Film 12 Angry Men, saat Nasib Satu Orang Berada di Tangan 12 Juri

Film 12 Angry Men merupakan film klasik yang rilis pada tahun 1957 tetapi terasa sangat emosional. Mungkin kebanyakan orang berpikir bahwa film yang bagus selalu identik dengan visual effect dan setting lokasi memukau.

Baca Juga : 5 Film Pendek Terbaik yang Layak untuk Ditonton

Namun, film satu ini bisa mengubah persepsi tersebut karena meskipun rilis puluhan tahun silam, emosinya tetap kental dalam jiwa penonton. Bahkan sejak perilisannya pada 1957, sinema dunia berhasil terdobrak akibat film klasik ini.

Mengenal Sinopsis 12 Angry Men

12 Angry Men

Menceritakan tentang dua belas orang selaku juri di pengadilan Amerika Serikat yang menangani kasus pembunuhan tunggal. Terdakwa merupakan anak kecil karena adanya tuduhan bahwa dirinya telah membunuh ayahnya sendiri.

Sebelum persidangan mengambil keputusan, hakim memberi kesempatan kepada 12 orang juri untuk berunding dalam sebuah ruangan kecil. Perundingan tersebut tentunya akan menentukan bagaimana nantinya nasib dari anak kecil tersebut.

Ketika sudah masuk ke dalam ruangan, dua belas juri itu langsung memberi pernyataannya masing-masing. Kebanyakan setuju bahwa anak tersebut memang bersalah sehingga layak mendapatkan hukuman mati.

Akan tetapi, satu orang juri dengan no. 8 memiliki pendapat berbeda karena menurutnya terdakwa tidak bersalah. Perbedaan pendapat itulah yang kemudian menjadi awal perdebatan dalam 12 Angry Men.

Dialog intens dari 12 orang tersebut akan kalian lihat sepanjang durasi 1 jam 35 menit. Masing-masing memberikan argumennya demi menentukan nasib dari terdakwa. Dan karena setting lokasi seadanya, kekuatan utama film ini memang ada pada dialognya.

Reginald Rose selaku penulis naskah terbilang sangat berhasil dalam membangun dialog setiap karakter. Percakapan yang berlangsung tidak berlebihan, tidak terlalu mendramatisir, dan justru sangat terasa mengalir serta nyata.

Adapun dari sudut pandang penyutradaraan, Sidney Lumet juga sukses mengeksplorasi setiap karakter di sana. Sidney Lumet dengan piawai mengolah naskah Reginald Rose dalam format sinema seakan penonton hadir dalam perbincangan bersama dua belas juri.

6 Fakta Menarik 12 Angry Men

12 Angry Men

Tontonan satu ini memang sekilas saja sudah bisa berhasil menarik perhatian banyak orang untuk menontonnya. Selain itu, terdapat juga beberapa fakta menarik yang mungkin bahkan belum para penontonnya ketahui sebagai berikut :

Terinspirasi dari Tugas Nyata Seorang Juri

Sebagai seorang penulis, banyak orang menghormati Reginald Rose di masa-masa awal televisi. Dirinya pernah menjabat sebagai juri dalam kasus pembunuhan di awal tahun 1954. Hal tersebut membuatnya memperhatikan drama dalam situasi tersebut.

Rose juga menyadari bahwa meskipun banyak drama dengan latar persidangan, tetapi hanya sedikit yang berlatar setelah persidangan. Kemudian dirinya pun menulis 12 Angry Men sebagai teleplay satu jam dalam serial antologi Studio One GBS.

Waktu Latihan Hampir Sama dengan Waktu Syuting

Sidney Lumet sebelumnya sudah terlatih di teater sebagai aktor juga sutradara. Kemudian dirinya menerapkan keterampilan tersebut sebagai sutradara dalam drama televisi langsung sebelum akhirnya menjadi sutradara film ini.

Sidney Lumet mengurung seluruh pemain dalam ruangan latihan sepanjang hari selama dua minggu. Di sana dirinya membantu para pemain untuk mempelajari naskah bolak-balik serta memberi gambaran seperti apa tugas dari peran yang dimainkan.

Pada saat tiba waktunya untuk syuting 12 Angry Men, Lumet beserta kru hanya fokus pada sisi teknis saja. Sebenarnya syuting terjadwal akan selesai dalam 20 hari, tetapi Lumet berhasil menyelesaikannya dalam 19 hari, hampir mirip dengan waktu latihannya.

Trik Kamera untuk Ketegangan

Membuat film dengan setting lokasi hanya pada satu tempat saja bisa menjadi sangat membosankan jika tidak pintar mengolahnya. Oleh karena itu, terdapat permainan kamera dengan banyak bergerak karena pemain tidak bisa terlalu banyak bergerak.

Lumet bersama Boris Kaufman selaku sinematografer merancang beberapa metode fotografi demi memperkuat nada film. Perekaman pertama di atas ketinggian mata, perekaman kedua setinggi mata, dan perekaman ketiga dari bawah ketinggian mata.

Selain itu, dinding dalam 12 Angry Men juga menutup begitupun dengan langit-langitnya. Hal tersebut akan menimbulkan perasaan klaustrofobia sehingga ketegangan juga akan semakin meningkat di bagian akhir film.

Pengeditan untuk Meningkatkan Suasana Tegang

Selain menggunakan trik kamera, trik pengeditan juga menjadi faktor pendukung dalam meningkatkan ketegangan. Misalnya saja ketika suasana memanas maka pemotongan setiap scene akan menjadi lebih cepat sehingga pengeditan pun menjadi lebih cepat.

Menginspirasi Sonia Sotomayor Terjun ke Dunia Hukum

Hakim Mahkamah Agung memiliki film 12 Angry Men untuk menjadi tayangan di Universitas Fordham pada tahun 2010. Beliau mengatakan kepada penonton bahwa film tersebut benar-benar menyentuh hatinya saat masih menjadi mahasiswa.

Hal tersebut juga yang kemudian menjadi bahan pertimbangan beliau untuk masuk ke dunia hukum. Menurutnya, adegan saat seorang juri berbicara dengan hormat mengenai sistem juri di Amerika Serikat sangatlah menarik.

Follow Primaradio.co.id untuk mendapatkan informasi teruptodate Disini