Salah Satu Masjid Tertua, Masjid Saka Tunggal Banyumas

  1. Tidak Mempunyai Pengeras Suara

Sampai sekarang ini Masjid baitussalam masih tetap bertahan pada kebiasaan yang tidak memanfaatkan pengeras suara. Walaupun demikian, suara adzan yang berasal dari empat muazin sekaligus, jadi tetap terdengar merdu dan keras.

  1. Ritual Ganti Jaro

Ritual ini merupakan pergantian pagar bambu masjid dan dilakukan semua warga desa Cikakak. Ketika membuat pagar, ada pantangan yang harus diperhatikan yakni tidak boleh berbicara dengan suara keras serta alas kaki.

Jadi yang terdengar ialah suara memukul pagar bambunya saja. Karena ini melibatkan hingga ratusan warga, jadi pengerjaannya juga hanya memerlukan waktu 2 jam saja sampai selesai sepanjang 200 meter.

Arsitektur Masjid Saka Tunggal Banyumas

Arsitektur Masjid Saka Tunggal Banyumas

Menurut catatan dari Awaliyah Muzhaffarah mengungkapkan jika masjidnya tersebut memakai atap sirap kayu. Bukan hanya itu, material pada dinding masjidnya pada mulanya juga merupakan kayu serta anyaman bambu.

Akan tetapi kemudian dilakukan penambahan pada dinding bata pada bagian luarnya masjid bertujuan untuk pemeliharaan. Apalagi bangunan ini merupakan salah satu masjid tertua di Indonesia.

Berdasarkan penelitian, Masjid Saka Tunggal ini interiornya dari anyaman bambu dan dipakai sebagai partisi antar ruang serta material plafon. Pada kolom utama masjid dibuat menggunakan kayu solid tanpa sambungan.

Pada kolom masjid tersebut juga dihias dengan 4 buah sayap serta penuh ukiran flora. Empat sayap itu melambangkan empat mata angin serta satu pusat.

Baca juga : 4 Masjid Bersejarah di Maluku Paling Populer dan Masyhur Sejak Lama

Bagian mimbar masjid ada ukiran dua buah surya mandala melambangkan pedoman Islam yakni Al Quran dan hadist. Banyak tokoh daerah sampai nasional yang berkunjung ke salah satu masjid tertua Jawa ini.

Follow Primaradio.co.id untuk mendapatkan informasi teruptodate Disini