3 Kawasan Kota Tua Surabaya yang Kental dengan Nilai Sejarah

Kawasan Kota Tua Surabaya merupakan tempat wisata yang dapat kita kunjungi, terutama jelang hari libur sekolah akhir tahun ini. Liburan dan bepergian ke berbagai tempat wisata penting sekali untuk kita lakukan.

Baca Juga : Sejarah Kota Depok yang Menarik untuk Anda Ketahui

Selain merefresh otak dari tugas sekolah, tapi juga kegiatan pekerjaan orang dewasa yang memberatkan pikiran. Selain liburan biasa, dengan mengunjungi kawasan ini dapat memberikan pengetahuan lebih.

Jika kalian merasa tertarik ingin berkunjung ke kawasan Kota Tua Surabaya perlu mengetahui tentang tempatnya terlebih dahulu. Apa saja daya tarik dari objek wisata tersebut tawarkan bagi para pengunjungnya.

Mengenal Kawasan Kota Tua Surabaya

Kawasan Kota Tua Surabaya

Kawasan ini sebelumnya sudah tidak menjadi tempat wisata lagi, namun kini pihak pemerintah berniat menghidupkannya lagi. Akan menjadi wisata terbaru Surabaya dengan nilai sejarah begitu kuat, juga menunjukan arsitektur lawas.

Selain itu, kawasan Kota Tua Surabaya menawarkan keberagaman budaya dan targetnya pada bulan Desember 2023 ini. Setidaknya ada tiga wilayah yang termasuk dalam wisata satu ini. Yakni kawasan, Ampel, China, dan Eropa.

Ketiganya menawarkan keberagaman budaya berbeda-beda tapi tetap kental dengan nuansa Madura dan Jawa, kemudian Arab juga China. Menjadi perpaduan unik sekali untuk kita ketahui.

Dengan hadirnya tempat wisata baru ini, pemerintah kota berharap tidak hanya populer sebagai kota bisnis dan jasa, tapi juga sebagai destinasi sejarah arsitektur kuno yang sarat dengan sejarah. Termasuk toleransi antar warga, juga keberagaman budaya yang ada.

Wiwiek selaku Kepala Disbudporapar Surabaya menyampaikan ada tiga zona, menunjukan ini merupakan satu kompleks Kota Tua. Yang mana bagiannya meliputi:

  1. Kawasan Eropa melalui Jalan Kalimas, Jl.Veteran, Jl.Sikatan, dan Jl.Rajawali. Terdapat pemukiman juga perkantoran dari bangsa Eropa yang ada pada masa kolonial dulu. Selain itu ada penjara Kalisosok tidak kalah menarik kalian kunjungi.
  2. Kawasan Pecinaan; Jl.Karet, Jl.Kembang Jepun, dan Jl.Panggung. Menjadi pusat perdagangan bangsa Tionghoa pada masa Belanda dulu.
  3. Kawasan Ampel; Jl.Pegirian, Jl.Sasak, sampai Jl.KH Mansyur. Jalan ini merupakan pemukiman etnis Arab berada di Surabaya, terdapat Makam dari Sunan Ampel juga Masjid Ampel sampai saat ini menjadi wisata religi.

Untuk mengetahuinya lebih jauh lagi, mari kita bahas 3 kawasan Kota Tua Surabaya secara lengkap. Pastikan kalian menyimak pembahasan tiga kawasan sejarah Surabaya ini sampai selesai.

3 Kawasan Kota Tua Surabaya

Kawasan Kota Tua Surabaya

Ada tiga wilayah menyuguhkan budaya, arsitektur, juga sejarah yang berbeda satu sama lain ketika kalian mengunjungi kawasan ini secara langsung. Sehingga tidak hanya bisa berfoto-foto cantik saja, tapi juga mengetahui sejarah lebih dalam.

Mari kita mulai dengan sisi kawasan Kota Tua Surabaya yang sarat dengan kebudayaan Jawa dan Arab.

Ampel

Kawasan Kota Tua Surabaya ini menawarkan zona Arab, menjadi tempat wisata religi bagi umat muslim. Karena terdapat makam dari Sunan Ampel, merupakan seorang Wali Songo yang menyebarkan ajaran islam di Tanah Jawa.

