Schindler’s List tentang Cerita di Balik Kejamnya Holocaust

Primaradio.co.id – Film Schindler’s List yang dirilis pada tahun 1993 adalah karya sinematik kelam dan menggetarkan tentang kekejaman Holocaust selama Perang Dunia II. Disutradarai oleh Steven Spielberg, film ini merupakan adaptasi dari novel dengan judul sama.

Baca Juga : Film Catatan Akhir Sekolah (2005) Bikin Nostalgia Masa SMA

Dengan keahlian sinematografi brilian hingga penceritaan cukup kuat, film ini berhasil menciptakan pengalaman mengerikan bagi penonton. Isinya menceritakan kisah nyata tentang kepedulian di masa gelap kemanusiaan. 

Pada artikel ini, kita akan menyajikan ulasan lengkap tentang isi film ini, menjelajahi elemen-elemen kunci, peran pentingnya dalam sejarah perfilman, dan dampaknya dalam menginspirasi pemahaman tentang Holocaust.

Sinopsis Schindler’s List dan Latar Belakang

Film ini mengisahkan kisah nyata tentang Oskar Schindler (diperankan oleh Liam Neeson), yaitu seorang pengusaha asal Jerman yang semula hanya peduli pada keuntungan bisnisnya saja. 

Namun, ketika ia menyaksikan sendiri kekejaman kepada orang-orang Yahudi selama peristiwa Holocaust, ia berubah menjadi sosok yang berusaha menyelamatkan sebanyak mungkin nyawa dari kehancuran. 

Melalui perusahaan perlengkapan militer miliknya, Schindler berupaya melindungi para pekerja Yahudi tersebut. Ia menempatkan ke dalam daftar Schindler’s List yang dapat memberikan perlindungan dari pembantaian.

Film ini dilatarbelakangi oleh peristiwa Perang Dunia II dan kekejaman Nazi terhadap orang-orang Yahudi. Di samping itu, film ini juga menceritakan upaya heroik dari seorang pria dalam menyelamatkan nyawa orang-orang Yahudi tersebut. 

Melalui penggambaran kuat serta jujur, Spielberg berhasil menghadirkan realitas menggetarkan tentang Holocaust, mengingatkan kita akan pentingnya memahami serta menghormati peristiwa sejarah tragis ini.

Review Lengkap Schindler’s List Tahun 1993

Meski usia film ini sudah lebih dari 30 tahun, tetapi masih sangat relevan untuk kita saksikan sampai hari ini. Hal itu tidak terlepas dari beberapa poin penting yang akan kita paparkan di bawah ini, di antaranya:

Alur Cerita

Cerita bermula ketika Schindler hanya tertarik pada bisnisnya, lalu melihat adanya peluang di tengah situasi perang. Namun, ketika ia menyaksikan kekejaman Nazi terhadap orang Yahudi, pandangan hidupnya mulai berubah.

Schindler memutuskan untuk memanfaatkan situasi ini demi menyelamatkan nyawa para pekerja Yahudi dengan cara mempekerjakannya dalam pabrik miliknya. Dengan begitu, pengawasan berada di tangannya.

Ia menjalin hubungan dengan Amon Goeth, seorang perwira SS yang bertanggung jawab atas kamp konsentrasi Plaszow. Schindler membujuk Goeth agar membiarkan para pekerja Yahudi tetap hidup dan bekerja di pabriknya.

Pada saat yang sama, kita melihat kisah seorang wanita Yahudi bernama Itzhak Stern, yang membantu Schindler dalam menyusun daftar pekerja Yahudi yang akan diselamatkan. Daftar inilah yang dikenal sebagai Schindler’s List. 

Schindler menginvestasikan seluruh hartanya untuk memastikan pekerja-pekerja ini terhindar dari deportasi ke kamp kematian. Seiring berjalannya waktu, Schindler semakin terlibat dalam penyelamatan para pekerja Yahudi. 

Ia menyaksikan penderitaan dan kematiannya sehingga mengubahnya menjadi sosok yang peduli. Ia pun berusaha keras menyelamatkan sebanyak mungkin nyawa dengan harta yang dimilikinya. 

Puncak emosional film Schindler’s List terjadi ketika perang berakhir dan Schindler menyadari bahwa sebenarnya ia dapat menyelamatkan lebih banyak nyawa jika ia telah menjual harta benda yang selama ini ia miliki.

Hal itulah yang membuatnya merasa bersalah dan menyesal. Para pekerja Yahudi memberinya cincin dengan grafir Talmud “Siapa menyelamatkan satu nyawa, maka ia menyelamatkan seluruh dunia”.

Film ini berakhir dengan adegan dimana Schindler dan para pekerja Yahudi mengalami pembebasan oleh tentara sekutu. Namun, Schindler merasa sedih karena merasa masih bisa melakukan lebih banyak. 

Penyutradaraan dan Sinematografi yang Menakjubkan

Pengarahan Spielberg dalam Schindler’s List menghadirkan karya sinematik yang memukau. Dengan menggunakan palet warna hitam-putih, Spielberg menghadirkan nuansa kuno yang kental, mengaitkannya dengan dokumentasi visual dari era tersebut. 

Formulasi tersebut membuat kesan autentik pada film ini, memungkinkan penonton untuk merasakan atmosfer pada masa itu. Nyatanya, kita seolah diajak ke momen-momen bersejarah, terutama saat terjadi PD II.

Tidak hanya itu, penggunaan warna merah dalam beberapa adegan juga secara dramatis memberikan kontras tersendiri dan menarik perhatian pada elemen penting dalam cerita. Hal inilah yang menjadi salah satu hal menarik dari film Schindler’s List.

Perpaduan warna monokrom dengan kontras merah tersebut menghasilkan sebuah suguhan sinematik yang dapat memanjakan mata. Terlebih, kalian tentu harus ingat bahwa film ini dirilis pada tahun 1993 silam.

Performa Aktor yang Kuat

Liam Neeson, dengan perannya sebagai Oskar Schindler, memberikan penampilan luar biasa. Ia berhasil menggambarkan transformasi karakter dari sosok awal yang sangat mementingkan diri sendiri menjadi sangat peduli dan tulus. 

Performa Neeson berhasil mengungkapkan konflik dalam diri Schindler saat ia menyaksikan penderitaan dan kekejaman. Semua itu tergambar dari cara dia berekspresi, caranya memainkan mimik wajah, hingga caranya berbicara.

Selain Neeson, Ralph Fiennes sebagai Amon Goeth juga memberikan penampilan yang mengesankan sebagai penjaga kamp konsentrasi yang sadis. Kita seolah dibuat geram dengan aksi-aksi sadisnya tersebut. 

Fiennes berhasil membawa karakter ini menjadi sosok yang mengerikan dan menakutkan, menciptakan perasaan ketegangan yang kuat di antara penonton. Permainan apik dari para aktor tersebut berhasil membuat Schindler’s List begitu menarik.

Follow Primaradio.co.id untuk mendapatkan informasi teruptodate Disini