Siapa Orang Asli Pribumi Indonesia? Ini Sejarah Lengkapnya

Primaradio.co.id – Mengetahui tentang orang asli pribumi Indonesia perlu menilik sejarah yang sangat panjang, bahkan sejak zaman manusia purba. Dengan demikian, kalian dapat mengetahui siapa sebenarnya penduduk asli yang mendiami nusantara.

Baca Juga : Pengaruh Agama pada Candi Sumberawan dan Masyarakat

Pada istilah masyarakat modern sendiri, pribumi mengacu kepada identitas asli penduduk pada daerah tertentu. Padahal lebih tepatnya, istilah ini menunjukkan penduduk asli suatu wilayah yang sudah membangun kebudayaan.

Istilah orang asli pribumi Indonesia biasanya menjadi alat untuk menggolongkan suku atau etnis nusantara. Artinya, jika kebudayaannya tidak berasal dari suku di nusantara, maka dianggap sebagai ‘kaum pendatang’.

Padahal untuk dapat menggolongkan hal tersebut, kalian harus mengetahui tentang istilah tersebut menggunakan tinjauan sejarah. Dengan cara tinjauan sejarah ini, kalian dapat memaparkan suku tertua yang ada di nusantara.

4 Sejarah Orang Asli Pribumi Indonesia

orang asli pribumi Indonesia

Orang pribumi Indonesia dalam tinjauan sejarah sudah ada sejak zaman manusia purba yang datang secara bertahap. Berikut adalah urutan kedatangan manusia ke nusantara dan menjadi penduduk yang memulai kebudayaan.

Homo Erectus

Sebelum masuk manusia modern atau homo sapiens ke nusantara, bangsa tertua yang datang adalah homo erectus. Manusia purba ini sudah melakukan migrasi panjang dari Afrika terlebih dahulu sekitar 1,8 juta tahun lalu.

Homo erectus sendiri merupakan orang asli pribumi Indonesia yang mendiami tanah nusantara dalam waktu sangat lama. Menurut sejarahnya, manusia purba ini tinggal selama 1,5 – 1,7 juta tahun di Indonesia.

Perlu kalian ketahui, homo erectus dari Afrika ini melakukan migrasi panjang ke berbagai penjuru dunia sehingga cukup fenomenal. Oleh sebab itulah, keberadaan manusia purba ini dalam membentuk ekosistem masih kita kenal sampai sekarang ini.

Manusia purba ini menuju Eropa, Asia Tengah, India juga garis pantai selatan hingga NTT, lebih tepatnya Pulau Flores. Meskipun saat ini daerah persebaran tersebut berbatasan laut, garis batas daratannya pada tentu berbeda dengan keadaan jutaan tahun lalu.

Bahkan, 1–2 juta tahun lalu, Pulau Jawa, Sumatra, dan sebagainya masih menjadi satu dan belum terpisahkan lautan. Sehingga tidak heran jika 1,8 juta tahun lalu, manusia purba dapat berjalan ke berbagai penjuru dunia hingga nusantara tanpa menyeberangi laut.

Keturunan homo erectus ini kemudian menyebar ke seluruh paparan sunda dan menjadi awal dari adanya orang pribumi di Indonesia. Manusia purba ini juga membangun kebudayaan dengan hingga akhirnya punah 100.000 tahun lalu.

Homo Sapiens Melanesia

Sama halnya dengan manusia purba seperti penjelasan sebelumnya, homo sapiens merupakan cikal bakal orang asli pribumi Indonesia. Manusia modern ini juga berasal dari Afrika sebelum melakukan migrasi besar-besaran ke seluruh penjuru dunia.

Gelombang migrasi pertama berlangsung 100.000 tahun lalu, sementara gelombang kedua kira-kira 50-70 ribu tahun lalu. Ciri-ciri suku bangsa yang pertama masuk nusantara adalah Melanosoid (seperti orang Papua dan Aborigin).

Pada periode ini, kepulauan Indonesia masih tersambung karena sedang mengalami zaman es (ice age) sehingga permukaan laut menyatu menjadi daratan es. Manusia modern pada gelombang pertama menempati nusantara ketika zaman es berakhir.

Persebaran cikal bakal orang Indonesia ini memunculkan dugaan bahwa hampir semua daerah paparan Sunda dan Sahul pernah dihuni orang berciri Melanosoid. Daerah tersebut sendiri mencakup semua wilayah yang ada di Indonesia.

Kehidupan orang Melanesia berawal dari budaya berburu dan mengumpulkan makanan. Kemudian, sebagian besar dari orang-orang ini (kecuali Aborigin Australia) mulai mengenal pertanian, perkebunan, dan peternakan meskipun skala kecil.

Dengan kata lain, orang asli pribumi Indonesia yang paling dulu mendiami nusantara adalah orang-orang Melanesia. Meski demikian, suku pribumi ini hanya tersisa di pedalaman Papua dan pulau-pulau kecil di sekitarnya.

Ahli sejarah masih belum menemukan jawaban pasti mengenai hilangnya komunitas Melanesia di wilayah barat Indonesia. Dugaan sementara karena kedatangan manusia modern gelombang berikutnya dalam jumlah besar dengan perahu yang terbilang canggih saat itu.

Homo Sapiens Melayu–Austronesia

Austronesia merupakan rumpun yang sangat besar termasuk suku Melayu, Formosan di Taiwan, Polynesia di Hawaii, dan sebagainya. Rumpun ini memiliki ciri muka bulat, hidung lebar, rambut hitam tebal sedikit bergelombang, dan kulit kecoklatan.

Rumpun ini memiliki kebiasaan dalam berternak ayam, babi, dan sebagainya, juga menanam padi untuk makanan. Hal inilah yang membuat rumpun ini membutuhkan lahan pertanian luas dan teknologi irigasi canggih pada masa itu.

Salah satu kebiasaan menanam padi cikal bakal orang asli pribumi Indonesia ini adalah sistem irigasi terasering. Bukan hanya itu saja, rumpun ini juga dapat berlayar dengan menggunakan kano bercadik.

Pada peralihan Melanesia menuju austronesia, masyarakat nusantara mulai mengenal tulisan. Oleh sebab itulah, sudah tidak ada lagi ciri fisik masyarakat Melanesia di pulau bagian barat nusantara seperti Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali, Sulawesi, maupun Lombok.

Sementara itu, kepulauan Nusantara pada bagian timur masih terlihat jejak pertukaran budaya dan gen Melanesia di Kepulauan Maluku, Papua pesisir, juga Kepulauan NTT. Dari segi morfologi, orang Indonesia Timur merupakan campuran Austronesia dan Melanesia.

Orang asli pribumi Indonesia keturunan Melayu terbagi menjadi dua, pertama adalah Proto Melayu yaitu Suku Nias di Pulau Nias dan Dayak di Kalimantan. Lalu ada Deutro Melayu yang saat ini menjadi suku Minangkabau, Jawa, Banjar, Bugis, dan sebagainya.

Follow Primaradio.co.id untuk mendapatkan informasi teruptodate Disini