitu segala sesuatu yang menimbulkan kekosongan dalam tubuh manusia melalui keberadaannya.

Tujuan akhir adalah bentuk keikhlasan. Ketika sebuah keluarga ditelantarkan oleh seseorang, sebagai tanda ketulusan, masyarakat harus melakukan prosesi upacara tersebut untuk melepaskan anggota keluarga yang telah meninggalkan dunia.

Berbagai Jenis dari Upacara Ngaben

Perlu kalian ketahui juga bahwa ada beberapa jenis upacara itu sendiri. Perbedaan ini disebabkan oleh beberapa faktor, mulai dari usia almarhum atau keadaan almarhum. 

Ngaben Sawa Wedana

Istilah pertama “Upacara Ngaben” mungkin merupakan istilah paling umum dibandingkan dengan istilah lainnya. Hal ini karena Ngaben Sawa Wedana adalah jenis dimana seseorang yang dikremasi masih memiliki tubuh fisik.

Ngaben Asti Wedana

Berbeda dengan Ngaben Sawa Wedana sebelumnya, Ngaben Asti Wedana merupakan jenis upacara Ngaben yang masyarakat laksanakan setelah jenazah dimakamkan.

Biasanya jenazah sudah dikremasi hanyalah berupa tulang belulang saja yang tersisa setelah penggalian dari makam tempatnya berada.

Privat

Privat berarti upacara Ngaben dilakukan tanpa kremasi jenazah. Hal ini tidak jarang mengingat beberapa kejadian dimana jenazah hilang atau tidak dapat ditemukan.

Ngelungah

Ngelungah adalah jenis upacara yang pertama berdasarkan kategori usia seseorang. Di Ngelungah, orang Bali adakan perayaan tersebut untuk anak-anak yang belum tanggal giginya dan belum ganti gigi susunya.

Warak Kruron

Jenis upacara Ngaben yang kita bahas terakhir adalah Warak Kruron. Sedangkan Ngelungah adalah anak sekitar umur 5-6 tahun, Warak Kruron akan mengaben anak antara umur 3 sampai 12 bulan.

Langkah atau Proses Jalannya Upacara

Kalian perlu mengetahui bahwa memerlukan banyak persiapan dan memakan waktu yang cukup lama. Orang yang ingin melakukan upacara tersebut Ngaben untuk orang tercinta perlu mempersiapkan berbagai hal berikut.

Follow Primaradio.co.id untuk mendapatkan informasi teruptodate Disini