Sejarah 4 Kerajaan Buddha di Nusantara Paling Berpengaruh

Primaradio.co.id – Terdapat 4 kerajaan Buddha di nusantara yang paling berpengaruh dalam sejarah dan perkembangannya. Agama Buddha menjadi salah satu agama yang diakui di Indonesia dan sudah masuk sejak abad ke-5 Masehi.

Baca juga : Patung Buddha Tidur di Vihara Bogor

Kehadiran agama Buddha di nusantara ini dilihat dari peninggalan prasasti-prasasti yang ditemukan. Kedatangan pertamanya diduga dibawa oleh seorang pengelana dari Tiongkok yang bernama Fa Hsien.

Kehadiran agama Buddha di nusantara tentunya pada masa-masa sistem kerajaan masih berlangsung. Karena hal itulah beberapa kerajaan yang berdiri di masa itu ada yang bercorak Buddha.

Kerajaan Buddha di Indonesia diperkirakan berdiri dari 600 sampai 1377 masehi yaitu kerajaan Sriwijaya. Tentunya selain kerajaan Sriwijaya terdapat kerajaan lain yang juga berdiri dan berkembang di Indonesia. 

4 Kerajaan Buddha di Nusantara

4 Kerajaan Buddha di Nusantara

Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan Buddha di Indonesia salah satunya adalah kerajaan Sriwijaya. Kerajaan ini berdiri dan berkembang di salah satu pulau yaitu pulau Sumatera, tepatnya berada di Sumatera Selatan.

Sebagai sebuah kerajaan maritim yang berada di Sumatra, Sriwijaya juga memperluas kekuasaannya hingga Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan lainnya. Tentunya kekuasaan kerajaan Sriwijaya ini sangatlah luas.

Kata Sriwijaya sendiri berasal dari bahasa sansekerta yaitu kata sri yang berarti bercahaya dan vijaya yang berarti kemenangan. Sebagai bagian dari 4 kerajaan Buddha di nusantara, Sriwijaya memiliki berbagai peninggalan.

Salah satu peninggalan dari kerajaan Sriwijaya adalah candi Muara Takus. Bahkan, candi ini dianggap sudah ada sejak zaman keemasan dari kerajaan Sriwijaya pada masa itu.

Sriwijaya sebagai salah satu kerajaan Buddha di nusantara menjadi rumah bagi para sarjana Buddha. Selain itu, keberadaan kerajaan Sriwijaya sebagai kerajaan Buddha menjadi pusat pembelajaran agama Buddha.

Perkembangan agama Buddha pada masa kerajaan Sriwijaya juga sangat pesat. Perkembangan pesat agama Buddha juga berkat adanya dukungan dari seorang Mahaguru Buddhis di Sriwijaya yang bernama Sakyakirti.

Tidak hanya memiliki Mahaguru Buddhis, kerajaan Sriwijaya juga memiliki perguruan Buddha yang memiliki hubungan baik dengan universitas Nalanda di India. Tercatat lebih dari 1.000 pendeta belajar Buddhisme di Sriwijaya.

Akan tetapi, kerajaan ini runtuh yang disebabkan oleh berbagai hal. Mulai dari serangan dinasti Chola yang berasal dari Koromandel, kemunculan kerajaan Melayu dan adanya perang dengan kerajaan lain. 

Kerajaan Mataram Kuno

Kerajaan Mataram Kuno

Bagian lain dari 4 kerajaan Buddha di nusantara adalah kerajaan Mataram kuno. Kerajaan ini bertempat di pedalaman Jawa Tengah, tepatnya berada di daerah yang memiliki banyak aliran sungai.

Daerah yang dimaksud belum jelas, tetapi kemungkinan besar berada di daerah Kedu sekitar Prambanan. Menurut prasasti Canggal, kerajaan ini didirikan oleh Sanjaya yang merupakan keturunan kerajaan Kalingga dan kerajaan Galuh.

Hal yang menjadi ciri dari kerajaan Mataram kuno adalah kemajuannya dalam hal budaya. Hal ini terbukti dari banyaknya candi yang dibuat, dua candi besar diantaranya candi Borobudur dan candi Prambanan.

Pembuatan kedua candi besar tersebut dibuat pada masa yang berbeda. Candi Borobudur dibangun pada masa Samaratungga dari dinasti Syailendra. Sedangkan, candi Prambanan dibangun pada masa pemerintahan Rakai Pikatan.

Sebagai bagian dari 4 kerajaan Buddha di Nusantara, pembuatan candi Prambanan tidak selesai langsung. Akan tetapi, candi ini dapat diselesaikan pada masa pemerintahan Daksa dari Dinasti Sanjaya bercorak Hindu.  

Kerajaan Dharmasraya

Kerajaan Dharmasraya

Sejarah kerajaan Dharmasraya berawal dari kemunduran kerajaan Sriwijaya akibat adanya serangan dari Rajendra Chola I. Perang ini juga mengakhiri kekuasaan Wangsa Sailendra atas pulau Sumatra dan Semenanjung Malaya.

Setelah kemunduran tersebut akhirnya muncul sebuah dinasti baru yaitu Wangsa Mauli. Prasasti tertua yang ditemukan adalah prasasti Grahi pada tahun 1183 di bagian selatan Thailand.

Kemunculan kerajaan Dharmasraya sebagai bagian dari 4 kerajaan Buddha di Nusantara juga dibuktikan dengan prasasti Padang Roco. Prasasti ini ditemukan tahun 1286 yang merupakan sebuah arca untuk diletakkan di Dharmasraya.

Dalam Pararaton, Dharmasraya merupakan ibukota dari negeri bhumi malayu. Karena hal itulah Tribhuwanaraja juga bisa disebut sebagai raja Melayu yang kemungkinan besar merupakan keturunan dari Trailokyaraja.

Selain itu, jika berdasarkan Kidung Panji Wijayakrama dan Pararaton, disebutkan bahwa Kertanegara mengirimkan utusan dari Jawa menuju Sumatera. Utusan ini disebut Ekspedisi Pamalayu yang dipimpin oleh Mahisa Anabrang.

4 kerajaan Buddha di nusantara juga memiliki sejarah khusus pada kerajaan Dharmasraya. Dimana, pada tahun 1286 Kertanegara mengirimkan utusan untuk mengantarkan Arca Amoghapasa yang dipahatkan pada prasasti Padang Roco.

Kemudian, tim ekspedisi yang dikirim kembali ke Pulau Jawa dengan membawa putri kerajaan Melayu yaitu Dara Petak dan Dara Jingga. Dara Petak kemudian menikah dengan Raden Wijaya dan melahirkan Jayanagara.

Sementara itu, Dara Jingga menikah dengan sira alaki dewa dan melahirkan Tuan Janaka yang identik dengan Adityawarman. Berdasarkan prasasti Batusangkar, Adityawarman nantinya menjadi Tuan Surawasa.

Follow Primaradio.co.id untuk mendapatkan informasi teruptodate Disini