Review Tali Merah Perkawinan (1981) yang Menyentuh Hati

Primaradio.co.id – Dalam perjalanan sejarah perfilman Indonesia, banyak film yang mengangkat kisah-kisah seputar keluarga dengan nilai-nilai yang tersembunyi di dalamnya, salah satunya Tali Merah Perkawinan (1981). 

Baca juga : Rekomendasi Film Hollywood yang Wajib Anda Tonton

Di dalam film ini, sutradara berhasil menghadirkan potret kehidupan keluarga dengan segala kompleksitasnya. Meski sudah sangat jadul karena rilis pada tahun 80-an silam, tapi nilai darinya tetap related.

Dalam artikel ini, Kita akan merenungi esensi film ini melalui sinopsis ceritanya, daftar pemerannya, serta ulasan dalam menggambarkan perubahan pada dinamika keluarga saat sedang alami keterpurukan.

Sinopsis Tali Merah Perkawinan (1981) 

Cerita film ini berpusat saat Ny. Maengkom sebagai seorang ibu dan harus mengalami kecelakaan tragis dan sebabkan dirinya meninggal karena terpeleset kulit pisang bersama anak tertuanya Elsa sang tokoh utama.

Tuti Indra Malaon yang memerankan Ny. Maengkom itu sendiri, di dalam film hanya memiliki adegan paling sedikit di antara lainnya, akibat kecelakaan di kamar mandi yang melibatkan Elsa pemeran utama.

Elsa merupakan anak tertua pada keluarga ini yang harus menerima pil pahit akibat kejadian itu, tidak hanya merasa bersalah karena meninggalnya orang terkasih, tapi harus berubah total kehidupannya.

Yessy gusman selaku pemeran Elsa pada Tali Merah Perkawinan (1981), pada awalnya adalah seorang gadis ceria di sekolahan serta memiliki karakter ceria, harus membantu ayahnya Willy Maengkom sepeninggalan istrinya tersebut.

Elsa sebenarnya tidak diharuskan ayahnya untuk melakukan itu, tapi Ia merasa bertanggung jawab atas kecelakaan tersebut, dan akibatkan ia mengalami perubahan yang signifikan pada kepribadiannya. 

Setelah menjalani pengobatan akibat luka yang dialaminya pada kecelakaan, Elsa mengambil peran sebagai pengganti ibunya dalam Tali Merah Perkawinan (1981) mengurus ayah dan tiga adiknya di rumah sesudah pulang sekolah. 

Dalam perjalanannya, Elsa mengalami perubahan drastis dari remaja lincah dan aktif di sekolahan serta organisasi menjadi sosok yang menghadirkan bayangan palsu tentang dirinya sendiri.

Pemeran yang Menghidupkan Dinamika Keluarga Maengkom

Film Tali Merah Perkawinan (1981) legendaris ini dibintangi oleh sejumlah aktor dan aktris ternama pada industri perfilman Indonesia saat itu, antara lain:

Alm Yessy Gusman

Beliau dengan apik memerankan karakter Elsa. Seorang anak tertua yang harus memikul tanggung jawab besar setelah kepergian ibunya. Apalagi ditambah dengan rasa bersalah dan pikiran ia merupakan penyebab dari kecelakaan Ny. Maengkom.

Rachmat Hidayat

Sementara untuk Rachmat Hidayat berperan sebagai Willy Maengkom, suami dan sekaligus ayah dalam keluarga tersebut. Ia harus terpaksa menghadapi perubahan besar dalam dinamika rumah tangganya tersebut.

Tuti Indra Malaon

Tuti Indra Malaon memberikan kehadiran kuat dalam peran Ny. Maengkom, meskipun hanya muncul sebentar pada film dengan adegan tidak seberapa juga, tapi perannya terkesan sangat natural.

Pemeran Pendukung Lainnya

Sementara untuk pemeran pendukung lainnya dalam Tali Merah Perkawinan (1981). Ada Rima Melati, Rocky Monoarfa, Irwan Sumadi, Nunu Datau, dan Ryan Hidayat.

Para pemeran juga turut memperkuat alur cerita dengan karakter-karakter pendukung yang dibawakan. Tidak main-main untuk urusan akting aktor kawakan, di zaman tersebut memang aktingnya terbilang sangat berkelas.

Untuk durasi film ini kurang lebih 100 menit yang pastinya memenangkan penghargaan citra terbaik oleh pemeran sang ayah, terbukti memang Rachmat Hidayat di tahun tersebut mendapatkan label aktor laki-laki terbaik.

Berlanjut bagaimana alur cerita serta kesimpulan dari film ini, ada berbagai pesan eksplisit serta implisit tentang nilai kehidupan yang masih related untuk jaman sekarang, bisa menjadi pelajaran berharga untuk kalian.

Melihat Kehidupan dalam Berbagai Perspektif

Tali Merah Perkawinan (1981) mengambil pendekatan lebih mendalam terhadap kehidupan keluarga serta adanya perubahan tidak terduga saat sedang mengarungi bahtera rumah tangga lebih lanjut lagi.

Film ini dengan bijak menggambarkan perubahan dinamika keluarga setelah kepergian figur ibu atau sosok sentral di pada rumah tangga, dan peran tersebut akhirnya diambil oleh anak tertua dalam keluarga tersebut. 

Cerita ini menceritakan perubahan secara realistis serta tulus, menjadikan kematian Ny. Maengkom sebagai titik balik yang mengubah jalan cerita keluarga Maengkom. Menjadi lebih dewasa dan memahami apa arti hidup sebenarnya.

Dalam perjalanannya, Elsa menghadapi transformasi batin sangat kompleks. Dari seorang gadis remaja penuh semangat serta cinta kepada gereja dan sekolah, akhirnya berubah menjadi sosok merangkap peran sebagai ibu rumah tangga.

Tentu ini bukan hal mudah untuk anak sekolah masih berusia muda, meski menyandang status anak tertua di dalam keluarga Maengkom.

Proses ini bukanlah hal mudah, dan Tali Merah Perkawinan (1981) berhasil menangkap perasaan dan konflik pada dirinya dengan tulus serta lebih menarik.

Film ini juga berhasil menampilkan dinamika keluarga dengan baik, termasuk konflik dan cinta di antara anggota keluarga. Kehadiran Willy Maengkom yang harus menggantikan peran istrinya sebagai pemimpin keluarga.

Sudah jelas mampu menyoroti tantangan yang dihadapi oleh banyak ayah tunggal dalam mengatasi perubahan mendalam dalam dinamika keluarga. Harus kuat berjuang terus meski diri sudah merasa tidak mampu.

Follow Primaradio.co.id untuk mendapatkan informasi teruptodate Disini