12 Angry Men (1957) – Klasik Abadi dan Berwawasan

12 Angry Men (1957) adalah film 1957 yang secara luas dianggap sebagai klasik abadi. Film ini berlangsung sepenuhnya di ruang juri, di mana 12 juri membahas nasib seorang pemuda yang dituduh melakukan pembunuhan. 

Baca juga : Link Nonton The Glory Sub Indo Full Episode (Season 1 dan 2)

Ketika cerita terungkap, kita melihat secara langsung kekuatan persuasi dan bagaimana bias dan prasangka orang dapat mempengaruhi penilaian mereka. 

12 Angry Men (1957) 

12 Angry Men (1957)

12 Angry Men (1957) adalah klasik abadi yang telah memikat penonton selama lebih dari enam dekade. 

Film, disutradarai oleh Sidney Lumet, adalah drama kuat yang berkisar pada dua belas juri yang ditugaskan untuk memutuskan nasib seorang pemuda yang dituduh melakukan pembunuhan. 

Para juri dihadapkan pada kasus yang tampaknya mudah, tetapi ketika mereka memulai musyawarah mereka, ketegangan meningkat, dan bias serta prasangka mereka muncul ke permukaan. 

Hal ini menyebabkan perdebatan sengit di antara para juri, ketika mereka mencoba untuk mencapai keputusan bulat. 

Film ini adalah masterclass dalam mendongeng, karena Lumet dengan ahli menyatukan kisah-kisah pribadi masing-masing juri, membangun ketegangan dan ketegangan sepanjang film. 

Meskipun dirilis lebih dari 60 tahun yang lalu, 12 Angry Men tetap menjadi film yang kuat dan menggugah pikiran yang memberikan wawasan mendalam tentang jiwa manusia. 

Film ini wajib ditonton bagi siapa pun yang tertarik dengan seni mendongeng, kondisi manusia, dan seluk-beluk sistem hukum.

  1. Ringkasan Plot 12 Angry Men (1957)

“12 Angry Men (1957)” adalah film Amerika tahun 1957 yang menggambarkan musyawarah juri dalam persidangan pembunuhan. Film ini diatur seluruhnya di ruang juri dan mengikuti dua belas juri saat mereka mencoba mencapai putusan bulat. 

Pada awal film, sepertinya kasus terbuka dan tertutup dengan mayoritas juri yakin bahwa terdakwa, seorang anak laki-laki berusia 18 tahun dari daerah kumuh, bersalah karena menikam ayahnya sampai mati. 

Namun, seiring berjalannya musyawarah, seorang juri tunggal, Juror #8, mulai menunjukkan ketidakkonsistenan dan kekurangan dalam kasus penuntutan, membuat juri lain mempertanyakan asumsi dan bias mereka sendiri. 

Film ini tidak hanya mengeksplorasi sistem hukum dan konsep keraguan yang masuk akal tetapi juga menggali tema seperti prasangka, keadilan, dan kekuatan persuasi. 

Dialog yang intens, konflik karakter, dan ketegangan dramatis membuat “12 Angry Men” film yang menarik dan menggugah pikiran yang terus memikat penonton hingga hari ini.

  1. Karakter dari Dua Belas Juri dalam 12 Angry Men (1957)

Dua belas juri di “12 Angry Men” adalah kelompok individu yang beragam dengan latar belakang, kepribadian, dan pandangan hidup yang berbeda. 

Saat cerita terungkap, kita mengenal masing-masing juri dengan lebih baik, dan karakter mereka perlahan terungkap melalui kata-kata dan tindakan mereka.

Pada awal film, sebagian besar juri sedang terburu-buru untuk mencapai vonis dan pulang. Namun, seiring berjalannya musyawarah, beberapa juri mulai mempertanyakan bukti yang disajikan dalam kasus tersebut dan motif beberapa saksi.

Juror #8, diperankan oleh Henry Fonda, adalah protagonis dari cerita tersebut, dan dialah yang awalnya memilih “tidak bersalah” dan mencoba meyakinkan para juri lain untuk mempertimbangkan kemungkinan bahwa terdakwa mungkin tidak bersalah. 

Ketika musyawarah berlanjut, kita melihat bahwa Juror #8 adalah orang yang sabar, rasional, dan penuh kasih yang tidak takut membela apa yang dia yakini.

Juror #3, diperankan oleh Lee J. Cobb, adalah antagonis cerita, dan dia adalah anggota grup yang paling vokal dan agresif. Dia yakin akan kesalahan terdakwa dan tidak mau mempertimbangkan kemungkinan lain. 

Ketika musyawarah berlangsung, kita melihat bahwa Juror #3 adalah pria yang keras kepala, marah, dan pahit yang dihantui oleh setan pribadinya sendiri.

Para juri lainnya, meskipun tidak menonjol Juror #8 dan Juror #3, juga memiliki kepribadian dan latar belakang unik mereka sendiri. 

Misalnya, Juror #9 adalah seorang pria tua yang bijaksana dan perseptif, sedangkan Juror #10 adalah individu fanatik dan berpikiran sempit yang cepat membuat asumsi berdasarkan stereotip.

Secara keseluruhan, analisis karakter dari dua belas juri di “12 Angry Men” mengungkapkan kompleksitas sifat manusia dan peran yang dapat dimainkan bias, pengalaman, dan emosi pribadi dalam proses pengambilan keputusan.

Bagaimana Film 12 Angry Men (1957)  Mengeksplorasi Tema Keadilan?

Salah satu tema utama yang dieksplorasi dalam film “12 Angry Men” adalah konsep keadilan. Seluruh plot berkisar pada 12 juri yang ditugaskan memutuskan nasib seorang pemuda yang dituduh melakukan pembunuhan. 

Ketika para juri mulai membahas kasus ini, menjadi jelas bahwa masing-masing memiliki perspektif yang berbeda tentang apa yang merupakan keadilan dan bagaimana hal itu harus diterapkan dalam kasus khusus ini.

Sepanjang film, kita melihat ketegangan membangun sebagai juri memperdebatkan bukti yang disajikan dalam persidangan dan bias pribadi mereka sendiri dan prasangka. Beberapa juri awalnya percaya bahwa pemuda itu bersalah, sementara yang lain tidak begitu yakin. 

Namun, ketika mereka terus membahas kasus ini, menjadi jelas bahwa ada banyak ketidakkonsistenan dalam bukti dan bahwa kasus penuntutan tidak sekuat yang awalnya muncul.

Follow Primaradio.co.id untuk mendapatkan informasi teruptodate Disini