Film Hatching (2022) Memukau Enggan Cerita Horor Berbeda

Hatching merupakan salah satu film dengan genre Horor yang cukup berbeda dari pertunjukan biasanya. Terornya cukup mencekam dan menakutkan, membuat bulu kuduk merinding pada beberapa adegan.

Baca Juga : Next Sohee Film yang Kritik Dampak Negatif Sistem Kapitalisme

Menariknya, sebelum tayang ke layar bioskop pertunjukan ini diputar terlebih dahulu di Festival Film Sundance. Film tersebut sebenarnya mempunyai judul asli yaitu Pahanhautoja, merupakan cinema debutan sang sutradara Hanna Bergholm.

Sinopsis Menarik Film Hatching

Hatching

Pertunjukan ini berpusat pada sebuah keluarga, ada Ayah, Ibu, serta satu anak perempuan dan laki-laki. Keluarga tersebut hidup damai dan bahagia, tidak ada hal menyeramkan atau menakutkan.

Tidak heran bila kehidupannya terlihat bahagia, tetapi semua itu berubah drastis ketika seekor burung gagak, masuk ke dalam rumah melalui jendela. Keadaan rumah berubah menjadi sangat menakutkan.

Ibu yang diperankan oleh Alli Sophia Heikkila adalah hal pertama yang membuat situasi keluarga tersebut menjadi mencekam. Perempuan tersebut, tiba-tiba secara sadis membunuh burung gagak, dengan meremas bagian kepala.

Teror menakutkan dari cerita Hatching tidak berhenti sampai disitu saja. Pada malam harinya, Tinja (anak perempuan) yang diperankan oleh Siri Solaina, tiba-tiba menemukan telur dengan bentuk aneh di hutan.

Tinja membawa telur tersebut ke rumah, karena anak itu mengira merupakan telur dari burung gagak yang ibunya bunuh. Anak polos tersebut ingin memelihara dan merawatnya sampai menetas.

Ternyata, setelah keluar makhluk tersebut bukan membawa keberuntungan, justru malapetaka yang membuat keluarga tersebut benar-benar merasakan ketakutan luar biasa. Makhluk itu mempunyai bentuk aneh yaitu kerangka manusia.

Anak perempuan itu memberinya nama Ali, dan keduanya menjadi sahabat dekat. Apa yang dirasakan Tinja, Ali juga merasakan termasuk kesedihan dan kebencian karena ibunya yang sering menekannya.

Lambat laun, makhluk tersebut ternyata menjadi sebuah mimpi buruk ibunya. Karena, wanita tersebut selalu terobsesi mempunyai keluarga yang sempurna seperti lainnya, obsesi itu membuat Alli bertindak sesuai emosi Tinja.

Ulasan Film yang Cukup Mengesankan

Hatching

Pada dasarnya, pertunjukan mencekam ini mempunyai cerita yang sederhana, tetapi mampu berkembang luar biasa menariknya. Karena konfliknya antara orang tua dan anak, seperti kehidupan sehari-hari dan semua orang mengalami.

Dalam Film Hatching penonton akan mampu merasakan bagaimana perasaan Tinja sebenarnya, yang selalu mencoba menuruti semua kemauan ibunya. Walau dalam hati merasa tersiksa dan tertekan luar biasa.

Bagi kalian seorang anak perempuan, pasti pernah mengalami situasi menjadi Tinja. Walau hanya sebentar karena orang tua mampu diajak bicara, tetapi kalau ini sulit dan justru sifatnya sangat memaksa.

Rasa tertekan dari Tinja ini secara perlahan mampu tergambar dengan bagus. Tidak heran bila penonton akan merasakan bagaimana rasanya menghadapi ibu seperti itu, emosi dan ingin membela rasanya.

Poin menarik dan keseruannya lainnya, akan terlihat pada akhir. Ada sedikit plot twist yang cukup berhasil, semua penonton pasti akan geleng-geleng kepala akibat salah menebak, siapa villain nya.

Walaupun, penulis skenario sendiri sudah mencoba memberi tahunya melalui berbagai adegan. Namun mindset bahwa film Horor harus seperti itu membuat Hatching menjadi pertunjukan segar, benar-benar out of the box.

Bukan hanya dari segi cerita saja, masih ada beberapa hal menarik yang membuat kalian harus melihatnya. Walau tayangnya tahun 2022 lalu, namun kalian dapat mencarinya di berbagai platform streaming berbayar.

Berikut akan kita bahas lebih lanjut tentang ulasan film Hatching yang cukup menarik dan membuatnya mendapatkan poin 7 dari 10.

Siang yang Menakutkan

Poin paling menarik dan membuatnya semakin berbeda dari film Horor lain adalah sensasi menakutkan dan mencekam. Biasanya penonton akan melihat semua adegan menyeramkan pada malam hari.

Sayangnya dalam cinema Hatching ini, kalian tidak akan pernah melihat adegan mencekam pada malam, melainkan siang dan saat langit masih sangat cerah. Sebuah kisah yang cukup berani, dan hasilnya berhasil.

Penggunaan pola waktu siang tersebut digunakan sebagai representasi tentang sebuah penetasan telur. Tinja sendiri mengambilnya dan coba ditetaskan, maka membutuhkan siang hari yang cerah dan terang agar dapat menetas.

Ketika sudah menetas, ada makhluk lain yang merupakan representasi bagaimana amarah Tinja kepada ibunya. Tetapi, perempuan itu tidak bisa melakukan apa-apa hanya menurut semua obsesinya.

Dari makhluk dari dalam telur tersebut, penonton seperti mengerti bagaimana perasaan anak perempuan tersebut yang sebenarnya. Ekspresinya terlihat jelas, termasuk rasa tertekan, kecewa, dan amarahnya, semua terlihat jelas.

Penggunaan waktu pada siang hari. Memberikan petunjuk pada para penonton Hatching bagaimana perasaan Tinja, karena emosinya akan keluar ketika bertemu dengan ibunya yang obsesinya sulit untuk dibendung.

Follow Primaradio.co.id untuk mendapatkan informasi teruptodate Disini