Nama-Nama Wali Songo Beserta Peninggalannya di Tanah Jawa

primaradio.co.id – Wali Songo beserta peninggalannya sangat melekat dengan perkembangan Islam hingga saat ini menjadi agama mayoritas. Nama-nama setiap sunan ini juga tidak asing bagi masyarakat meskipun sebagian orang belum mengetahui riwayatnya.

Baca juga : Doa Sehari Hari Islam Lengkap Sesuai Sunnah Untuk Anak

Sebenarnya, nama-nama beliau yang lebih sering terdengar telinga masyarakat merupakan julukan saja. Misalnya adalah sebutan sunan merupakan panggilan yang memiliki makna manusia atau orang mulia, sebab umumnya masih memiliki silsilah kerajaan.

Tidak hanya menyebarkan agama tauhid saja, para sunan juga mewariskan berbagai peninggalan. Wali Songo beserta peninggalannya tidak hanya berupa bangunan saja, namun juga seni dan kebudayaan yang masih terjaga hingga sekarang.

Penyebaran Islam pada masa Wali Songo tidak menghilangkan kebiasaan lama masyarakat pada masa itu. Terbukti dari keseniannya yang mengambil dari agama sebelumnya, juga bangunan masjid menggunakan arsitektur Jawa.

9 Nama Wali Songo Beserta Peninggalannya

walisongo beserta peninggalannya

Penyebaran Islam memang tidak terlepas dari peran aktif para sunan yang mengajak masyarakat tanpa menghilangkan kebiasaan lama sepenuhnya. Berikut adalah riwayat Wali Songo beserta peninggalannya dalam penyebaran agama tauhid tanah Jawa.

  1. Sunan Gresik
walisongo beserta peninggalannya

Sunan Gresik memiliki nama asli Maulana Malik Ibrahim, merupakan seorang habib silsilah ke-22 keturunan Rasulullah. Sunan Gresik juga menjadi orang paling pertama yang memulai dakwah dan penyebaran Islam tanah Jawa.

Sunan Gresik memulai dakwah pada akhir Majapahit, pada masa itu beliau merangkul rakyat biasa yang menjadi korban perang saudara kerajaan tersebut. Pendekatan dengan masyarakat sendiri menggunakan cocok tanam serta jalur perdagangan.

Penyebaran Islam oleh Wali Songo beserta peninggalannya berupa pondok pesantren di Leran, Gresik, semakin memiliki banyak santri. Hal ini karena pendekatan tersebut membuat masyarakat terlepas dari kesulitan ekonomi dan mulai mempelajari Islam.

Sunan Gresik mengajarkan ilmu agama di pondok pesantren tersebut hingga akhir hayatnya. Beliau meninggal tahun 1941 M, makamnya berada di Desa Gapura Wetan, Gresik, yang hingga sekarang selalu ramai oleh peziarah.

Selama menyebarkan dakwah, Sunan Gresik menghilangkan sistem kasta yang telah menimbulkan perpecahan antara masyarakat. Sementara itu, peninggalan bangunan beliau berupa Masjid Malik Ibrahim, Leran, Gresik.

  1. Sunan Ampel
walisongo beserta peninggalannya

Sunan Ampel memiliki nama asli Raden Rahmat, merupakan putra Maulana Malik Ibrahim dengan Dewi Condro Wulan sebagai putri Raja Champa keturunan Dinasti Ming. Raden Rahmat sendiri menyebarkan agama tauhid di Ampel Denta, Surabaya.

Beliau memberikan fasilitas pada masyarakat untuk mempelajari Islam dengan mendirikan sebuah pondok pesantren. Ajaran Wali Songo beserta peninggalannya yang sangat terkenal adalah falsafah ‘moh limo’, yaitu menolak lima hal terlarang dalam Islam.

Sunan Ampel mewariskan peninggalan bersejarah berupa Masjid Ampel yang berada di Ampel Denta Surabaya. Makamnya berada tidak jauh dari kawasan masjid, juga menjadi tujuan ziarah masyarakat Jawa berkat peran beliau menyebarkan Islam.

  1. Sunan Bonang
walisongo beserta peninggalannya

Sunan Bonang memiliki nama asli Maulana Makdum Ibrahim, merupakan putra Raden Rahmat dengan Dewi Condrowati atau Nyai Ageng Manila. Beliau menimba ilmu agama Islam dari Sunan Giri, terutama mengenai penyebarannya agar masyarakat mudah menerimanya.

Beliau terkenal dengan dakwah menggunakan musik gamelan di Tuban, sebab masyarakat sangat menyukai hiburan tersebut. Wali Songo beserta peninggalannya berupa gamelan lebih mudah menarik masyarakat untuk mempelajari Islam.

  1. Sunan Drajat
Sunan Drajat

Memiliki nama asli Raden Qasim atau terkenal dengan sebutan Raden Syaifudin, beliau juga merupakan saudara Maulana Makdum Ibrahim. Raden Qasim mempelajari ilmu agama pada Sunan Muria, kemudian mulai berdakwah ke pesisir Banjarwati, Lamongan.

Untuk menunjang dakwah, Raden Qasim membangun sebuah pesantren di Daleman Dhuwur, Desa Drajat, Lamongan. Wali Songo beserta peninggalannya tidak hanya berupa pesantren namun juga suluk, salah satunya adalah Suluk Petuah.

Selain itu, masih ada cukup banyak suluk-suluk lain untuk menyebarkan ajaran-ajaran Islam. Sampai saat ini, para santri dari pondok-pondok Jawa kuno masih tetap mempelajari suluk dari Raden Qasim.

  1. Sunan Kalijaga
Sunan Kalijaga

Berbeda dengan Wali Songo lainnya, beliau merupakan orang asli Jawa, yaitu daerah Tuban, dengan nama asli Raden Said. Beliau sendiri merupakan putra seorang bupati Kabupaten Tuban bernama Arya Wilatikta.

Raden Said mempelajari Islam melalui Sunan Bonang, beliau juga menggunakan cara yang sama dalam berdakwah yaitu menggunakan kesenian. Raden Said menggunakan pertunjukan wayang dan gamelan dengan menyisipkan ajaran Islam.

Sebagai keturunan Jawa, Wali Songo beserta peninggalannya berupa seni dan budaya ini menjadi sangat membumi. Masyarakat lebih mudah menerima Islam, juga tertarik mempelajari nilai-nilainya agama tauhid.

Ada cukup banyak peninggalan Raden Said dalam hal seni dan budaya seperti wayang, gamelan, ukir, juga suluk. Bahkan tembang seperti Lir-ilir, gundul pacul, dan lainnya masih sering terdengar hingga sekarang.

  1. Sunan Kudus
Sunan Kudus

Memiliki nama asli Ja’far Shadiq, beliau merupakan cucu dari Sunan Ampel dengan Condrowati. Beliau memiliki pengetahuan Islam yang luas berkat mempelajarinya hingga di Timur Tengah, lebih tepatnya di Kota Al-Quds, Yerusalem, Palestina.

Follow Primaradio.co.id untuk mendapatkan informasi teruptodate Disini