Pengumpulan Laporan Pengamatan Hilal
Sebelum sidang isbat dilaksanakan, dilakukan pengumpulan laporan pengamatan hilal dari berbagai wilayah di Indonesia. Para pengamat hilal di masing-masing daerah melaporkan hasil pengamatannya kepada MUI.
Laporan ini berisi data tentang penampakan hilal, seperti posisi dan tingkat kecerahan hilal pada waktu tertentu.
Analisis dan Evaluasi Laporan
Setelah pengumpulan laporan selesai, para ahli astronomi yang terlibat dalam sidang isbat melakukan analisis dan evaluasi terhadap laporan tersebut. Mereka menggunakan perhitungan ilmiah dan pengetahuan tentang pergerakan bulan dan hilal untuk memastikan keberadaan hilal secara akurat.
Diskusi dan Pertemuan
Sidang isbat dilaksanakan pada malam terakhir bulan Hijriyah sebelum bulan baru. Para ulama, tokoh agama, dan ahli astronomi berkumpul untuk berdiskusi dan mendiskusikan laporan pengamatan hilal serta hasil analisis yang telah dilakukan.
Mereka saling bertukar informasi dan pandangan untuk mencapai kesepakatan dalam penetapan awal bulan. Diskusi ini dilakukan dengan tujuan untuk mencapai kesepakatan yang akurat dan adil mengenai kapan bulan baru dimulai.
Penentuan Awal Bulan
Setelah melalui diskusi dan pertukaran pendapat, para ulama dan tokoh agama mengambil keputusan dalam penetapan awal bulan. Keputusan ini didasarkan pada analisis ilmiah, pandangan agama, dan pertimbangan lain yang relevan.
Setelah keputusan penetapan awal bulan diambil, MUI mengumumkannya kepada masyarakat melalui media massa dan saluran komunikasi lainnya. Pengumuman ini penting agar umat Islam di Indonesia dapat mengetahui awal bulan Hijriyah yang telah ditetapkan.
Baca juga : Niat Puasa Nisfu Syaban Arab, Latin, Artinya dan Dalil-nya
Informasi tersebut digunakan sebagai acuan dalam menjalankan ibadah-ibadah yang terkait dengan penanggalan Hijriyah. Dari beberapa penjelasan yang sudah kita berikan, semoga kalian sudah memahami apa itu sidang isbat dengan baik.
