Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, yang Diadaptasi dari Novel

Awal perilisannya, Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck memang selalu mendapat perbincangan banyak orang. Film ini rilis pada tahun 2013 dengan genrenya drama dan romance, sesuai dengan adaptasi novel karya Buya Hamka.

Baca juga: Apakah Thirst (2009) Layak ditonton? Ketahui dulu Ini Semua!

Perfilman Indonesia memang membutuhkan tayangan yang berbau budaya. Film ini menjadi gebrakan baru di dunia bioskop dalam negeri karena mengangkat tema tersebut. Sunil Soraya adalah sutradaranya dengan produsernya Ram Soraya.

Pada Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck sendiri berisi para aktor berpengalaman yang aktingnya sudah tidak kalian ragukan. Sebelum menontonnya, lebih baik kalian melihat ulasannya berikut.

Sinopsis dari Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck

Sinopsis dari Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck
Sinopsis dari Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck

Mengambil genre drama dan romantis, film ini memang mengadaptasi dari novel dari Buya Hamka dengan judul yang sama. Aktor dan aktris yang bermain juga tidak sembarangan. 

Tokoh utama dalam film ini ada Pevita Pearce, Harjunor Ali, dan juga Reza Rahardian. Sinopsisnya menceritakan latar tahun 1930, ketika sepasang muda-mudi saling mencintai, akan tetapi kisah cinta dua sejoli tersebut terhalang adat istiadat.

Bermula seorang pemuda bernama Zainuddin (Harjunot Ali) yang terusir dari kampung halaman ayahnya, yaitu Batipuh, Padang Panjang.

Zainuddin akhirnya bertemu dengan Hayati (Pevita Pearce) yang merupakan gadis cantik keturunan minang. Gadis tersebut juga sangat santun dan keduanya akhirnya jatuh cinta pada pandangan pertama.

Hayati adalah anak dari pasangan ayah Minang dan ibu keturunan Bugis. Maka dari itu, Hayati cukup terhormat di tanah Minang.

Karena hal tersebut, Zainuddin terkucilkan di tanah Minang, bahkan orang tua Hayati menolak lamarannya kepada Hayati. Hal itu karena Zainuddin tidak bersuku, sementara Minang menganut matrilineal.

Pada akhirnya, kisah cinta dua sejoli ini kandas karena terhalang budaya dan adat istiadat. Sementara itu, Hayati akhirnya menikah dengan Aziz, suami pilihan orang tuanya.

Untuk menghilangkan rasa sakit hatinya, Zainuddin akhirnya ke Batavia. Bertahun-tahun lamanya, Zainuddin bertemu kembali dengan Hayati di sebuah opera.

Hal yang membuat Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck menjadi sangat menyayat hati adalah Hayati yang sudah bercerai dengan Aziz, masih menyimpan perasaan dengan Zainuddin.

Tapi pria tersebut masih sakit hati dan akhirnya mengirim Hayati ke kampung halamannya dengan menaiki Kapal Van Der Wijck yang tenggelam saat perjalanan. Itu menjadi penyesalan terbesar Zainuddin.

Detail Penting Dalam Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck

Berdasarkan sinopsis dari film ini memang sangat menyayat hati. Pada tahun 2013, banyak penonton yang terbawa emosi hingga menangis karena ceritanya.

Menjadi film termahal produksi dari Soraya Intercine Films, ternyata proyeknya sudah berlangsung sejak tahun 2008.

Tentu saja dari tahun 2008 hingga tayang pada 2013, ada banyak perjalanan yang pihak produksi lakukan untuk menciptakan karya terbaik dan layak tayang di bioskop.

Dari mulai observasi, pra-produksi, penulisan skenario, casting dan memilih pemain terbaik hingga 5 tahun lamanya. Bahkan sepanjang itu prosesnya, Sunil sebagai sutradara juga sempat ragu dengan film ini. Ia ragu jika proyeknya tidak akan selesai sesuai harapan, mengingat prosesnya memang begitu panjang. 

Karya ini memang sangat mengesankan dan banyak pesan tersirat di dalamnya. Ulasan Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck tidak akan berkesan jika kita tidak memberitahu beberapa detail pentingnya, yaitu :

Proses Setting Tempat dan Suasana yang Butuh Waktu Lama

Menjadi film paling populer pada tahun 2013, tentu prosesnya tidak mudah. Apalagi mengambil latar tahun 1930-an seperti pada novel karya Buya Hamka.

Berdasarkan fakta yang beredar riset pengambilan gambar dan setting tempat untuk bisa menciptakan suasana tahun 1930-an memakan biaya yang cukup tinggi.

Bahkan replika kapal Van der Wijck juga perlu memesannya langsung dari Belanda, sehingga butuh waktu lama.

Rancangan Kostum Oleh Samuel Wattimena

Kostum dan lain sebagainya tentu harus mengikuti latar waktu lampau dan semuanya Samuel Wattimena yang mengerjakannya. Tidak hanya kostum pemain, kostum figuran juga Samuel perhatikan.

Penulisan Skenario yang Panjang

Proses penulisan skenarionya memakan waktu sampai 2 tahun karena sang sutradara sering merevisinya. Hal itu agar nanti hasilnya bagus dan maksimal dan tidak jauh bedanya dengan novel.

Durasi Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck adalah 2 jam 49 menit dengan waktu syutingnya selama 6 bulan.

Mengambil Kisah Nyata Dari Novel Buya Hamka

Kalian harus tahu bahwa fakta mengenal kapal Van der Wijck yang tenggelam itu benar adanya, bukan hanya karangan novel dari Buya Hamka.

Kapal ini milik maskapai pelayaran Belanda. Nama kapalnya mengambil dari nama Gubernur Jenderal Hindia Belanda, yaitu Carel Herman Aart Van Der Wijck. 

Kapal tersebut tenggelam pada 20 Oktober 1936 saat melakukan perjalanan dari Surabaya menuju Tanjung Priok.

Follow Primaradio.co.id untuk mendapatkan informasi teruptodate Disini