Ratib Al Hadad PDF Lengkap Arab, Latin dan Terjemahnya

Primaradio.co.id – Dzikir secara bahasa artinya adalah mengingat Allah. Oleh karena itu Allah sangat menyukai siapa saja dari hamba-hamba Nya yang sering berdzikir mengingat-Nya.  Bacaan dzikir bisa mengikuti apa-apa yang dicontohkan Rasulullah shalallahu alahi wa sallam atau dzikir yang disusun ulama seperti ratib al hadad.

Dzikir yang dicontohkan Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam disebut sebagai dzikir ma’tsur. Contoh dzikir yang dicontohkan Baginda adalah dzikir yang biasa kita baca pagi dan petang. Sementara dzikir yang disusun ulama biasanya didasarkan kepada ayat Al Quran dan juga dzikir yang diajarkan Baginda Nabi.

Ratib al hadad adalah dzikir yang disusun oleh ulama besar bernama Habib Abdullah bin Alwi bin Muhammad al Haddad, seorang ulama asal Hadramaut pada abad ke 11 Hijriah. Dzikir ini biasa diamalkan di pesantren karena punya banyak keutamaan dan manfaat luar biasa bagi kehidupan dunia dan akhirat.

Pengertian Ratib

Pengertian Ratib

Apa itu ratib al hadad? Untuk menjawab pertanyaan ini maka pertama-tama kita harus memahami arti ratib terlebih dahulu.

Ratib atau ratiban merupakan istilah yang sudah lumrah di kalangan kaum muslim tanah air terutama yang memiliki latar belakang pesantren. Ratib diambil dari kata rotaba yartubu rotban yang artinya secara bahasa adalah diam, tetap atau tidak bergerak.

Sehingga arti kata ratib secara istilah adalah penjagaan untuk melindungi segala sesuatu maupun penjagaan untuk manusia yang dilakukan secara rutin. Sebenarnya ada beberapa jenis ratib yang disusun oleh banyak ulama ahlus sunnah wal jamaah di seluruh dunia.

Namun ratib al hadad adalah ratib yang paling termasyhur di antara ratin lainnya. Di Indonesia sendiri, ada setidaknya 3 jenis ratib yang populer yakni ratibul hadad, ratib al athas dan ratib al idrus.

Ulama besar Alwi al Haddad mengartikan ratib sebagai kumpulan berbagai ayat-ayat Al Quran serta rangkaian kalimat dzikir yang bisa diucapkan atau diwiridkan berulang-ulang. Tujuan mewiridkan ratib adalah untuk semain mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

Banyak kaum muslimin yakin bahwa apabila kita rutin melisankan dzikir kepada Allah maka iman dan aqidah tauhid kita pun akan semakin mantap.

Sejarah Dzikir Ratib al Haddad

Sejarah Dzikir Ratib al Haddad

Penulis ratib al hadad adalah Habib ‘Abdullah bin Alwi bin Muhammad al Haddad, seorang ulama besar asal Hadramaut. Nama ratib diambil dari nama ulama yang menyusun dzikir tersebut. Beliau menyusun ratib di tempat kelahirannya di Hadramaut.

Beliau menyusun ratib karena diminta oleh salah seorang muridnya yakni Amir dan keluarga Bani Sa’ad. Sejarah ratib al hadad dimulai ketikaaliran sesat sedang merajalela di kampung Amir sehingga membuat Amir pun resah.

Ia memutuskan untuk menemui Habib Abdullah dan meminta agar dibacakan dzikir yang bisa mereka amalkan untuk mencegah mereka dari kesesatan dan menyelamatkan diri para penduduk.

Habib Abdullah bin Alwi lantas menyusun ratib al hadad dan kemudian pertama kali dibacakan di kampung Amir di kota Syibam. Sebelumnya Amir sudah mendapat izin dan ijazah dari gurunya untuk membacakan ratib tersebut.

Selanjutnya ratib kemudian dibacakan di Masjid al Hawi yang terletak di kota Tarim di tahun 1661 M atau 1072 H. Ratibul hadad biasa dibaca sesudah shalat isya secara berjamaah. Ketika bulan Ramadhan, jamaah membaca ratib ini sembari menunggu masuknya sholat Isya dan tarawih.

Habib Abdullah bin Alwi menyusun ratib ini dari beberapa ayat-ayat Al Quran dan dzikir yang dibaca oleh Rasulullah shalallahu alahi wa sallam.

Ayat dan lafadz dzikir yang dikumpulkan tersebut memiliki keutamaan berupa permohonan keselamatan kepada Allah subhanahu wa ta’ala agar dijauhkan dari berbagai kesesatan yang berkembang di masyarakat.

Tatkala Habib Abdullah bin Alwi sedang menunaikan ibadah haji di Mekah dan Madinah, beliau pun mulai memperkenalkan ratib tersebut. Hal itu merupakan awal mula dzikir ini berkembang di daerah-daerah lain di luar Hadramaut.

Kumpulan Bacaan Ratib Al Hadad Lengkap

Kumpulan Bacaan Ratib Al Hadad Lengkap

Untuk memudahkan siapa saja yang ingin mengamalkan dzikir ini di waktu malam setelah sholat Isya, artikel ini sudah merangkum susunan ratib al hadad lengkap. Ratib ini disusun dari ayat al Quran di bagian awal kemudian dilanjutkan dengan dzikir yang dianjurkan Nabi Muhammad shalallahu alahi wa sallam.

1. Surah al Fatihah yang berkedudukan sebagai tawasul ratib al hadad yakni sarana yang membuka permintaan dan permohonan doa kita kepada Allah agar terkabul. Apalagi al Fatihah merupakan Ummul Qur’an atau induk al Qur’an yang mana seluruh surah terangkum di dalam surah yang agung ini.

2. Membaca surah Al Baqarah ayat 255 atau disebut Ayat Kursi

3. Membaca surah Al Baqarah ayat 284 sampai 286

4. Membaca surah al Ikhlas dibaca berulang sebanyak 3 kali

5. Membaca surah Al Falaq sebanyak satu kali

6. Membaca surah An Nas sebanyak satu kali

7. Selanjutnya baca dzikir dan doa yang diajarkan Rasulullah shalallahu alahi wa sallam di dalam hadis shahih. Berikut bacaan ratib al hadad latin dan artinya

. لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Tiada Tuhan Melainkan Allah, Yang satu dan tiada sekutu bagi- Nya. Bagi-Nya segala kekuasaan, dan bagi-Nya segala pujian. Dialah yang menghidupkan dan yang mematikan, dan Dia sangat berkuasa atas segala sesuatu  (3X)

Follow Primaradio.co.id untuk mendapatkan informasi teruptodate Disini