SAFFiR
Berikutnya adalah SAFFiR dari Virginia Tech asal AS. Merupakan robot tentara humanoid dengan ukuran 5 kaki dan 10 inci, beratnya 143 pon. Berfungsi untuk memadamkan kebakaran di kapal angkatan laut.
Memiliki kepanjangan Shipboard Autonomous Firefighting robot, SAFFiR memiliki desain mekanisme eksklusif. Selain itu pengembang melengkapinya dengan rentang gerak manusia super, sehingga mampu bermanuver pada ruang kompleks.
THeMIS
UGV atau unmanned ground vehicle berikutnya berasal dari Estonia, bernama THeMIS dengan pengembang Milrem Robotics. UGV ini punya senapan mesin, Meriam otomatis, sistem rudal anti-tank, hingga peluncur granat.
Bahkan robot tentara ini punya persenjataan tersendiri yang sistem kendalinya dari jarak jauh. THeMIS mampu menstabilkan diri, kemudian memberikan presisi tinggi bahkan dalam area jangkauan luas.
MUTT
UGV lainnya adalah Multi-Utility Tactical Transport. Singkatannya adalah MUTT, seperti namanya, memiliki fungsi untuk membawa perlengkapan pada medan tertentu. Selain itu mampu membawa prajurit yang terluka dari medan perang.
Melihat dari empat contoh di atas, teknologi robotika tersebut memiliki fungsi beragam di medan perang. Misal untuk penyerangan ada THeMIS, pengangkut bisa memakai MUTT, hingga pemadam kebakaran seperti SAFFiR.
Tentunya masih ada banyak contoh robot canggih lain dari berbagai negara. Seperti Israel yang menggunakan Elbit Hermes 450, hingga Iran memakai IAIO Fotros dan Shahed 129.
Tidak hanya negara maju seperti Rusia, China, hingga AS yang mengembangkan, tentu Indonesia juga berupaya melakukannya. Contoh buatan Indonesia yang tidak kalah canggih ada Sentry Gun (UGCV) dan War-V1.
Baca juga; Keunggulan Teknologi Otomatisasi Proses Robotik dan Manfaatnya
Selain itu ada juga Gegana Polri, berfungsi untuk menjinakkan bom dari jarak jauh, seperti MK2 buatan Kanada. Contoh lainnya Morolipi, robot tentara ini bisa menjadi pengintai, hingga membantu atasi kerusuhan.
