Ketahui Cara Pengelolaan Cedera Olahraga beserta Pencegahannya

Primaradio.co.id – Pengelolaan cedera olahraga merupakan salah satu hal terpenting dalam pemulihan. Seperti yang diketahui bahwa berolahraga tentunya memiliki banyak pengaruh baik bagi kesehatan tubuh. Apalagi di tengah pandemi COVID-19, sangat diperlukan tetap bergerak agar tubuh tetap bugar dan sehat. 

Baca juga: Ingin Olahraga Dirumah? Berikut Sederet Rekomendasi Aplikasi Kebugaran

Tentunya dalam tubuh yang sehat, sistem kekebalan tubuh lebih kuat untuk menghindari virus. Saat Anda berolahraga, tubuh Anda berisiko sering mengalami friksi. Olahraga tidak hanya bermanfaat bagi fisik tetapi juga kesehatan mental

Berolahraga tentunya memiliki banyak pengaruh baik bagi kesehatan tubuh. Namun, tak jarang dalam melakukan aktivitas kebugaran ini menimbulkan luka. Mulai dari cedera ringan hingga cedera berat. Untuk menghindari cedera permanen, sangat diperlukan mengetahui pengobatan yang benar.

Jenis-Jenis Cedera Ringan yang Sering Ditemukan Dalam Pengelolaan Cedera Olahraga

Jenis-Jenis Cedera Ringan yang Sering Ditemukan Dalam Pengelolaan Cedera Olahraga

Friksi olahraga tidak memandang usia dan jenis kelamin, baik pria maupun wanita bisa terkena. Terdapat beberapa jenis friksi sangat umum ditemukan dalam aktivitas kebugaran ini. Berikut adalah beberapa friksi yang paling banyak ditemukan dari berolahraga.

  1. Tangan atau Kaki Terkilir

Ada beberapa cedera termasuk dalam kategori ini terkilir. Perama, terkilir bisa terjadi pada area pergelangan kaki. Biasanya luka ini menyerang pada bagian otot paha belakang dan paha tegang. 

Pada umumnya friksi saat berolahraga melibatkan pergerakan seperti lompat, lari, penggunaan bahu, berhenti, dan jalan cepat diakibatkan karena tidak melakukan pemanasan dengan tepat. Untuk itu, selalu pastikan melakukan pemanasan dan pendinginan dengan tepat untuk menghindari pengelolaan cedera olahraga.

  1. Peradangan Tendon

Peradangan pada tendon juga dikenal sebagai tendinitis. Salah satu tempat tendinitis yang paling umum terjadi pada bagian tendon di belakang pergelangan kaki. Biasanya tendon akan meradang dengan menimbulkan rasa nyeri akibat intensitas latihan yang berlebihan. 

Bahkan tendon bisa robek dalam kasus yang lebih parah atau terjadi pada pelari atau atlet. Olahraga dengan intensitas tinggi seperti melakukan lompat dan lari dalam waktu singkat bisa menjadi penyebab utamanya.

  1. Shin Splints
Jenis-Jenis Cedera Ringan yang Sering Ditemukan Dalam Pengelolaan Cedera Olahraga

Jenis ini ditandai dengan nyeri pada bagian tulang kering. Hal tersebut disebabkan oleh olahraga yang dilakukan secara menerus. Nyeri terjadi pada bagian kaki bagian dalam tidak lebih dari radang otot kaki. Meskipun demikian, jenis ini sebenarnya lebih mudah untuk dihindari.

Untuk menghindari friksi jenis ini, Anda harus memastikan memakai sepatu yang tepat. Lakukan latihan secara rutin untuk menguatkan otot sehingga terhindar dari shin splint tersebut.

  1. Epikondilitis Medial

Salah mengayunkan tangan yang memicu nyeri pada bagian dalam dan luar siku. Hal tersebut dapat dicegah dengan memperkuat lengan bawah dan otot manset rotator.

Selain itu, jangan lupa untuk selalu pemanasan dan pendinginan dengan cara tepat sebelum memulai latihan. Cara ini sangat tepat untung menghindari friksi dan bagian dari pengelolaan cedera olahraga.

Beberapa Tips Pengelolaan Cedera Olahraga

Beberapa Tips Pengelolaan Cedera Olahraga

Sebelum langsung menangani cedera olahraga, terdapat langkah awal menangani friksi. Metode yang dilakukan disebut RICE, yaitu Rest, Ice, Compression and Elevation. Cara ini dilakukan sebagai langkah awal dalam pengelolaan cedera olahraga sebelum ditangani oleh professional.

  1. Istirahat Cukup

Jika mengalami friksi, segera istirahatkan bagian tubuh yang terkena. Minimalkan aktivitas yang akan membuat otot atau persendian tegang. Tujuan dari mengistirahatkan bagian tubuh yang friksi adalah mencegah adanya cedera atau kerusakan lanjutan yang lebih parah.

  1. Kompres Area Friksi dengan Es

Lakukan kompres es dengan memasukan es batu ke dalam kantong plastik. Kemudian, bungkus dengan kain di atas otot atau persendian yang friksi untuk menghindari tekanan langsung.

Manfaat penggunaan es dalam penanganan ini adalah sebagai cara membatasi nyeri dan pembengkakan. Bahkan es juga dapat mengurangi kejang otot pada jaringan lunak. Es harus dioleskan sesegera mungkin setelah terjadi. Waktu yang efektif digunakan adalah hingga 4 jam setelah friksi.

  1. Kompresi Friksi

Jika sudah ditangani, langkah selanjutnya adalah dengan membalutkan perban kompresi di sekitar area friksi. Langkah tersebut sebagai upaya mengurangi pembengkakan. Kompresi merupakan memberi tekanan pada area yang cedera. 

Teknik pengelolaan cedera olahraga ini digunakan untuk mengurangi pembengkakan untuk mempercepat waktu rehabilitasi. Teknik ini juga membantu menghentikan pendarahan jika terjadi pendarahan.

  1. Elevasi Bagian yang Cedera

Prosedur pengangkatan atau elevasi dilakukan dengan mengangkat bagian pada cedera. Angkat bagian tersebut hingga posisi sejajar dengan ketinggian jantung. Langkah ini dilakukan agar memeras cairan terperas dari area pembengkakan. 

Angkatlah sekitar 15-25 cm di atas permukaan jantung hingga bagian membengkaknya hilang. Namun, segeralah temui dokter untuk menangani cedera tambahan jika cedera olahraga terlihat atau terasa parah. Adapun beberapa kondisi perlu diketahui butuh penanganan lebih lanjut. 

Segera hubungi dokter jika area friksi mengakibatkan bengkak dan nyeri hebat. Biasanya akan terdapat benjolan terasa keras atau nyeri. Selain itu, jika ada kelainan bentuk seperti bunyi letupan atau retakan saat Anda menggerakkan sambungan juga perlu diwaspadai.

Follow Primaradio.co.id untuk mendapatkan informasi teruptodate Disini