Mengenal Singkawang Kota Klenteng Beserta Keunikannya

Singkawang Kota klenteng mungkin sudah tidak asing jika kalian mendengarkan istilah itu, karena memang kota ini sudah terkenal akan Klenteng miliknya. Bahkan banyak orang yang menyebutnya sebagai kawasan perkotaan dengan seribu Klenteng karena banyaknya jumlah dari tempat ibadah tersebut.

Baca juga: Yuk Kenali Jenis-jenis Pariwisata Supaya Tidak Keliru

Bahkan salah satu kawasan perkotaan dari Kalimantan Barat ini pernah mendapatkan salah satu gelar dengan kota paling toleran pada tahun 2018 oleh Setara Institute. Hal ini bisa kalian lihat karena kehidupan bermasyarakat masih sangat damai serta harmonis antara satu sama lainnya.

Singkawang sendiri juga mendapatkan julukan sebagai Hong Kong van Borneo karena memiliki banyak sekali keturunan Tionghoa yang tinggal pada lokasi tersebut, bahkan jumlah komunitas Tionghoa yang tinggal memiliki jumlah tertinggi, sehingga menjadi salah satu tempat perayaan imlek terbesar di Indonesia.

6 Fakta Unik Singkawang Kota Klenteng

6 Fakta Unik Singkawang Kota Klenteng
6 Fakta Unik Singkawang Kota Klenteng

Sebagai salah satu daerah perkotaan paling besar dan terkenal dari Indonesia banyak orang yang masih belum memahami bahwa terdapat banyak sekali keunikan pada dalamnya. Hal ini bisa kalian lihat ketika datang mengunjunginya baik untuk sekedar singgah maupun berwisata.

Salah satunya banyak ahli berpendapat bahwa asal nama dari Singkawang Kota Klenteng sebenarnya berasal dari bahasa Hakka yaitu San Kew Jong. San Kew Jong sendiri memiliki arti bahwa Singkawang merupakan sebuah kawasan perkotaan yang terletak di kaki gunung namun dekat dengan muara laut.

Lokasinya sendiri terbilang cukup dekat dari Pontianak sebagai ibukota Kalimantan Barat, sehingga menyebabkan sebagai salah satu kota teramai di Kalimantan saat ini. Berikut beberapa fakta unik yang patut kalian mengerti, sehingga tidak merasa kaget jika kelak pergi mengunjunginya:

Destinasi Cap Go Meh

Destinasi Cap Go Meh
Destinasi Cap Go Meh

Umat Tionghoa sendiri sering merayakan hari raya Cap Go Meh dan menjadi hari terakhir untuk merayakan perayaan Imlek. Oleh sebab itu Singkawang Kota Klenteng sering menjadi destinasi bagi umat Tionghoa dari seluruh Indonesia jika ingin menggelar perayaan Imlek tersebut.

Hal ini bisa kalian lihat ketika sedang mendatangi kawasan perkotaan tersebut ketika berlibur bertepatan dengan perayaan Cap Go Meh. Kalian nantinya bisa melihat perayaan pawai lampion serta upacara pemberkatan tatung, atau orang yang nantinya kerasukan arwah dari leluhur atau dewa.

Dalam perayaan tatung nantinya kalian bisa melihat kesaktian bagi orang yang telah memiliki arwah menyatu dalam dirinya. Nantinya golok beserta senjata tajam akan menyayat tubuhnya, namun dengan bantuan arwah tadi akan membuat tubuhnya kebal, sehingga menjadi salah satu keunikan dari Singkawang Kota Klenteng.

Belajar Toleransi

Belajar Toleransi
Belajar Toleransi

Jika kalian mengunjungi kawasan perkotaan ini tidak hanya bisa menikmati berbagai destinasi wisata menarik lainnya. Namun di sini nantinya kalian bisa mempelajari bagaimana kehidupan toleransi umat beragama dalam kehidupan sehari-hari nantinya, karena jarang sekali banyak tempat yang memiliki keindahan toleransi seperti Singkawang.

Dalam kota ini walaupun memiliki mayoritas penduduk berasal dari etnis Tionghoa kalian bisa melihat bahwa etnis lainnya seperti Dayak dan Melayu dapat hidup secara damai. Hal ini sendiri menjadi salah satu keunikan Singkawang Kota Klenteng, karena ketiga etnis tersebut bisa hidup toleransi dengan damai.

Salah satu bentuk perwujudan toleransi yang ada pada Singkawang terlihat dari perpaduan budaya yang berasal dari etnis Dayak dan Tionghoa. Kalian bisa melihat pawai tatung yang menjadi simbol keberagaman dan bentuk akulturasi budaya dari Tionghoa dengan Dayak.

Klenteng dan Masjid Tertua Bertetangga 

Klenteng dan Masjid Tertua Bertetangga 
Klenteng dan Masjid Tertua Bertetangga

Jika membicarakan fakta unik lainnya yang berkaitan dengan bentuk toleransi antara berbagai macam suku beragama di sini, kalian bisa menyaksikan Klenteng dan masjid tertua yang saling bertetangga di Singkawang. Hal ini membuktikan bahwa toleransi antar umat beragama memang sudah ada sejak lama di sini.

Vihara Tri Dharma Budi Raya sendiri memiliki lokasi bertetanggaan dengan Masjid Raya kota Singkawang. Bahkan lokasinya sendiri berseberangan, sehingga benar-benar menunjukkan bahwa toleransi antar umat beragama memang sudah ada sejak dahulu jika kalian pergi mengunjunginya.

Klenteng yang memang memiliki nama lain sebagai Toa Pekong itu sendiri telah berdiri selama lebih dari 200 tahun. Hal tersebut juga sama seperti Masjid Raya yang sudah ada semenjak tahun 1885 sebagai bentuk bukti budaya toleransi umat beragama dari warga Singkawang sejak lama.

Adanya Perumahan Tionghoa Berumur Lebih Seabad

Adanya Perumahan Tionghoa Berumur Lebih Seabad
Adanya Perumahan Tionghoa Berumur Lebih Seabad

Fakta unik lainnya yang bisa kalian lihat ketika mengunjungi Singkawang dan tidak terdapat pada perkotaan lainnya adalah adanya perumahan Tionghoa. Hal ini sendiri bisa kalian lihat karena Singkawang memiliki penduduk mayoritas keturunan Tionghoa, sehingga terdapat kompleks perumahannya sendiri.

Namun hal unik dari perumahan tersebut adalah umurnya yang sudah berdiri semenjak lebih dari satu abad lamanya. Kalian bisa menemuinya di gang mawar sekitar Toa Pekong Singkawang, bahkan masih terdapat generasi yang mempertahankan kawasan ini selama lebih dari satu abad.

Dalam kawasan perumahan ini terbilang masih cukup lengkap karena semua aksesoris serta bagian rumahnya masih sangat lengkap. Bahkan model beserta fungsinya masih tetaplah sama seperti aslinya walau sudah mengalami beberapa kali renovasi, sehingga bisa tetap mempertahankan bangunan utamanya.

Follow Primaradio.co.id untuk mendapatkan informasi teruptodate Disini