Review Film The Matrix Resurrections 2022 Konflik Lebih Fresh

Kalian suka dengan film fiksi-ilmiah? The Matrix bisa menjadi film rekomendasi terbaik. Film ini bisa dikatakan sebagai waralaba dengan Trilogi yang menarik The Wachowskis. Film yang satu ini sudah mulai populer sejak akhir tahun 1990-an hingga awal tahun 2000-an. 

Baca juga: Menjelajahi Film Alexandria (2005) yang Populer pada Masanya

Berhasil menghadirkan film fiksi-ilmiah dengan konsep yang berbeda membuat banyak orang merasa tertarik. 

Sudah berjalan 18 tahun lamanya, kini film tersebut merilis versi keempatnya berjudul The Matrix Resurrections. Sinopsisnya sangat menarik, sebab mengambil latar waktu 20 tahun setelah film ketiganya di rilis. 

Dalam cerita film yang satu ini, Keanu Reeves sebagai Neo berhasil mengalahkan Agent Smith. Kemudian Neo sudah menjalani kehidupan normal sebagai Thomas Anderson di program yang mengontrolnya.

Review Menarik The Matrix Resurrections

Review Menarik The Matrix Resurrections
Review Menarik The Matrix Resurrections

Film itu sangat menarik sebab menemukan babak baru di Neo kedatangan Morpheus dalam versi yang baru dan meminta untuk kembali pada Matrix dengan tujuan mengalahkan musuh baru. 

Cerita yang ditawarkan oleh film yang satu ini sangat menarik, bahkan dengan beberapa tantangan terbaru. Berikut ini review film ini.

Konflik yang Diusung Fresh

Konflik yang ditawarkan dalam film ini sangat menarik, dimana Lana Wachowski sebagai sutradaranya benar-benar menjual faktor nostalgia kepada penggemar Setia film ini melalui versi terbaru yaitu The Matrix Resurrections.

Dengan adegan pembuka, kalian pasti bisa mengingat Bagaimana opening film ini pertama kali dibuat pada tahun 1999. Jadi gambaran Trinity disergap oleh para Agent akan didapatkan dalam film yang satu ini. 

Nuansa nostalgia benar-benar dibawa, kalian akan merasakan sepanjang menonton film melalui dialog serta tindakan para karakternya memberikan kenangan-kenangan pada The Matrix sebelumnya.

Tidak hanya itu, tetapi ada juga adegan flashback dari Trilogi Matrix sebelumnya. Jadi benar-benar terasa setiap nostalgia dalam sentuhannya. Sekalipun ada banyak adegan yang membawa penonton bernostalgia terhadap film yang satu ini, tetapi konflik-konflik yang ditawarkan tetap fresh.

Jadi konflik utama dari film ini sangat baru, sekalipun berkaitan dengan masalah yang sebelumnya ada pada Trilogi orisinil. Di dalam film ini juga diperlihatkan bagaimana hubungan asmara antara Neo dan Trinity yang menjadi lebih tereksplor dibandingkan dalam beberapa Trilogi originalnya.

Jadi intinya kamu bisa bernostalgia dengan cerita, tetapi tetap disuguhkan dengan permasalahan baru dalam film The Matrix Resurrections. 

Perubahan Pemain yang Cukup Banyak

Selanjutnya dalam film yang satu ini ada ada perubahan pada pemain. Jika kalian melihat Trilogi orisinalnya, pasti paham siapa saja aktor yang berperan. Beberapa pemain sebelumnya memang kembali pada film yang satu ini, misalnya seperti Keanu Reeves, Carrie Anne Moss, Lambert Wilson, dan Jada Pinkett Smith.

Masing-masing pemeran tersebut kembali memerankan dengan karakter yang sama pada film sebelumnya, yaitu sebagai Neo, Trinity, The Merovingian, dan Niobe. Jadi film ini tetap menghadirkan karakter-karakter lama, tetapi ada beberapa karakter yang justru diperankan oleh aktor yang berbeda.

Dalam film ini, ada sosok pemeran dari Morpheus yang digantikan oleh Yahya Abdul Mateen II. Sebelumnya karakter tersebut dalam film The Matrix diperankan oleh Laurence Fishburne. 

Selain itu jika dilihat untuk peran Agent Smith juga berubah, Hugo Weaving sebelumnya menjadi aktor untuk peran tersebut, tetapi saat ini sudah digantikan oleh Jonathan Groff.

Abdul-mateen sebagai salah satu aktor di film ini sangat menarik sebab bisa memberikan warna baru kepada karakter masing-masing. Namun ada juga beberapa penonton yang merasa menyayangkan perubahan pemain, sebab penampilan karakter-karakter baru tersebut tidak ikonis dibandingkan karakter lama.

Sekalipun penonton lainnya juga beranggapan bahwa keberadaan karakter baru dalam film ini bisa membawa angin segar pada waralaba The Matrix. Apalagi untuk karakter The Analyst yang melibatkan aktor Neil Patrick Harris. Sosok tersebut sukses menjadi Vi lain dengan nuansa yang berbeda dibandingkan dengan agent Smith di ketiga film sebelumnya. 

Efek Visual Dihadirkan dengan Canggih

Bagi yang sudah melihat film The Matrix Resurrections pasti sudah mengetahui bahwa film ini memiliki efek visual yang lebih canggih dan memukau dari beberapa film sebelumnya. Hal ini mungkin dikarenakan kecanggihan teknologi yang semakin berkembang dan bisa diterapkan pada film yang satu ini.

Jika fill pertama dari film ini dirilis pada tahun 1999 sukses dan menjadi terobosan dunia untuk efek visual industri perfilman Hollywood, maka hal tersebut semakin dikembangkan menjadi lebih baik lagi. 

Rilis film pertamanya, teknologi belum secanggih saat ini, sehingga film tersebut berhasil menghadirkan berbagai macam adegan dengan efek suara yang memukau dan ikonis. Misalnya saja ketika Neo menghindari maupun menghentikan sejumlah peluru menggunakan adegan slow motion.

Tidak kalah dari film sebelumnya, film ini juga menggunakan efek visual yang sama untuk genre fiksi-ilmiah. Efek visual tersebut terasa lebih menarik dan memukau dibandingkan pada trilogi orisinalnya. Efek sosial tersebut menjadi menarik berkat adanya teknologi CGI yang lebih canggih, sehingga adegan dengan efek menjadi lebih halus dan realistis.

Bukakan film ini berhasil menjadi salah satu kandidat untuk masuk dalam kategori efek visual terbaik pada tahun 2020 2 melalui melalui Academy Awards. Tidak menutup kemungkinan jika film ini bisa meraih piala Oscar dalam kategori efek visual terbaik mengikuti jejak The Matrix sebelumnya.

Follow Primaradio.co.id untuk mendapatkan informasi teruptodate Disini