Review Strays yang Mengangkat Perbedaan Ras

Primaradio.co.idStrays merupakan film drama-thriller, sehingga film ini mengangkat sisi kehidupan manusia dari berbagai sisi. Terutama kehidupan ras di Inggris. Dengan adanya sentuhan psychological thriller, membuat film ini semakin menegangkan. 

Baca juga : Rekomendasi Film dalam Bahasa Asing yang Wajib Ditonton

Sebagai film horor terbaru di Netflix, menjadi sorotan bagi banyak penggemar Netflix. Terutama karena adanya ragam topik terdapat di dalamnya. Sehingga membuat suasana lebih intens. 

Bagi kalian yang ingin menonton film ini sebaiknya mengetahui dulu ulasannya sebagai wawasan dan penilaian sementara sebelum menontonnya secara langsung. Berikut ini ulasan film tersebut.

Ini Dia Sinopsis Film Strays

Ini Dia Sinopsis Film Strays
Ini Dia Sinopsis Film Strays

Sebelum kita mengulasnya, sebaiknya kita ketahui bersama latar belakang cerita film ini. Strays mengisahkan tentang adanya teror menimpa seorang perempuan bernama Neve. Neve hidup dengan suami dan dua orang anaknya membuat Neve merasa berkecukupan. Bahkan, Neve memiliki harta berlimpah dan kesuksesan menjamin.

Awalnya Nev bernama Cheryl. Hanya karena masa lalunya yang kelam, ia bermaksud melupakan masa lalu tersebut dan berganti namanya sebagai Neve. Neve adalah Cheryl yang terlahir kembali dan kini tinggal di pinggiran kota London. 

Klimaksnya, ketika Cheryl mendapatkan telepon dari seseorang yang tidak dikenal. Tingginya perbedaan ras, membuat Neve harus melakukan penyamaran. Neve harus bergonta-ganti wig setiap harinya. 

Bahkan kini ia diteror oleh dua pria yang selalu mengikuti aktivitasnya. Hal tersebut membuat Neve sering ketakutan setiap malamnya. Padahal Neve melakukan semua itu, agar kehadirannya bisa diterima di ras mayoritas. 

Maka dari itu, Neve memutuskan untuk menikah dengan pria kulit putih. Bahkan semua identitas masa lalunya sebagai Cheryl, ia hilangkan sama sekali. Termasuk aksen berbicaranya. 

Film ini semakin tegang setelah Neve menerima telepon yang membuatnya berang. Bahkan, ia mengumpat di telepon tersebut bahwa ia dan rasnya diperlukan sebagai sampah yang tidak berharga sama sekali.

Ide cerita Strays karena mengangkat kisah nyata wanita birasial. Selain itu, alur cerita ini terinspirasi dari film Get Out karya Jordan Peele. White berharap film ini bisa menyempurnakan “Get Out” Di Netflix. 

3 Ulasan Strays dari Berbagai POV 

3 Ulasan Strays dari Berbagai POV 
3 Ulasan Strays dari Berbagai POV

Sebelum release di Netflix, film “Get Out” Karya sutradara Jordan Peele membuat gebrakan dengan mengangkat isu-isu ras dan diskriminasi. Ini menjadi pelopor, sehingga banyak pembuat sinema lainnya mengangkat tema sama. 

Salah satunya Strays, meskipun tidak release berdekatan dengan “Get Out” Tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa film ini seakan melanjutkan cerita karya Jordan Peele. 

Maka dari itu, sangat menarik bila kita mengulasnya untuk mengungkap sisi lain, perbedaan, persamaan dengan film “Get Out” Berikut ini review sinema karya Martello-White yang harus kalian ketahui, yaitu:

Mengangkat Isu Ras

Tingginya perbedaan ras di Inggris membuat sang Sutradara Nathaniel Martello-White, ingin mengeksplorasi perbedaan kelas, ras dan kasta di Inggris. Lalu menelisik bagaimana orang kulit berwarna menyembunyikan identitasnya agar lingkungan menerimanya. 

Menyembunyikan identitas menjadi sangat penting di Inggris bagi orang kulit berwarna. Agar bisa hidup normal di lingkungan mayoritas. Serta tidak ada kesenjangan sosial. Seperti tokoh Neve yang memiliki jenjang karir bagus tetapi tidak bisa menjalankannya. 

Sepertinya the Strays ingin mengangkatnya lebih dalam mengenai isu ras ini. Namun, sentuhan horor lebih mendominasi sehingga terkesan membingungkan penonton. Padahal tema ini cukup bagus. 

Skenario Canggung Padahal Akting Berkualitas

Pemeran utama nya adalah Ashley Madekwe memerankan sebagai Neve yang memiliki karakter egois. Dari sisi peran utama, aktingnya berkualitas, benar-benar hidup tetapi natural. 

Bila kita melihat para pemeran the Strays, hampir semua peran memiliki akting berkualitas. Meskipun ada sedikit kecanggungan dari pemeran pembantu, yang menjadi anggota keluarga Neve. 

Latar belakang cerita sedikit rancu sehingga tidak bisa mengimbangi pemerannya yang memiliki karakter berkualitas. Hal ini yang membuat alur ceritanya sedikit membingungkan. Sehingga tema sosial kurang terangkat. 

Plot Psychological Thriller yang Tidak Jelas Berpihak Pada Siapa

Keberadaan Nerve sebagai birasial menyatakan obsesinya untuk bergabung dan diterima oleh lingkungan ras Kaukasia, sebagai golongan menengah ke atas. Padahal sutradara ingin mengangkat isu ras yang sebenarnya terjadi. 

Sementara itu, Nerve memiliki dua anak kulit berwarna murni, yaitu Carl dan Dion. Hanya karena obsesi Nerve ingin menjadi bagian dari ras Kaukasia, Nerve menelantarkan anaknya. 

Plot cerita tersebut semakin membingungkan karena ketidakjelasan psychology trailer yang tidak jelas. Karena terkesan merujuk pada dua anak Nerve dengan kulit berwarna yang ditelantarkan ibunya. 

Follow Primaradio.co.id untuk mendapatkan informasi teruptodate Disini