Film Gundala, Pemantik Tren Film Superhero Nusantara

Film laga Gundala jadi salah satu film yang membangkitkan tren film superhero lokal di Indonesia. Kemunculannya menjadi titik balik dan momentum sineas nasional meramaikan kembali industri film dengan tokoh-tokoh superhero khas Nusantara.

Baca juga: Di Ambang Kematian 2023, Wajib Nonton Bagi Pencinta Horor

Terbukti, setelah kemunculannya, banyak film-film serupa lahir. Dampak positifnya, masyarakat Indonesia mulai mengenal lagi nama-nama tokoh superhero Nusantara yang semula hanya terbatas populer di kalangan pencinta komik lokal saja.

Adaptasi Komik Legendaris “Gundala Putra Petir”

Adaptasi Komik Legendaris “Gundala Putra Petir”
Adaptasi Komik Legendaris “Gundala Putra Petir”

Sutradara produktif Joko Anwar semakin mengokohkan reputasinya sebagai salah satu pembuat film fantasi terkemuka di Indonesia dengan film laga ini. Ini merupakan sebuah adaptasi penuh aksi dan memuaskan secara emosional dari buku komik legendaris berjudul “Gundala Putra Petir” karya Harya “Hasmi” Suraminata.

Ini mengemas banyak karakter dan cerita sampingan ke dalam kombinasi yang menarik. Namun, sebagai entri pertama dalam seri yang direncanakan itu, berhasil dengan sangat baik. Dari segi produksi, film ini sukses besar.

Dengan kekuatan ini, sebuah waralaba yang sukses dengan daya tarik internasional yang kuat dapat segera terbentuk. Setelah menarik 1,7 juta penonton dalam rilis teater domestik pada akhir tahun 2019, film hit terbaru Joko Anwar ini benar-benar potensial untuk menjadi sekuel.

Ditampilkan dalam 23 seri komik yang diterbitkan antara tahun 1969 dan 1982, Gundala hanya muncul satu kali di layar. Film ini karya Lilek Sudijo yang menyenangkan muncul pada tahun 1981. Kemunculan kembali film laga ini ke layar lebar jadi kebangkitan penting bagi sejarah komik superhero satu ini.

Plot Cerita Film Gundala

Plot Cerita Film Gundala
Plot Cerita Film Gundala

Seperti kebanyakan pahlawan super Indonesia, musuh penjahat ini adalah orang kaya, korup, kelompok elite yang memiliki hak istimewa daripada monster atau penjajah asing. Film ini penuh dengan plot-plot menarik sepanjang pemutaran.

Setengah jam pertama film yang luar biasa ini mengungkap asal usul Sancaka (diperankan oleh Muzakki Ramdhan) dari kelas pekerja namun begitu cerdas. Ia seorang anak muda yang sangat takut terhadap petir dan hidup dalam visi Jakarta yang menyedihkan. Dalam film, Jakarta sudah seperti neraka, penuh kriminalitas dan diliputi oleh kemiskinan yang parah.

Dalam adegan yang menyentuh hati dan mempercepat denyut nadi, Sancaka menyaksikan ayahnya yang jujur ​​dan bermoral meninggal mengenaskan. Nyawa sang ayah lengkap di tangan aparat keamanan setelah memimpin para pekerja pabrik melakukan pemogokan.

Tragedi tersebut segera diikuti oleh kesedihan yang mendalam ketika ibu anak laki-laki tersebut, Kurniati (Marissa Anita), menghilang. Keputusasaan finansial mendorongnya untuk menjadi pekerja seks di kota dalam film laga Gundala ini.

Dua puluh tahun pun berlalu. Sancaka (Abimana Aryasatya) menjalani kehidupan kesepian sebagai penjaga keamanan percetakan dan memalingkan muka saat melihat masalah. Hingga para preman mulai mengancam tetangganya, Wulan (Tara Basro), seorang pedagang pasar dan wali tunggal adik laki-lakinya Teddy (Bimasena Susilo). Cerita pun berlanjut semakin seru.

Dijamin Tidak Membosankan

Dijamin Tidak Membosankan
Dijamin Tidak Membosankan

Narasi dalam film kemudian mengarah ke Pengkor (Bront Palarae), penjahat cacat yang mengantongi sebagian besar politisi Jakarta. Muncul juga tipe sosok pembunuh beragam dalam film laga Gundala ini. Mulai dari penghipnotis Kamal (Ari Tulang), pemain biola konser Sulaiman (Rendra Bagus Pamungkas) dan sekelompok pembunuh yatim piatu yang siap membantu.

Penggemar aksi tidak akan kecewa dengan frekuensi dan kualitas adegan pertarungan yang dikoreografikan oleh Cecep Arif Rahman dan Andrew Sulaiman. Malah, hal-hal tersebut agak terlalu lazim, sehingga menghasilkan banyak cerita seputar plot utama Pengkor yang mengerikan.

Tokoh antagonis film laga Gundala ini berencana untuk menyuntikkan serum ke pasokan beras negara yang pada akhirnya akan menciptakan masyarakat yang kehilangan moralitas. Tindakan ini tentu harus dicegah oleh para superhero.

Hubungan Sancaka yang menarik dengan Wulan dan misteri yang terus berlanjut mengenai nasib ibunya masih tetap terjaga, namun di tempat lain, banyak hal telah terjadi. Unsur-unsur menarik yang hilang dalam kesibukan tersebut termasuk keterlibatan Sancaka dalam aliansi rahasia “Rumah Perdamaian” yang diorganisir oleh politisi yang berhati nurani, Ridwan Bahri (Lukman Sardi).

Aktivitas Ghazul (Ario Bayu) yang merupakan partner-in-crime Pengkor tidak banyak berkontribusi selain menyiapkan sekuelnya. Namun, itu tidak berarti film laga ini lantas membosankan kemudian.

3 Keunikan Film Gundala

3 Keunikan Film Gundala
3 Keunikan Film Gundala

Kemunculan film ini merupakan fenomena menarik dalam semesta industri film Indonesia. Tidak sekadar film laga yang menonjolkan aksi bela diri, tapi juga menyertakan bumbu drama yang tidak kalah menarik.

Follow Primaradio.co.id untuk mendapatkan informasi teruptodate Disini