Pesawat Enola Gay dan Bockscar adalah Pelaku Utama Bom Atom Jepang

Primaradio.co.idSejarah perang dunia kedua dipenuhi dengan berbagai peristiwa dramatis yang membentuk dunia seperti saat ini, salah satunya adalah pesawat Enola Gay dan Bockscar yang mungkin sudah kalian ketahui di sekolah.

Baca juga : Drone atau Pesawat tanpa Awak Sangat Berguna di Industri

Momen paling menggegerkan dunia dengan aksi balas dendam Amerika Serikat terhadap Jepang atas serangan macan asia tersebut ke markas militer pelabuhan Amerika Serikat di Pearl Harbor yang menyebabkan banyak korban.

Tapi, namanya juga negara super power pasti tidak akan terima atas tindakan tersebut. Melakukan balas dendam dengan lebih kejam dengan melepaskan bom atom yang dinilai terobosan baru dalam dunia pengeboman.

Merupakan sebuah karya dari Oppenheimer yang baru saja mendapatkan film pertamanya, membumi hanguskan semua daratan Hirosima dan Nagasaki hanya dalam waktu 4 hari saja di hari menjelang kemerdekaan negara Kita.

Pengenalan Mengenai Pesawat Enola Gay dan Bockscar 

Pengenalan Mengenai Pesawat Enola Gay dan Bockscar 
Pengenalan Mengenai Pesawat Enola Gay dan Bockscar

Dua pesawat yang memainkan peran sentral dalam peristiwa ini adalah Enola Gay dan Bockscar membawa bom atom dengan menyerang dua kota penting di Jepang pada tanggal 6 dan 9 Agustus.

Tepatnya pesawat Enola Gay dan Bockscar tersebut merupakan Boeing B-29 Superfortress yang memiliki tempat khusus dalam sejarah militer dunia. Pesawat-pesawat ini menjadi pelaku utama dalam menjatuhkan bom atom di dua kota Jepang, Hiroshima dan Nagasaki,.

Pada bulan Agustus 1945 menjelang Indonesia akan merdeka. Namun, sebelum memainkan peran kontroversial ini, keduanya mengalami sejumlah perubahan dan modifikasi sangat signifikan agar bisa lebih efektif serta efisien dalam penyerangan.

Semua karena pengeboman ini sangat penting untuk meningkatkan moral kembali Amerika Serikat yang sempat padam karena serangan di Pearl Harbor, Amerika tidak menduga sama sekali kejadian itu dan tentu memukul.

Saat itu Amerika bertekad kuat untuk membalas dengan membuktikan diri memakai pesawat Enola Gay dan Bockscar. Merupakan modifikasi khusus dari pesawat baru B-29 yang merupakan generasi kedua dari b-17 Fortress.

Sehingga Jepang tidak menduga dengan serangan canggih tersebut, sebab sebelumnya dalam PD II yang masih berlangsung. Amerika sering memakai pilihan tersebut, tapi kesannya tidak mumpuni di wilayah perairan Pasifik silam.

Modifikasi Pesawat Enola Gay dan Bockscar Silverplate

Modifikasi Pesawat Enola Gay dan Bockscar Silverplate
Modifikasi Pesawat Enola Gay dan Bockscar Silverplate

Pesawat-pesawat tersebut mengalami modifikasi khusus yang dikenal dengan nama “Silverplate”. Modifikasi ini dirancang untuk memungkinkan pesawat-pesawat tersebut membawa lalu menjatuhkan bom atom dengan efisiensi maksimal. 

Melibatkan perubahan peralatan komunikasi, navigasi, serta sistem bom

Proses modifikasi melibatkan perubahan pada peralatan komunikasi, navigasi, dan sistem pengebomannya. Selain itu, bagian interior juga dimodifikasi untuk mengakomodasi tim kru serta peralatan yang diperlukan untuk tugas yang penuh tantangan ini.

Ruang Khusus Bom serta Pintu Penumatik

Spesifik mengenai modifikasinya, tidak lain adalah adanya ruangan khusus bom atau bomb bay dengan kelengkapan pintu pneumatik. Serta cantelan bom buatan Inggris & sistem pengereman khusus dengan baling-baling putar balik.

Itu dilakukan demi memberikan pengereman khusus karena jelas sesudah melakukan pengeboman, dua pilot pesawat Enola Gay dan Bockscar harus melarikan diri dari serangan balik dari negara Jepang atau akan gugur.

Injeksi bahan bakar colling canggih dan pengikisan proteksi

Selain itu, penambahan sistem injeksi bahan bakar serta cooling juga Amerika Serikat tingkatkan, hanya saja ada pengikisan lapisan proteksi dari serangan tembakan yang bertujuan meringankan bobot darinya bisa ringan.

Sekedar informasi tambahan, Silverplate sendiri adalah saudara dari project Los Alamos Laboratory dari Oppenheimer. Amerika menjulukinya dengan Manhattan Project karena lokasinya di Kota Manhattan Amerika.

Pengganti B-17 Flying Fortress

Pengganti B-17 Flying Fortress
Pengganti B-17 Flying Fortress

Pada awalnya, Amerika Serikat mengandalkan pesawat B-17 Flying Fortress sebagai pilihan pengebom strategis utama. Bahkan selalu menjadi andalan saat perang Dunia ke-2 & Perang Korea.

Namun, dengan semakin meningkatnya permintaan akan jangkauan terbang lebih besar, beban bom jauh lebih besar, & teknologi lebih canggih, muncullah Boeing B-29 Superfortress sesudahnya.

Sebab, bagaimana pun medan di Kawasan Pasific membutuhkan pesawat Enola Gay dan Bockscar yang notabene merupakan B-29. Saat itu, keduanya merupakan pemegang teknologi paling canggih.

Dengan adanya kabin bertekanan tinggi, senjata kontrol komputer analog yang membuatnya bisa mendapatkan kontrol dengan remote oleh dua orang sekaligus, semua itu karena B-29 lebih unggul dari X-30 dan X-31.

B-29 memiliki kemampuan jangkauan lebih besar & dapat membawa beban bom jauh lebih besar daripada pendahulunya. Inilah menjadikan B-29 sebagai pilihan terbaik untuk memainkan peran kunci dalam menjatuhkan bom atom.

Namun, meskipun misi tersebut berjalan lancar & membuat Jepang pada akhirnya harus menyerah dari lawan-lawan saat terjadi PD II, tapi ada biaya mahal serta kontroversi akibat terjadinya serangan balik tersebut.

Follow Primaradio.co.id untuk mendapatkan informasi teruptodate Disini