Rukun Shalat Ada Berapa? Ini Penjelasan & Hukumnya (Lengkap)

“Kemudian sujudlah dan thuma’ninalah ketik sujud.”

Sujud harus disertai thuma’ninah yakni rasa tenang di semua persendian tubuh. Saat sujud disunnahkan untuk membaca dzikir agar persendian menjadi tenang. Sujud harus dilakukan meliputi tujuh bagian anggota badan yaitu:

  1. Telapak tangan kanan
  2. Telapak tangan kiri
  3. Lutut kanan
  4. Lutut kiri
  5. Ujung kaki kanan
  6. Ujung kaki kiri
  7. Dahi dan hidung

9. Gerakan Duduk di Antara Dua Sujud dengan Thuma’ninah

Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam menjelaskan di dalam hadist yang sama sebelumnya agar sujud dan thuma’ninah saat sujud. Kemudian bangkit dari sujud untuk duduk (duduk di antara dua sujud) dan thuma’ninahlah saat duduk. Kemudian sujud lagi dan thuma’ninah saat sujud yang termasuk rukun shalat.

10. Duduk Tasyahud Awal

Duduk tasyahud atau tahiyat awal merupakan duduk yang dilakukan di rakaat kedua shalat. baik shalat tiga rakaat ataupun shalat 4 rakaat. Sementara untuk shalat dengan jumlah 2 rakaat tidak ada duduk tasyahud awal.

Duduk ini disebut duduk tasyahud karena di dalamnya membaca dua syahadat. Beliau shalallahu alaihi wa sallam mengajarkan cara duduk tasyahud awal yakni duduk dengan tenang (thuma’ninah) ketika duduk di pertengahan shalat. Dudukkan paha yang kiri dengan duduk iftirasy kemudian bertasyahudlah.

Duduk iftirasy adalah duduk dengan cara membentangkan kaki kiri dan menjadikan kaki kiri menjadi tumpuan untuk duduk. Selanjutnya kaki kanan ditegakkan. Posisi tangan kiri diletakkan di atas paha kiri. dan tangan kanan diletakkan di atas paha atau lutut kanan.

Telapak tangan dalam kondisi membentang. Posisi siku diletakan di atas paha dan sejajar dengan paha. Selanjutnya seluruh jari tangan digenggam dan berisyarat dengan menunjuk menggunakan jari telunjuk ke arah kiblat.

Saat duduk tasyahud awal, pandangan mata di arahkan ke jari telunjuk tersebut. Isyarat menggunakan jari telunjuk tersebut merupakan sunnah dalam shalat sebagaimana yang disepakati para ulama.

Apabila saat shalat seseorang lupa untuk duduk tasyahud awal, maka dia harus menggantinya dengan sujud sahwi. Hal ini menunjukkan bahwa duduk tasyahud awal termasuk tata cara shalat 5 waktu yang bersifat wajib.

11. Duduk Tasyahud Akhir

Duduk tasyahud akhir termasuk rukun shalat. Posisi saat duduk tasyahud akhir adalah kaki kiri dimasukkan ke bagian bawah betis kanan, bokong duduk ke lantai, sementara telapak kaki kanan ditegakkan.

Duduk tasyahud akhir ini disebut juga sebagai duduk tawaruk, yaitu duduk dengan menegakan telapak kaki kanan serta meletakkan bokong di lantai. Saat duduk tasyahud akhir kita diharuskan membaca bacaan di bawah ini:

التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّبَاتُ ، السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِىُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ ، السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

“At tahiyaatu lillah wash sholaatu wath thoyyibaat. Assalaamu ‘alaika ayyuhan nabiyyu wa rohmatullahi wa barokaatuh. Assalaamu ‘alaina wa ‘ala ‘ibadillahish sholihiin. Asy-hadu an laa ilaha illallah, wa asy-hadu anna muhammadan ‘abduhu wa rosuluh.”

Arti: Segala ucapan penghormatan hanyalah milik Allah, begitu juga segala shalat dan amal shalih. Semoga kesejahteraan tercurah kepadamu, wahai Nabi, begitu juga rahmat Allah dengan segenap karunia-Nya. Semoga kesejahteraan terlimpahkan kepada kami dan hamba-hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah dengan benar selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya (HR. Bukhari no. 6265 dan Muslim no. 402)

12. Bershalawat Kepada Nabi Setelah Bacaan Tasyahud Akhir

Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam memerintahkan sahabat untuk bershawalat kepada beliau setelah menyanjung dan memuji Allah. Setelah itu barulah berdoa sesuai keinginan.

Terdapat beberapa bacaan shalawat yang bisa dibaca ketika duduk tasyahud akhir. Salah satu bacaan shalat wajib shalawat terbaik yang dicontohkan oleh Baginda Rasulullah sebagai berikut:

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ ، اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

“Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala aali Muhammad kamaa shollaita ‘ala Ibroohim wa ‘ala aali Ibrohim, innaka hamidun majiid. Allahumma baarik ‘ala Muhammad wa ‘ala aali Muhammad kamaa barrokta ‘ala Ibrohim wa ‘ala aali Ibrohimm innaka hamidun majiid.” (HR. Bukhari no. 4797 dan Muslim no. 406, dari Ka’ab bin ‘Ujroh)

13. Mengucapkan Salam

Dalil mengenai hadist adalah dalil yang sama untuk takbiratul ihram. Salam dalam shalat adalah yang menghalalkan kembali segala hal di luar shalat. Salam yang pertama termasuk ke dalam rukun shalat sebagaimana pendapat ulama Malikiyyah, Syafi’iyyah serta mayoritas ulama lainnya.

Cara untuk salam ada empat model sebagaimana dijelaskan oleh para ulama:

a. Model salam pertama yakni mengucapkan “Assalamu ‘alaikum wa rahmatullah” untuk salam ke kanan. Kemudian ucapkan “Assalamu ‘alaikum wa rahmatullah” untuk salam ke kiri.

b. Model salam kedua adalah mengucapkan “Assalamu ‘alaikum wa rahmatullah wa barakatuh” untuk salam ke kanan. Kemudian ucapkan “Assalamu ‘alaikum wa rahmatullah” untuk salam ke kiri.

Follow Primaradio.co.id untuk mendapatkan informasi teruptodate Disini