Adanya penampakan gerhana bulan total ‘blood moon’ di berbagai negara justru bisa kita nikmati. Sebagai sebuah pemandangan antariksa yang memang relatif jarang terjadi secara sempurna saat diamati menggunakan mata telanjang.
Berbagai Mitos Terkait Blood Moon
Setelah berbagai penjelasan menurut sains tadi mari kita kembali pada berbagai macam mitos. Setiap peradaban pasti memiliki cerita tersendiri ketika bulan di langit berubah warna menjadi merah darah.
Salah satu peradaban yang memang takut dengan hal ini adalah suku maya dengan segala macam ritual mereka. Bahkan tidak jarang saat bulan tidak tampak dari pandangan mata mereka akan mengorbankan seorang manusia sebagai persembahan pada dewa.
Itu mungkin cukup ekstrim akibat penampakan gerhana bulan total ‘blood moon’ di berbagai negara. Namun sebagian cukup banyak juga mitos yang tidak terlalu ekstrim seperti pandangan suku maya.
Kemudian pada peradaban yunani kuno terjadinya eclipse menandakan bahwa dewa sedang marah. Biasanya masyarakat menganggap bahwa pemujaan atau doa mereka terhadap dewa kurang tulus.
Sehingga menyebabkan dewa marah akibat manusia sudah merasa terlalu sombong dengan kemampuannya. Padahal seluruh kemampuan manusia pada dasarnya merupakan warisan dari dewa.
Suku Jawa dulu menganggap terjadinya eclipse ketika bulan dimakan oleh makhluk besar. Namun karena makhluk tersebut tidak mampu menelannya sekaligus kemudian lunar dimuntahkan sedikit demi sedikit.
Tidak ada habisnya apabila kita membahas masalah mitos dari setiap peradaban dunia. Berbagai macam pandangan tersebut lahir karena memang keterbatasan pengetahuan terkait antariksa.
Baca juga:Ketahui Fenomena Pink Moon, Fakta Menarik dan Prosesnya
Jadi menggunakan pembahasan tadi sekarang Anda jelas sudah paham bagaimana fenomenanya. Adanya penampakan gerhana bulan total ‘blood moon’ di berbagai negara anggap saja sebagai sebuah hiburan untuk memanjakan mata.