Selain itu juga ada masjid Ampel yang menjadi pusat sentra penyebaran peradaban budaya agama islam atau masyarakat lebih mengenalnya budaya arab di Surabaya. Kalian dapat mengeksplor Jalan Sasak juga Kampung Arab.

Bukan hanya itu saja, pada tempat ini juga ada makam dari Sunan Botoputih, salah satu tokoh berperan cukup penting dalam perkembangan islam pada pulau Jawa. Pemakaman tersebut adalah kompleks makamnya sunan juga bangsawan-bangsawan dari Surabaya.

Daya tarik lainnya yang dapat kalian nikmati selama menelusuri kawasan Kota Tua Surabaya satu ini memiliki arsitektur bangunan begitu otentik. Terdapat gapura makam dengan gaya ornamen ala keraton.

Selain menyimpan berbagai sejarah menarik, tapi menjadi tempat wisata kuliner khas dari Timur Tengah. Juga jadi salah satu tempat untuk membeli buah tangan umroh serta haji. Serta menjadi pusat perekonomian warga sekitar.

Pecinaan

Selanjutnya ada Kawasan Pecinaan berada pada sisi timur kota tua yang dikenal juga sebagai Kembang Jepun. Pada tempat ini masih banyak rumah bersejarah berdiri juga aktif, salah satunya ada rumah Abu Han dan Hok An Kiong.

Zaman dahulu kawasan Kota Tua Surabaya ini adalah pusat pemukiman serta perdagangan masyarakat Tionghoa pada masa kolonial Belanda. Pebisnis Tionghoa memilih jalur yang dekat dengan sungai sebagai sarana transportasi utama menyokong perdagangannya.

Pusatnya sendiri berada pada Jalan panggung, lokasi yang memiliki sejumlah ruko juga pergudangan milik para pebisnis Tionghoa pada era kolonial. Ini berbatasan langsung dengan tepian Kalimas.

Selain itu pada Jl.Gula, menjadi tempat dengan daya tarik kuat bagi wisatawan karena menyimpan banyak bangunan cantik dengan arsitektur yang vintage. Jadi sedikit orang-orang menjadikannya sebagai spot foto terbaik salah satunya untuk prewedding.

Kota Tua Surabaya Eropa

Berdasarkan penuturan dari Wiwiek, kawasan Kota Tua Surabaya ini menjadi lokasi paling penuh dengan nilai sejarahnya. Seperti adanya sosok Jayengrono, dalam sejarah disebutkan ia merupakan Adipati pertama yang ada di Surabaya.

Namanya bahkan menjadi nama taman yang kini sudah berubah menjadi Taman Sejarah di Jembatan Merah. Bukan hanya itu saja, nilai sejarah penting lainnya pada kawasan ini pernah terjadi baku tembak lebih tepatnya pada Gedung Internatio.

Kejadian tersebut terjadi di area Jembatan Merah pada tanggal 30 Oktober pada tahun 1945. Kejadian tersebut berhasil merenggut nyawa salah satu Brigadir yang berpengaruh pada masa tersebut.

Kemudian juga ada Hotel Arcadia menjadi wisata karena kekhasan arsitekturnya. Juga ada bangunan Penjara Kalisosok yang Belanda bangun saat kepemimpinan Herman Williem Daendels 1 September 1808.

Kemudian tepat pada sebrang penjara tersebut, masyarakat juga bisa bernostalgia dengan telepon umum milik Grapari yang masih terpajang tapi tidak berfungsi lagi. Selain juga terdapat kawasan para tukang becak masih aktif bekerja bisa kalian naiki.

Sedangkan masih ada kampung Pabrik Siropen menyimpan bangunan dengan gaya arsitektur lawas khas Eropa. Sehingga kalian dapat menikmati suasana heritage, vintage, sangat cantik jadi spot foto.

Selain daya tarik tersebut, pemerintah kota juga memiliki alasan lain mengapa kawasan ini kembali hidup. Karena kini masyarakat banyak mencari spot foto dengan gaya vintage dari bangunan lawas seperti yang kota Surabaya miliki.

Follow Primaradio.co.id untuk mendapatkan informasi teruptodate Disini