Perbedaan Masjid, Musala, Surau dan Langgar

primaradio.co.id – Di Indonesia sendiri, umat Islam mengenal banyak istilah guna menyebut tempat ibadahnya. Ada Masjid, Langgar, Musala dan tempat ibadah lainnya seperti di SPBU, Mall dan masih banyak lagi. Dari semua istilah tersebut, bisa jadi Anda masih bingung perbedaan Masjid, Musala, Surau dan langgar.  

Baca juga : Sejarah Masjid Raya Baiturrahman, Masjid Terkenal di Aceh

Tetapi yang pasti, sebagai umat Islam kita tidak harus memperdebatkannya sebab pada intinya semua tempat tersebut merupakan tempat untuk bersujud dan beribadah kepada Allah SWT. Secara bahasa, Masjid, Musala, Surau dan Langgar berdasarkan para ulama mempunyai arti tempat sujud. Sementara itu, menurut istilahnya, semuanya bermakna sebuah tempat tertentu yang mendirikan salat wajib lima waktu yang sifatnya terus-menerus dan kedudukan tanahnya merupakan wakaf. 

Lalu, berdasarkan Mazhab Syafi’i dan Mazhab Hanafi. Masjid, Musala, Surau dan Langgar berartikan sebuah tempat yang sudah diwakafkan. Lalu, dipakai guna mendirikan salat berjamaah dan disunahkan guna mengerjakan salat tahiyatul masjid dan i’tikaf. Bila diuraikan satu per satu, maka perbedaan dari semua tempat ibadah tersebut, seperti berikut. 

Inilah Perbedaan Masjid, Musala, Surau dan Langgar 

Surau dan Langgar 

Untuk Anda yang ingin memahami lebih dalam mengenai perbedaan Masjid, Musala, Surau dan Langgar, maka Anda bisa simak ulasan berikut untuk lebih jelasnya. 

  1. Masjid 

Masjid asalnya dari bahasa Arab yang mempunyai arti tempat untuk sujud. Di Indonesia sendiri masjid adalah tempat umat Islam untuk menunaikan salat berjamaah secara terus-menerus, tidak terkecuali salat Jum’at. Adapun masjid yang biasa melaksanakan salat Jum’at, secara lebih spesifik terkenal dengan sebutan Masjid Jami’. 

  1. Musala 

Perbedaan Masjid, Musala, Surau dan Langgar berikutnya adalah musala yang asalnya dari bahasa Arab yang berarti tempat untuk salat sehingga kedudukan dan artinya sama seperti masjid. Musala menurut Mazhab Syafi’i pun berdiri di atas tanah wakaf. Tidak hanya itu, biasanya Musala tidak dipakai untuk salat Jum’at. 

Walaupun pada keadaan tertentu bisa melaksanakan salat Jum’at di Musala. Lalu, di Musala pun salat sunnah disarankan untuk umat Islam tetap disebut salat tahiyatul masjid bukanlah menjadi salat tahiyatul Masjid. 

  1. Surau 

Istilah Surau biasanya ditemukan di wilayah yang ditempati oleh suku Melayu. Surau merupakan Masjid atau Musala yang menempati ruang yang tidak begitu luas dan umumnya terletak di dalam gedung yang cukup besar. 

Disana penyelenggara salat tergantung pada jam gedung utama di buka. Ada yang dipakai guna menggelar salat Jumat dan bisa jadi pula dipakai guna melaksanakan salat hari raya secara terbatas hanya untuk penghuni gedung utama saja, bila surau tersebut terletak di gedung utama seperti rumah sakit, bandara, terminal, pelabuhan dan lainnya. 

  1. Langgar 

Perbedaan Masjid, Musala, Surau dan Langgar berikutnya adalah Istilah Langgar yang asalnya dari bahasa Indonesia. Tetapi secara arti, hukum dan kedudukannya tetap sama seperti Musala, Masjid dan Surau. Hanya saja, Langgar lebih mirip seperti musala sebab di tempat ini tidak dilaksanakan salat Jumat. Walaupun pada keadaan dan situasi tertentu pun diperbolehkan untuk melakukan salat Jum’at. 

Beberapa Masjid Bersejarah di Indonesia 

Surau dan Langgar 

Setelah mengetahui perbedaannya yang sebetulnya hampir sama, selanjutnya kami akan membahas beberapa Masjid di Indonesia yang memiliki sejarah. Masjid-Masjid tersebut seperti dibawah ini. 

  1. Masjid Raya Baiturrahman

Masjid yang didirikan oleh Sultan Iskandar Muda di tahun 1612 ini pun banyak yang mengatakan bila didirikan pada tahun 1292 oleh Sultan Alaidin Mahmudsyah. Di zaman penjajahan Belanda, Masjid ini pernah diruntuhkan pada tahun 1873. Tetapi, Belanda memutuskan untuk membuat kembali Masjid ini pada tahun 1877, sebagai bentuk permintaan maaf karena rusaknya bangunan Masjid sebelumnya. 

Akhirnya pembangunan Masjid tersebut baru dilakukan di tahun 1879, masjid ini selesai didirikan di tahun 1883 dan masih berdiri sampai sekarang. Ketika bencana Tsunami tahun 2004 silam, Masjid Raya Baiturrahman sama sekali tidak mengalami kerusakan dan dijadikan tempat pengungsian para korban tsunami. 

  1. Masjid Raya Medan 

Masjid yang dikenal sebagai Masjid Al-Mashun ini didirikan di tahun 1906 dan selesai di tahun 1909. Masjid ini didirikan oleh Sultan Makmun Al Rasyid Perkasa Alam. Kemewahan dari Masjid ini memang secara sengaja dibuat karena menurut Sultan, Masjid ini wajib lebih megah dibandingkan Istana Maimun. 

Beberapa material bangunan untuk Masjid ini diimpor langsung dari Jerman dan Italia untuk dekorasi marmer, kaca yang diimpor dari Cina dan lampu gantung dari Prancis. Bahkan masjid Raya Medan ini diarsiteki oleh arsitek asal Belanda, JA Tingdeman membuat bangunan ini dengan corak bangunan Timur Tengah, Melayu, Eropa dan Maroko. 

  1. Masjid Raya Ganting 

Berdasarkan sejarahnya, awalnya Masjid ini dibangun pada tahun 1700 an. Tetapi, bangunan Masjid ini beberapa kali dipindah hingga pada akhirnya ada di wilayah Ganting, Kota Padang, Sumatera Barat pada tahun 1805. 

Atapnya yang memiliki bentuk persegi delapan tersebut dibuat oleh para pekerja dari China yang membantu membuat Masjid ini, sesudah Belanda menambahkan bangunan Masjid ini menjadi kompensasi dipakainya tanah wakaf guna jalur transportasi pabrik semen ke Pelabuhan. 

Follow Primaradio.co.id untuk mendapatkan informasi teruptodate Disini