Eksistensi Negara Palestina, Perjalanan Panjang Menuju Kemerdekaan

Eksistensi Negara Palestina telah menjadi salah satu isu paling kompleks dan kontroversial dalam politik internasional. Selama beberapa dekade, konflik antara Israel dan Palestina telah mendominasi berita global.

Baca juga: 3 Negara dengan Penduduk Muslim Terbanyak di Dunia

Tidak hanya mendominasi berita global, tapi juga meresahkan banyak pihak yang peduli akan perdamaian dan kemerdekaan. Sehingga penting untuk kalian memahami lebih dalam tentang apa yang terjadi.

Artikel ini akan menjelajahi sejarah, situasi saat ini, dan prospek masa depan dari Palestina, membahas penyebab masalah yang ada, serta mempertimbangkan status internasional yang telah Palestina tercapai.

Keadaan Eksistensi Negara Palestina Saat Ini

Keadaan Eksistensi Negara Palestina Saat Ini
Keadaan Eksistensi Negara Palestina Saat Ini

Palestina saat ini adalah entitas yang mendapatkan deklarasi dan pengakuan oleh sebagian besar anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Pada tahun 1988, Organisasi Pembebasan bernama (PLO) secara resmi mengumumkan berdirinya negara.

Tepatnya berdiri di wilayah yang sudah Israel kuasai sejak perang tahun 1967. Namun, meskipun memiliki pengakuan internasional, eksistensi Negara Palestina tidak pernah seutuhnya dapat terwujudkan di lapangan.

Wilayah terbagi menjadi tiga entitas secara terpisah, Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Yerusalem Timur. Kalian sudah pasti tahu tentang Jalur Gaza bukan, tapi tidak untuk wilayah lainnya.

Tepi Barat secara administratif terbagi antara pemerintah otoritas berbasis di Ramallah dan otoritas Israel yang mengawasi sejumlah besar kedua wilayah tersebut. 

Sementara itu, Gaza seperti pada pemberitaan secara keseluruhan terkuasai oleh kelompok Hamas yang menghadapi blokade ekonomi keras dari Israel.

Lalu untuk wilayah Yerusalem Timur, yang menjadi simbol dari eksistensi Negara Palestina karena merupakan ibu kota negara, tetapi tetap saja masih menjadi sumber ketegangan dua pihak tersebut.

Dari tadi pembahasan tidak lepas dari pada permasalahan antara kedua negara tersebut, lantas apa sebenarnya yang menjadi penyebab masalah di sana?

Penyebab Masalah di Palestina

Mengetahui lebih jelas tentang apa penyebab masalah akan membuat kalian semakin paham mengapa konflik ini terus bertahan lama, serta perang terus terjadi dan memakan banyak korban jiwa.

Tenang, kita sudah merangkum beberapa alasan yang menghambat eksistensi Negara Palestina menuju ke arah kemerdekaan seperti negara lain layaknya Indonesia.

Sengketa Tanah

Sengketa tanah antara Israel dan Palestina adalah akar dari konflik ini. Baik Israel maupun Palestina mengklaim sebagian wilayah sama sebagai tanah air serta kelahiran masing-masing, mencakup daerah kota suci seperti Yerusalem.

Kolonisasi Israel

Israel telah melakukan ekspansi pemukiman di wilayah Tepi Barat, yang sudah kita katakan kelewat batas. Banyak pihak menganggap ilegal karena melanggar hukum internasional.

Pemukiman ini mempersulit tercapainya solusi dua negara tersebut, di mana Israel dan Palestina dapat hidup berdampingan dalam batas-batas yang sudah diakui secara internasional.

Status Yerusalem

Status Yerusalem Timur sebagai ibu kota dari Palestina menjadi pemicu ketegangan konstan. Keputusan Amerika Serikat pada tahun 2017 untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel memicu protes di seluruh dunia Arab dan Muslim.

Ketegangan Teritorial

Ketegangan antara faksi internal juga merupakan salah satu hambatan utama. Kelompok Fatah yang menguasai Tepi Barat dan kelompok Hamas sang penguasa Gaza seringkali memiliki perbedaan pandangan, membuat eksistensi Negara Palestina terhambat.

Intervensi Asing

Konflik Israel-Palestina telah menjadi masalah geopolitik dengan banyak negara, terutama Amerika Serikat dan Iran, yang memainkan peran dalam mendukung salah satu pihak atau faksi.

Mungkin masih banyak akar masalah adanya ketegangan antara dua negara ini yang tidak bisa kita jelaskan. Tapi, kondisi jelasnya adalah keduanya sama-sama merasa benar atas masing-masing tindakannya.

Status Internasional Palestina

Meskipun eksistensi Negara Palestina sudah mendapatkan pengakuan oleh lebih dari 130 negara pada awalnya, status kemerdekaannya masih belum sepenuhnya terwujud serta terlaksana real di lapangan.

Pada tahun 2012, pada akhirnya mendapatkan status “non-anggota pengamat” dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang merupakan langkah signifikan menuju pengakuan internasional. 

Namun, anggota PBB adalah langkah lebih lanjut masih belum tercapai, meski sudah berkembang dalam mendapatkan dukungan dari 193 negara per April 2022 lalu.

Perkembangan ini sudah sangat bagus untuk menuju ke arah positif, apalagi dengan upaya kuat dengan sistem diplomasi oleh pihak Palestina terus menjadi prioritas.

Menjadikan potensi untuk secara resmi semua negara di dunia mengakui eksistensi Negara Palestina, makanya mari kaji juga soal prospek masa depan dari negara sahabat Indonesia.

Prospek Masa Depan

Situasi di daerah tersebut masih tetap rumit dan penuh tantangan. Upaya untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan antara Israel dan Palestina tetap menjadi prioritas utama. 

Solusi dua negara, di mana kedua pihak harapannya dapat hidup berdampingan, tetap menjadi tujuan yang menjadi harap oleh banyak pihak, termasuk Indonesia dan kalian juga.

Dalam konteks ini, penting bagi komunitas internasional untuk terus mendukung proses perdamaian dan menjauhi tindakan unilateral yang dapat memperburuk ketegangan.

Terbukti dengan terusnya ada pengawalan membuat eksistensi Negara Palestina serta Israel makin mendapatkan perhatian, ke depannya semua pihak pasti mengharapkan adanya sebuah perdamaian.

Diplomasi, dialog, dan negosiasi harus terus selalu pihak terkait tekankan sebagai alat untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung selama beberapa dekade.

Demi tidak terjadi lagi adanya pertumpahan darah terkhusus pada warga sipil serta paling memprihatinkan anak-anak dan perempuan tidak bersalah turut menjadi korban perang.

Tentu Israel juga seharusnya tidak mau ini terjadi, para tentara juga pasti merasa perang batin di dalam dirinya. Meski demi mempertahankan negara tapi tetap membunuh orang bukan tindakan mudah.

Follow Primaradio.co.id untuk mendapatkan informasi teruptodate Disini