Efek Samping Operasi Plastik, Sementara serta Jangka Panjang

Primaradio.co.id – Efek samping operasi plastik bisa terjadi pada beberapa orang, terlepas dari tujuan melakukannya. Baik alasan kesehatan maupun kecantikan, salah satu prosedur medis ini tetap dapat menghasilkan komplikasi maupun efek samping.

Baca juga : Mengenal Efek Samping Berolahraga Gym Berlebihan Tanpa Henti

Risiko ini bisa muncul sementara hingga jangka panjang, apalagi semakin sering dilakukan, risiko tentu semakin besar. Apabila Anda berniat melakukan prosedur ini, baiknya pahami berbagai kemungkinan risikonya, meskipun tidak selalu terjadi.

14 Efek Samping Operasi Plastik, Hasil Tidak sesuai hingga Komplikasi

14 Efek Samping Operasi Plastik, Hasil Tidak sesuai hingga Komplikasi

Sebelum membahas mengenai efeknya, akan kami jelaskan secara singkat mengenai prosedur medis ini. Bedah plastik sendiri merupakan salah satu cabang Ilmu Kedokteran, tujuannya untuk memperbaiki atau rekonstruksi bagian tubuh manusia.

Umumnya dibagi menjadi dua jenis, yaitu pembedahan kosmetik dan rekonstruksi. Kurang lebih ada tujuh peminatan klinis di dalamnya, termasuk bedah mikro, kraniofasial, hingga luka bakar yang pastinya punya beberapa risiko.

  1. Seroma

Kemungkinan risiko pertama adalah seroma, merupakan kondisi saat terkumpulnya cairan tubuh steril di bawah permukaan kulit. Mengakibatkan pembengkakan disertai rasa nyeri, merupakan efek paling umum terjadi setelah prosedur pengencangan perut.

Kisaran 15% hingga 30% pasien yang lakukan prosedur ini alami efek samping operasi plastik berupa seroma. Cara mengatasi seroma ini sendiri dengan mengeluarkan cairannya menggunakan jarum suntik.

  1. Emboli Paru serta Trombosis Vena dalam

Trombosis vena dalam atau DVT merupakan salah satu risiko jalani prosedur tersebut, saat gumpalan darah terbentuk di vena dalam. Umumnya terjadi di kaki, tetapi bisa masuk ke aliran darah.

Saat arteri paru-paru bagian dalam mengalami penyumbatan, maka disebut emboli paru. Memang jarang terjadi, tetapi akibatnya bisa fatal. Seseorang dengan jumlah bedah plastik lebih banyak, berisiko lebih tinggi terkena DVT.

  1. Hematoma

Selanjutnya munculnya kumpulan darah secara tidak normal di luar pembuluh. Dapat muncul hampir di semua bedah, termasuk efek samping operasi plastik, menyebabkan area bedah alami memar dengan kemunculan kantong darah.

Kondisi ini juga umum muncul setelah facelift, terjadi pada sekitar 1% pasien. Pada beberapa kasus, kantong darahnya berukuran besar dan terasa sakit. Cara atasinya adalah dengan operasi tambahan keluarkan darahnya.

  1. Infeksi

Luka operasi berpeluang mengalami infeksi akibat bakteri masuk, baik saat maupun setelah prosedurnya. Peluang terjadinya kecil, tetapi apabila muncul bisa fatal karena bersifat internal dan parah.

  1. Bekas Luka

Munculnya bekas luka termasuk efek samping operasi plastik lainnya. Bentuknya berupa jaringan parut, kemunculannya kerap terjadi selama melalui proses penyembuhan. Kemunculan bekas luka efek bedah plastik ini tidak dapat diprediksi.

Ada beberapa cara mencegah kemunculannya, termasuk hindari merokok pra maupun pasca operasi. Selain itu jaga pola makan sehat, serta selalu ikuti arahan dokter dalam aturan pemulihannya.

  1. Hasil Tidak sesuai Ekspektasi
Hasil Tidak sesuai Ekspektasi

Selain risiko membahayakan, tidak selalu hasil prosedur tersebut sesuai keinginan Anda. Terutama saat prosedur bedah plastik dilakukan pada area wajah. Bisa juga hasil operasi payudara yang menjadi kurang simetris. 

  1. Pendarahan

Efek samping operasi plastik berikutnya, yaitu pendarahan, menjadi risiko yang bisa terjadi saat operasi umumnya. Terjadi saat darah tiba-tiba keluar berlebihan, dapat muncul juga pada luka yang harusnya sembuh.

Apabila pendarahan tidak terkendali, maka bisa sangat berbahaya karena tekanan darah menurun drastis. Mungkin tidak hanya saat prosedur berlangsung, dapat juga pendarahan muncul setelah prosedurnya.

  1. Saraf Rusak

Salah satu risiko kemunculannya terjadi ketika prosedur berlangsung adalah saraf rusak. Salah satu tandanya adalah kulit terasa kebas hingga sensasi perih pada area tempat operasi berlangsung.

Misal saat operasi wajah, terlukanya saraf dapat menyebabkan wajah tidak mampu berekspresi atau ptosis, yaitu kelopak mata atasnya turun. Kondisi ini bisa sementara, tetapi ada kemungkinan terjadi secara permanen.

  1. Kerusakan Organ

Efek samping operasi plastik berupa kerusakan organ dapat terjadi di beberapa kasus. Prosedur liposuction atau sedot lemak memungkinkan risiko ini. Terjadinya saat peralatan bedah menyentuh organ dalam, sehingga sebabkan cedera.

  1.  Komplikasi Obat Bius
 Komplikasi Obat Bius

Penyebab kemunculan komplikasi saat bedah plastik salah satu pemicunya adalah penggunaan anestesi atau obat bius. Contoh komplikasi tersebut meliputi infeksi paru, serangan jantung, bahkan kematian.

Anda juga dapat terbangun saat prosedur berlangsung meskipun telah memakai anestesi, walaupun jarang terjadi. Efek penggunaan anestesi lainnya adalah mual hingga muntah, bingung, menggigil, serta disorientasi.

  1.  Rambut Rontok

Kerontokan pada rambut juga merupakan efek samping operasi plastik akibat telogen effluvium (TE). Terjadi akibat stres pasca pembedahan, sehingga mendorong sebagian besar folikel rambut menjadi fase istirahat. 

Dapat pula disebabkan karena pemakaian anestesi dalam waktu lama. Efek kerontokan umumnya hanya sementara, tetapi tidak menutup kemungkinan akan permanen. Perawatannya adalah dengan mengurangi stres hingga terapi PRP. 

  1.  Perubahan Warna Kulit

Lebam menjadi risiko umum yang muncul pasca pembedahan, karenanya perubahan warna kulit juga mungkin terjadi. Umumnya menjadi lebih gelap, bahkan layaknya luka karena terkena pukulan.

Follow Primaradio.co.id untuk mendapatkan informasi teruptodate Disini