Seni dan Budaya Peninggalan Wali Songo yang Masih Terjaga

Adanya peninggalan Wali Songo yang masih terjaga hingga saat ini merupakan bukti penyebaran Islam. Tidak hanya berupa bangunan saja, para wali penyebar Islam ini juga meninggalkan seni dan kebudayaan hingga menjadi adat yang kental.

Baca juga : Rukun Shalat Ada Berapa? Ini Penjelasan & Hukumnya (Lengkap)

Seni dan kebudayaan memang menjadi salah satu metode dalam proses Islamisasi karena masyarakat pada masa itu masih lekat dengan agama lama. Berbagai unsur permainan maupun kesenian membuat masyarakat tidak merasa jenuh saat belajar agama Islam.

Meskipun unsur-unsurnya cukup sederhana, namun kesenian peninggalan Wali Songo ini memiliki nilai dan sarat makna. Pesan moral yang tersampaikan lewat seni budaya memiliki multidimensi baik secara spiritual maupun sosial.

Hasilnya, banyak masyarakat pada masa itu menerima ajaran tauhid dan mengucapkan dua kalimat syahadat. Pada akhirnya, berkat metode dari Wali Songo tersebut kini Islam menjadi agama mayoritas masyarakat Indonesia.

Seni dan Budaya Peninggalan Walisongo

Seni dan Budaya Peninggalan Walisongo

Ada cukup banyak kesenian dan budaya peninggalan Wali Songo yang masih terjaga saat ini dan bahkan sangat dekat dengan masyarakat Indonesia. Berikut adalah beberapa kesenian sebagai metode proses Islamisasi pada masa Wali Songo.

  1. Suluk

Suluk secara harfiah memiliki arti menempuh (jalan), sementara kaitannya dengan Islam adalah menuju Allah. Menempuh jalan suluk atau bersuluk artinya disiplin melaksanakan syariat dan hakikat dalam agama Islam.

Sementara itu, suluk dalam kesenian merupakan salah satu jenis karangan tasawuf atau karya sastra bagi masyarakat modern. Cara membaca suluk berbeda dengan karya tulis lainnya, sebab harus menggunakan nada atau emosi naik turun.

Karya seni suluk merupakan peninggalan Wali Songo, yaitu Sunan Bonang, ketika sedang menyebarkan dakwah Islam pada abad-15. Ada beberapa karya suluk, salah satunya Wijil yang cukup kental dengan kitab as-Shidiq karya Abu Said al-Khayr.

  1. Tembang

Tembang atau lagu merupakan salah satu cara menyebarkan dakwah Islam oleh Sunan Kalijaga. Ada cukup banyak lagu Sunan Kalijaga yang sampai saat ini masyarakat masih melantunkannya, misalnya Lir-Ilir, Rumeksp Ing Wengi, Gundul Pacul, Turi Putih, dan lainnya.

Peninggalan Wali Songo berupa tembang umumnya berisi petuah hidup dan doa-doa. Misalnya saja tembang Rumekso Ing Wengi berisi doa malam setelah tahajud, sebab saat itu masyarakat masih kesulitan menghafalkan doa-doa berbahasa Arab.

Lagu dolanan seperti Gundul Pacul meskipun berbahasa Jawa, namun sebenarnya digubah oleh Sunan Kalijaga dari bahasa Arab. Dalam tembang tersebut menyimpan filosofi mengenai kehidupan masyarakat Jawa maupun ajaran Islam.

  1. Wayang

Wayang merupakan peninggalan Wali Songo yang saat ini sudah jarang ada, namun tetap menjadi hiburan bagi sebagian orang. Cukup banyak penggiat budaya yang melestarikan wayang tidak hanya sebagai hiburan saja, namun juga makna dan filosofinya.

Sunan Kalijaga merupakan satu-satunya wali keturunan Jawa sehingga sangat dekat dengan kebudayaan dan keseniannya. Hal inilah kenapa beliau menggunakan wayang menjadi salah satu proses Islamisasi karena akan lebih mudah penerimaannya.

Pementasan wayang menggunakan cerita Ramayana dan Mahabarata, namun Sunan Kalijaga telah mengubahnya untuk memasukkan nilai tasawuf. Cerita-cerita ini juga telah mengalami akulturisasi serta sudah tersisip ajaran-ajaran Islam.

Salah satu lakon dari Sunan Kalijaga adalah Jimat Kalimosodo, merupakan cerita tentang pencarian jimat bernama Kalimosodo. Sebenarnya, jimat Kalimosodo merupakan kiasan dari dua kalimat syahadat.

Hingga saat ini, peninggalan Wali Songo berupa lakon wayang berbau Islami masih tetap banyak dimainkan. Sebab media hiburan dan dakwah ini tidak hanya melekat pada masyarakat pada saat itu, namun juga masa modern sekarang.

  1. Gamelan

Tidak hanya melalui tembang dan wayang saja, gamelan juga sangat berpengaruh dalam perkembangan Islam tanah Jawa. Gamelan sampai saat ini menjadi alat musik tradisional yang masih lestari sampai sekarang.

Gamelan menjadi salah satu peninggalan Wali Songo sebagai media berdakwah sangat efektif. Sunan Bonang biasanya menggunakan berbagai alat musik seperti bonang, kenong, gong, demung, slentem, peking, gender, juga banyak lainnya.

Jika memainkan setiap instrumennya, maka akan membentuk nada pentatonis yang sangat merdu terdengar. Inilah yang kemudian menarik banyak orang untuk datang dan mendengarkan dakwah dari Sunan Bonang.

Saat ini gamelan lebih umum terbuat dari bahan logam, namun tetap menghasilkan suara yang merdu. Orang-orang kini lebih banyak melantunkan gamelan untuk acara tertentu seperti pernikahan atau khitanan.

  1. Jelungan

Jelungan terlihat seperti permainan anak biasa, namun sebenarnya merupakan kesenian yang membawa pesan Islam. Jelungan menjadi peninggalan Wali Songo yaitu Sunan Giri, juga sangat membantu penyebaran agama tauhid pada masa itu.

Prinsip permainannya sendiri, pemenang akan bersembunyi sementara pemain yang kalah harus berusaha mencarinya. Pemain yang kalah juga tidak boleh meninggalkan terlalu jauh pangkalan atau batang pohon yang sudah menjadi ketentuan awal.

Permainan ini memiliki filosofi mengenai seorang yang berpegang teguh pada ajaran tauhid Islam. Seseorang tersebut akan selamat dari godaan setan atau iblis, yaitu pemburu sebagai perlambangannya. 

Follow Primaradio.co.id untuk mendapatkan informasi teruptodate Disini