Kisah Nabi Muhammad SAW Bertemu Lailatul Qadar

Primaradio.co.id – Umat Islam sangat ingin mendapatkan Lailatul Qadar, karena satu malam itu setara dengan seribu tahun, bagaimana kisah Nabi Muhammad SAW bertemu Lailatul Qadar?

Baca juga : Kisah Pernikahan Nabi Muhammad SAW dengan Khadijah

Bahkan satu amalan akan dibalas berkali-kali lipat, sama seperti orang yang beribadah selama 83 tahun. Umat Islam melakukan berbagai macam ritual untuk mendapatkan kemuliaan Lailatul Qadar. Berikut kisah Rasulullah SAW saat malam Lailatul Qadar.

Bagaimana Kisah Nabi Muhammad SAW Bertemu Lailatul Qadar?

Bagaimana Kisah Nabi Muhammad SAW Bertemu Lailatul Qadar?

Pada suatu ketika, di hari-hari terakhir bulan Ramadan, Rasulullah SAW beri’tikaf semalaman. Ada banyak sahabat yang mengikuti jejaknya. Saat Nabi berdiri dan berdoa, para sahabatnya juga berdoa. Ketika dia mengulurkan tangannya untuk berdoa, para sahabatnya serempak mengamini doanya.

Langit mendung tanpa bintang. Tubuh-tubuh yang memenuhi masjid tertiup angin. Dalam riwayat sejarah ini, malam itu adalah malam kedua puluh tujuh Ramadan. Saat Rasulullah SAW dan para sahabat sedang sujud, hujan mulai turun dengan derasnya. Tanpa atap, masjid dibanjiri air hujan.

Salah seorang sahabat Nabi ingin menggugurkan salatnya, Ia bermaksud mencari perlindungan dan melarikan diri dari shaf, namun rencananya digagalkan ketika ia melihat Nabi dan para sahabat lainnya masih sujud dan tidak bergerak. 

Kisah Nabi Muhammad SAW bertemu Lailatul Qadar ini sangat menginspirasi umat muslim untuk mendapatkannya pula.

Rasulullah Menjadi Basah Kuyup Saat Sujud

Rasulullah SAW dan para sahabat yang berada di dalam mesjid basah kuyup oleh hujan deras dari ujung kepala sampai ujung kaki, namun mereka tetap sujud dan tidak bergeming sedikitpun.

Dia basah kuyup dalam sujudnya, namun, tidak bergerak sama sekali. Seolah-olah dia telah memasuki dunia dan melupakan dunia. Dia memasuki dunia kemegahan, dia sedang diterangi oleh cahaya ilahi.

Dia takut keindahan yang dilihatnya akan lenyap jika dia bangkit dari posisi sujudnya. Dia takut jika dia mengangkat kepalanya, cahayanya akan hilang. Dia terpaku dalam sujudnya untuk waktu yang lama. Beberapa sahabat menggigil dan kedinginan. Begitu Rasulullah SAW mengangkat kepalanya dan mengakhiri salatnya, hujan pun reda.

Anas bin Malik sahabat Nabi Muhammad SAW berniat mengambilkan pakaian ganti untuk Rasulullah SAW. Tapi dia menghentikannya dan berkata, “Wahai Anas bin Malik, jangan ambilkan aku apa-apa, mari kita basah bersama-sama, pakaian kita akan kering dengan sendirinya.”

Sangat menakjubkan bukan Kisah Nabi Muhammad SAW bertemu Lailatul Qadar? Semoga malam Ramadan yang tersisa dapat kita manfaatkan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meraih Lailatul Qadar, Aamiin.

Bagaimana Ciri-Ciri Malam Lailatul Qadar?

Menjelang sepertiga akhir Ramadan, banyak umat Islam yang berupaya meningkatkan kualitas ibadahnya.

Tingkatkan ketekunan Anda dengan mendengarkan ceramah, membaca Al-Qur’an, membaca dzikir, dan berdoa di tengah malam, hingga sepertiga malam. Hal ini dilakukan agar memperoleh manfaat Lailatul Qadar, malam diturunkannya Al-Qur’an.

Malam ini memiliki keistimewaan yang luar biasa. Lailatul Qadar satu malam setara dengan lebih dari 1.000 bulan atau kurang lebih 83 tahun. Malam ini adalah saat penentuan nasib kita 1 tahun kedepan. 

  1. Rasanya Sangat Nikmat Melakukan Ibadah

Setiap mukmin akan berusaha untuk mencapai keutamaan malam Lailatu Qadar. Mulai dari awal maghrib hingga subuh, diperlukan berbagai bentuk ibadah. Di antara ciri-ciri Lailatul Qadar menurut para ulama adalah perasaan bahwa ibadah menjadi lebih khusyuk. Saat beribadah pada malam itu, hati terasa sangat khusyuk.

Namun, ciri-ciri Lailatul Qadar ini bukanlah indikator yang dapat dilihat secara universal. Hal ini karena mungkin bagi orang-orang yang malamnya selalu diisi dengan ibadah dan hatinya selalu tenang dan tenteram. Dalam kisah Nabi Muhammad SAW bertemu Lailatul Qadar, bahkan beliau tetap beribadah walaupun diguyur hujan.

  1. Keadaan Alam Menjadi Lebih Tenang

Malam Lailatul Qadar begitu istimewa sehingga Jibril dan seluruh malaikat turun ke bumi untuk mendoakan orang-orang beriman yang berdoa dan membacakan dzikir kepada Tuhan semesta alam. Ini membuat bumi menjadi padat dan sesak.

Dalam sambutannya, Ustadz Adi Hidayat mengumpamakan banyak kelereng di sebuah wadah. Kelereng akan bergerak bebas saat wadah digeser. Namun, jika wadah penuh dengan kelereng, kelereng tidak akan mudah bergerak.

Begitulah sebagian ulama menggambarkan malam Lailatul Qadar. Karena bumi begitu padat karena kehadiran malaikat, alam menjadi lebih tenang dan tidak banyak bergerak.

  1. Suhunya Tidak Panas dan Tidak Dingin

Demikian pula, udara di bumi tidak panas atau dingin karena iklim alami planet ini. Dengan demikian, penghuni planet ini akan merasakan kemudahan dan kenyamanan. Anda bisa membaca kisah Nabi Muhammad SAW bertemu Lailatul Qadar, tergambar suasana sangat nyaman.

  1. Matahari Terbit dengan Teduh

Biasanya, kita hanya mengetahui ciri-ciri Lailatul Qadar yang dapat dirasakan atau diamati, namun tidak mengetahui kapan Lailatul Qadar akan terjadi atau pada saat apa.

Bahkan, biasanya terasa setelah malam Lailatul Qadar tiba. Salah satu ciri khasnya adalah suasana saat matahari terbit keesokan paginya, sangat teduh dan nyaman.

  1. Bulan Tampak Berukuran Separuh Nampan

Ciri-ciri Lailatul Qadar menurut para ulama dapat diketahui dari bentuk bulan pada malam tersebut. Hal ini berdasarkan hadits Nabi, dimana dalam kisah Nabi Muhammad SAW bertemu Lailatul Qadar, bumi nampak tenang dan nyaman.

Follow Primaradio.co.id untuk mendapatkan informasi teruptodate Disini