Kemunculan film Di Ambang Kematian 2023 merupakan hari bersejarah dalam dinamika perkembangan film horor di Indonesia. Sutradara Azhar Lubis sukses membawa kembali sensasi horror yang khas dari film-film lawas Indonesia.
Baca juga: Film Bangku Kosong: Ujian Terakhir 2023 yang Menegangkan
Mulanya, bahan cerita dari film ini berawal dari utas di Twitter (X). Lalu, oleh penulis naskah Erwanto Alphadullah diadaptasi agar lebih filmis melalui skenario gubahannya. Hasilnya pun tidak mengecewakan karena potensi film ini benar-benar menonjol.
3 Keunikan Film Di Ambang Kematian 2023
Ada beberapa poin yang membuat film satu ini tampak istimewa daripada film horror pada umumnya. Mari kita uraikan bersama apa saja faktor-faktor krusial yang menyebabkan film ini wajib pencinta horror tonton segera.
Kolaborasi Berpengalaman
Sebagaimana sedikit disebut sebelumnya, film ini digawangi oleh Erwanto Alphadullah sebagai penulis skenario dan Azhar Kinoy Lubis mengisi posisi sutradara. Kolaborasi ini tidak perlu kita ragukan lagi sebab keduanya sudah sukses menggarap proyek film Mangkujiwo sebelumnya.
Bagi para sinefili, Di Ambang Kematian 2023 benar-benar memikat karena menawarkan kesan klasik horror di dalamnya. Tema-tema mistik seputar klenik, pesugihan, dan sejenisnya mewarnai hampir ke seluruh cerita film.
Hal ini tidak mengherankan sebetulnya, mengingat Azhar sebagai sang sutradara memang mengadopsi gaya beberapa sutradara lawas. Dalam film yang dibintangi oleh Tasyka Namya, aktris yang sudah beberapa kali membintangi film-film horror populer di tanah air.
Unsur Grindhouse dan Drama yang Ciamik
Walau mengadopsi gaya lama, film Di Ambang Kematian 2023 tidak lantas kehilangan ciri khasnya. Yang paling tampak adalah unsur grindhouse sepanjang filmnya. Adegan-adegan seperti perusakan organ tubuh ataupun pemenggalan kepala mengisi ceritanya.
Ditambah, sentuhan drama yang lekat dengan paradigma masyarakat zaman sekarang. Realitas hidup yang begitu berat dan ambisi instan hidup sejahtera jadi tema utama yang membuat film horror satu ini tidak serta-merta jumpscare belaka.
Kombinasi dari dua unsur inilah yang membuat film ini tampak begitu brutal. Selama durasi film yang hampir menyentuh seratus menit itu, adegan-adegan seram dan penuh darah di sana-sini sudah jadi pelengkap kebrutalan film ini.
Hasil Evaluasi Panjang
Dengan tipikal yang hampir mirip, kita bisa lihat bagaimana kemunculan film eksploitatif menjadi populer selama satu dasawarsa, antara tahun 80-90an. Namun, sangat sedikit pelaku film yang berani memotong jalur dan memilih berkarya secara independen.
Kuncinya ada pada seni menata efek khusus dalam film. Tentunya, teknik satu ini merupakan hasil pembacaan dan evaluasi dari film-film horor pada zaman itu. Pengemasannya sutradara Azhar dalam film Di Ambang Kematian ini termasuk yang paling apik dan rapi.
Skema Di Ambang Kematian 2023 Antara Nuansa Klenik dan Peran CGI
Berbicara tentang skema film horor, mustahil untuk tidak menyebut nama Suzzana. Sosok aktris satu ini belum ada yang menandingi ataupun mendekati pencapaiannya dalam sejarah film horror hingga hari ini.
Tentu ada banyak film horror lawas yang melekat dengan sosok Suzana. Namun, film “Ratu Ilmu Hitam” agaknya jadi salah satu yang paling ikonik. Dengan warna okultisme-klasiknya, film ini jadi rujukan sutradara Azhar dalam meracik Di Ambang Kematian.
Ritus-ritus ilmu hitam jadi warna dominan dalam film tersebut. Inilah yang coba diadopsi Azhar dan terbukti berhasil. Perpaduannya dengan drama kehidupan semakin menempelkan kesan di benak penonton bahwa film yang rilis 28 September 2023 lalu ini memang layak untuk kita tonton.
Benar bahwa tema klenik sudah jadi plot umum film horor di Indonesia. Namun, apa yang Liliek Sudjio lakukan kala menyutradarai “Ratu Ilmu Hitam” membuat unsur seksisme duduk pada tempatnya, bukan sebatas menghamburkannya apalagi sampai menutupi keutuhan cerita film.
Yang membedakan antara Liliek Sudjio dan Azhar Lubis dalam film ini adalah kehadiran elemen kebiadaban yang menggantikan sentuhan-sentuhan seksisme tadi. Coba perhatikan adegan pemenggalan kepala kambing dalam film, itulah cara baru mistisisme ditampilkan, alih-alih dengan ketelanjangan.
Sentuhan drama keluarga miskin yang muak dan ingin kaya dengan cara cepat lantas meminta bantuan setan adalah tipikal film horror modern. Namun, Azhar melakukan pengoptimalan dengan kemajuan teknologi perfilman masa kini.
Efek-efek khusus teknologi CGI yang variatif, unsur-unsur paradoks dalam realitas masyarakat agamis lebih ditonjolkan, dan inovasi dalam menyusun plot cerita jadi warna baru dalam film. Hal tersebut juga kian menandaskan impresi mengerikan dan mengenaskan film ini.
Plot Cerita dan Adegan di Di Ambang Kematian 2023 yang Mengganggu
Dari segi plot cerita, film Di Ambang Kematian 2023 ini juga menarik sekali. Pesan aneh yang ibunya sampaikan sebelum wafat membuat sosok Nadya hidup dalam tanda tanya. Rasa curiganya meliar sebagaimana Yoga, sang kakak yang dengan yakin mengira sang ayah, Suyatmo, adalah pembunuh ibunya sendiri.
Sikap sang ayah sangat aneh, menurut Yoga. Kecurigaan Yoga semakin menjadi-jadi kala suatu malam ia membuntuti Suyatmo menyusuri ruangan aneh dalam rumah yang baru diketahuinya. Dari sana, segala tabir tragedi mulai perlahan terungkap.
Paruh pertama film Di Ambang Kematian 2023 ini memang tidak klise. Kita akan menyaksikan adegan yang amat mengganggu (disturbing) seperti saat tokoh sang ibu menyelupkan wajahnya begitu saja ke dalam air mendidih pada malam perayaan tahun baru.
Hal tersebut membuat nyawa sang ibu tak tertolong. Anak-anaknya sudah membawanya ke rumah sakit sesegera mungkin. Namun, yang aneh dari adegan ini adalah saat kedua anaknya melihat sosok makhluk mengerikan di atas rumah malam itu.
