Niat Puasa Syaban (Arab, Latin, Terjemahan) & Tata Caranya

Ada beberapa pertanyaan yang sering disampaikan oleh kaum muslimin mengenai hukum niat puasa Syaban pada tanggal 16 Syaban dan selanjutnya. Mengenai kebolehan berpuasa setelah tanggal 15 Syaban, ulama berbeda pendapat terkait hal ini.

1. Ulama yang Melarang Berpuasa

Terdapat satu hadist dari Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam yang redaksinya melarang kaum muslimin untuk berpuasa sesudah Nisfu Syaban. Kemudian ada hadist dari riwayat Al Bukhari mengenai larangan berpuasa Syaban dua atau tiga hari menjelang Ramadhan dari Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam.

Di dalam kitab Fiqhul Islami wa Adillatuhu oleh Syekh Wahbab al Zuhaili dijelaskan bagaimana pandangan ulama madzhab Syafii mengenai hukum berpuasa sesudah Nisfu Syaban. Menurut ulama bermadzhab Syafii, hukum puasa tersebut haram karena merupakan hari-hari syak (ragu).

Pengharaman ini dikecualikan untuk mereka yang berpuasa karena ada alasan tertentu seperti puasa qadha (ganti) puasa wajib, puasa kafarah, puasa nadzar.

Anda juga tetap diperbolehkan untuk berpuasa sunnah Syaban setelah Nisfu Syaban apabila sebelumnya sudah terbiasa berpuasa sunnah seperti puasa Senin Kamis, puasa Daud dan sebagainya. Dalil yang digunakan adalah dari hadist di atas.

Para ulama yang melarang berpuasa sesudah Nisfu Syaban tanpa ada alasan yang tepat dikarenakan hari tersebut merupakan hari syak atau ragu-ragu. Dikhawatirkan bahwa orang yang sedang berpuasa tersebut tidak menyadari jika ia sudah memasuki bulan Ramadhan namun masih niat puasa Syaban.

2. Ulama yang Membolehkan Berpuasa

Ulama madzhab Hanbali dan ulama di luar madzhab Syafii menilai hadist yang melarang berpuasa setelah Nisfu Syaban tersebut adalah hadist lemah atau dhaif. Bahkan beberapa ulama mengkategorikannya sebagai hadist munkar. Alasannya karena perawi hadist tersebut ada yang bermasalah.

Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Ma’in dan Imam Ahmad. Di dalam Fathul Bari, Ibnu Hajar al Asqalani menyatakan mayoritas ulama di luar madzhab Syafii tidak melarang niat puasa Syaban sesudah hari Nisfu Syaban. Syaratnya selama orang tersebut tahu kapan masuknya awal bulan Ramadhan.

Sehingga perbedaan pendapat ulama terletak pada boleh tidaknya niat puasa Syaban sesudah Nisfu Syaban. Perbedaan disebabkan penilaian terhadap hadist larangan berpuasa sesudah Nisfu Syaban.

Namun para ulama bersepakat mengenai kebolehan berpuasa sunnah Syaban bagi  kaum muslimin yang memang sudah biasa melakukan puasa sebelumnya.

Bolehkah Menggabungkan Niat Puasa Sya’ban Arab dan Qadha Ramadhan?

Bolehkah Menggabungkan Niat Puasa Sya’ban Arab dan Qadha Ramadhan

Banyak orang bertanya-tanya apakah boleh menggabungkan niat puasa Sya’ban 2023 dengan niat mengganti puasa Ramadhan yang tertinggal. Terkait hal ini, maka para ulama memiliki pandangan berbeda. Sebagian ulama menyampaikan bahwa ibadah memiliki niat sendiri yang tidak bisa digabung.

Sebagian ulama yang lain menyarankan agar kita meniatkan qadha puasa Ramadhan yang sifatnya wajib. Jika seseorang terbiasa melaksanakan puasa sunnah seperti Senin-Kamis kemudian pada hari tersebut dia melaksanakan puasa wajib, maka orang itu insya Allah akan tetap mendapat pahala puasa Sunnah.

Sehingga tetap niatkan puasa qadha Ramadhan sambil berharap agar memperoleh keutamaan puasa Syaban. Anda bisa melaksanakan puasa Syaban 2023 tanggal berapa saja mulai 1 Syaban sampai akhir.

Bolehkah Menggabungkan Niat Puasa Nisfu Syaban dan Senin Kamis?

Bolehkah Menggabungkan Niat Puasa Nisfu Syaban dan Senin Kamis

Sebenarnya tidak ada ketentuan khusus puasa Syaban jatuh pada tanggal berapa. Puasa Syaban berbeda dengan puasa Nisfu Syaban yang mengharuskan dilakukan tepat pada tanggal 15 Syaban.

Jika kebetulan puasa Nisfu Syaban bertepatan dengan hari Senin atau Kamis yang disunnahkan untuk berpuasa, maka bagaimana cara yang tepat untuk berpuasa?

Terkait menggabungkan dua ibadah sunnah ini sudah dijelaskan di dalam Kitab Al Fawaid al Janiyah oleh Syekh Yasin al Fadani. Menurut Syekh Yasin, seseorang bisa mendapat dua keutamaan puasa sunnah tersebut dengan satu kali puasa saja.

Beliau menganjurkan untuk menggabungkan kedua doa niat puasa Syaban sekaligus niat puasa Senin Kamis. Niat tersebut cukup di dalam hati saja dan tidak harus dilisankan. Doa yang dicontohkan misalnya “Saya berniat puasa sunnah Syaban dan sunnah Senin/Kamis karena Allah Ta’ala.”

Karena termasuk puasa sunnah, puasa Syaban tidak perlu diniatkan sejak malam hari setelah maghrib. Namun jika ingin berpuasa, Anda tetap harus niat puasa Syaban untuk meraih ridho Allah. Puasa Syaban memiliki banyak keutamaan yang sangat sayang untuk dilewatkan.

Follow Primaradio.co.id untuk mendapatkan informasi teruptodate Disini