Niat Sholat Jumat (Arab, Latin, Terjemahan) dan Rukunnya

Setelah membaca doa tasyahud akhir, lanjutkan dengan bershalawat kepada Baginda Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam. Sebenarnya ada beragam pilihan shalawat yang bisa dibaca saat duduk tasyahud akhir. Namun salah satu bacaan shalawat yang populer seperti di bawah ini:

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ ، اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

“Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala aali Muhammad kamaa shollaita ‘ala Ibroohim wa ‘ala aali Ibrohim, innaka hamidun majiid. Allahumma baarik ‘ala Muhammad wa ‘ala aali Muhammad kamaa barrokta ‘ala Ibrohim wa ‘ala aali Ibrohimm innaka hamidun majiid.” (HR. Bukhari no. 4797 dan Muslim no. 406, dari Ka’ab bin ‘Ujroh)

11. Salam

Sholat Jumat diawali dengan niat sholat Jumat dan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam ke kanan dan ke kiri. Sebenarnya ada 4 cara untuk salam yang digali oleh para ulama berdasarkan hadist dan dalil shahih sebagai berikut:

  • Membaca “Assalamu ‘alaikum wa rahmatullah” sambil salam ke kanan. Selanjutnya salam ke kiri dengan membaca “Assalamu ‘alaikum wa rahmatullah
  • Membaca “Assalamu ‘alaikum wa rahmatullah wa barakatuh” sambil salam ke kanan. Selanjutnya salam ke kiri dengan membaca “Assalamu ‘alaikum wa rahmatullah
  • Membaca “Assalamu ‘alaikum wa rahmatullah” sambil salam ke kanan. Selanjutnya salam ke kiri dengan membaca “Assalamu ‘alaikum
  • Membaca “Assalamu ‘alaikum” sambil salam ke kanan sekali

Syarat Sah Pelaksanaan Sholat Jumat

Syarat sah sholat Jumat adalah setiap syarat yang menjadikan pelaksanaan sholat Jumat dianggap sah di hadapan Allah. Setidaknya ada 5 syarat yang menjadikan sholat Jumat dianggap sah dan tidak batal sebagai berikut:

1. Diselenggarakan di Tempat Bermukim Penduduk

Penyelenggaraan sholat Jumat hanya boleh untuk dilaksanakan di tempat yang sudah dijadikan sebagai tempat bermukim penduduk sekitar baik di daerah perkotaan ataupun pedesaan. Sehingga sholat Jumat tidak sah jika dilaksanakan di tempat yang masyarakatnya hanya singgah sementara di daerah tersebut.

2. Sholat Jumat Secara Berjamaah

Niat sholat Jumat hanya dapat diselenggarakan secara berjamaah saja. Sholat Jumat tidak sah jika dikerjakan secara munfarid atau sendirian. Hanya saja, jumlah minimal jamaah yang bisa mendirikan sholat Jumat berbeda-beda di antara para ulama.

Sebagian ulama hanya mensyaratkan 2 orang saja dan sebagian lainnya minimal memenuhi 40 orang. Ulama dari mazhab Syafi’i dan mazhab Hambali mensyaratkan minimal 40 orang agar sholat Jumat sah diselenggarakan.

Ulama mazhab Hanafiyah mensyaratkan minimal dua orang saja untuk disebut jamaah sholat Jumat. Satu orang sebagai imam dan satu orang lainnya sebagai jamaah.

3. Waktu Pelaksanaan Sholat Jumat

Sholat Jumat dilaksanakan ketika matahari sudah tergelincir atau pada waktu zuhur sebagaimana yang terdapat di dalam HR. Bukhari. Waktu pelaksanaan sholat Jumat mulai dari masuk waktu Zuhur sampai sebelum tiba waktu Ashar.

4. Penyelenggaraan Sholat Jumat Harus Disiarkan

Sholat Jumat tidak boleh diselenggarakan secara sembunyi-sembunyi dengan menutup pintu-pintu bangunan. Misalnya seseorang menyelenggarakan sholat Jumat di balik istana bersama anak buahnya saja sehingga orang di luar istana tidak tahu.

Penyelenggaraan sholat Jumat harus tersiar ke seluruh wilayah sehingga diketahui banyak orang. Dalil mengenai hal ini terdapat di dalam QS Al Jumu’ah ayat 9 yang berbunyi:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ

“Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum’at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah …”

5. Pelaksanaan Sholat Jumat Hanya Boleh Satu di Satu Kampung

Hikmah penyelenggaraan sholat Jumat adalah untuk menyatukan seluruh kaum muslim dalam satu tempat dan satu waktu. Sehingga kaum muslim dapat saling bertemu dan berkumpul. Oleh karena itu, jika tidak ada hajat syar’i maka penyelenggaraan sholat Jumat harus satu saja di satu negeri atau kampung.

Imam Ahmad, Imam Asy Syafi’i serta mayoritas ulama dari mazhab Maliki berpendapat bahwa jamaah sholat jumat terlarang untuk berbilang di suatu kampung atau negeri baik besar atau kecil, kecuali apabila terdapat hajat syar’i.

Tapi para ulama berbeda pendapat mengenai batasan wilayah yang dapat disebut sebagai “negeri” tersebut. Sebagian ulama menetapkan batasannya berupa sungai yang memisahkan wilayah.

Sementara ulama lainnya berpendapat bahwa apabila wilayah negeri tersebut terlalu besar dan menyulitkan untuk membuat satu jamaah Jumat saja maka tidak mengapa dibuat ke dalam beberapa jamaah.

Syarat Wajib Sholat Jumat

Syarat Wajib Sholat Jumat

Sholat Jumat adalah ibadah sholat yang diwajibkan untuk setiap laki-laki muslim mukallaf. Sholat ini hukumnya fardhu ain atau wajib atas setiap diri kaum muslimin yang laki-laki. Setidaknya terdapat 7 syarat wajib sholat Jumat yang menjadikan seseorang wajib melaksanakan ibadah sholat satu ini.

1. Beragama Islam

Hanya orang yang beragama Islam atau muslim saja yang wajib melaksanakan niat sholat Jumat. Orang kafir atau non muslim tidak wajib sholat Jumat. Ketika seseorang masuk Islam atau menjadi mualaf maka orang tersebut tidak perlu mengqadha sholat Jumat yang tidak dikerjakannya saat masih kafir.

2. Berakal Sehat

Berakal sehat maknanya adalah orang tersebut memiliki akal yang sadar atau waras. Di dalam Islam, orang gila atau orang yang kehilangan kewarasannya tidak dibebani taklif hukum syara’ hingga ia sadar kembali. Kewajiban niat sholat Jumat tidak berlaku untuk orang gila.

3. Sudah Akil Baligh

Anak kecil tidak diwajibkan melaksanakan sholat Jumat. Dalam Islam, penanda seseorang sudah diberi beban taklif hukum syara’ adalah apakah orang tersebut sudah akil baligh atau belum. Tanda baligh seseorang dilihat dari ciri fisiknya.

Follow Primaradio.co.id untuk mendapatkan informasi teruptodate Disini