3. Optimisme Inggris Bersama Harry Kane
Ketika Inggris kalah dari Prancis di perempat final Piala Dunia tahun lalu, sepertinya jendela kejuaraannya telah ditutup. The Three Lions datang dari perjalanan berturut-turut ke empat besar turnamen besar, termasuk finis runner-up di Euro 2020, tanpa trofi untuk ditampilkan.
Inggris masih belum memenangkan gelar putra dalam enam dekade. Harry Kane seakan-akan datang memberi mereka kesempatan musim panas mendatang. Tentu saja Inggris memiliki banyak pemain muda yang mumpuni guna memetik hasil kualifikasi Euro 2024 dengan optimistis.
Baca juga: Sejarah Sepak Bola Dunia, Indonesia beserta Perkembangannya
Sebutlah seperti Phil Foden, Marcus Rashford, dan Bukayo Saka. Akan tetapi, Kane, sang kapten, adalah satu-satunya pemenang pertandingan sejati mereka. Golnya dari titik penalti pekan lalu melawan Italia membuat rekor baru bagi dirinya.
Kane menempatkan dirinya melewati Wayne Rooney sebagai pemimpin gol sepanjang masa Three Lions, dan dia belum genap berusia 30 tahun. Jangan mengira Kane tidak tahu bahwa Euro 2024 merupakan kesempatan terakhirnya untuk memberikan yang terbaik untuk negaranya.
Generasi emas yang baru ini akan sangat disayangkan bila tidak pernah memboyong trofi apapun. Gareth Southgate mesti berdarah-darah lagi dalam memperjuangkan skuadnya. Inggris memang tidak akan pernah kehabisan stok pemain, tapi perlu kecakapan dalam meraciknya.
Susunan skuad terbaiknya tidak akan berhenti, atau belum akan diakui, jika ia belum menelurkan piala untuk dibawa pulang ke tanah Britania. Perjuangan itu bisa dimulainya dengan terus mengawal hasil kualifikasi Euro 2024 yang positif dan konsisten.
