Fiksi yang Menjadi Bagian Dalam Cerita
Walaupun menggunakan fakta, bukan berarti karya ini sepenuhnya berasal dari kenyataan. Melainkan terdapat plot cerita yang berasal dari fiksi. Berikut ini beberapa fiksi yang muncul dalam film The DaVinci Code:
Kebenaran Tentang Museum Louvre
Salah satu latar utama yang menarik perhatian dalam film ini adalah Museum Louvre. Apalagi pembunuhan Jacques Sauniere terjadi dalam salah satu ruangan museum. Tapi ternyata Brown kurang mendeskripsikannya dengan baik.
Brown membuat pernyataan piramida Louvre memiliki 666 panel kaca karena perintah Franoics Mitterrand. Tapi sebenarnya jumlah panelnya hingga 673. Selain itu menyebut ada 65.300 karya seni padahal hanya 35.000 saja.
Kesalahan lainnya yakni soal penggambaran lukisan Mona Lisa yang menurutnya menggunakan androgini. Istilah ini artinya pembagian peran antara maskulin dan feminin. Padahal saat menggambar karya ini tanpa sentuhan feminin.
Klaim Khusus Soal Leonardo Da Vinci
Dalam The DaVinci Code, karakter Langdon, Teabing dan Neveu merupakan ahli kriptografer. Tentu punya kemampuan dalam menguraikan berbagai teks kuno hingga simbol samar. Teks terbaik pada dasarnya menjadi misteri terbesar.
Apalagi menjadi penyelubung berbagai teori progresif berkaitan dengan geologi, astronomi hingga arkeologi. Tapi sayangnya Brown terlalu melebihkannya. Bahkan memberi klaim peninggalan agama rahasia dalam karya seni di dalamnya.
Baca juga: Rekomendasi Film Romantis Indonesia Paling Terbaru
Termasuk memberikan spekulasi tentang ramuan keabadian yang bisa tercipta. Begitu juga dengan berbagai instrumen penyiksaan dalam masa tersebut. Tentu banyak sejarawan sampai kritikus seni mengkritik informasi tersebut.
Berkaitan dengan cyptex rumit berisi tulisan Leonardo Da Vinci juga tidak benar. Walaupun penuh fakta dan fiksi, ternyata membuatnya lebih menarik. Tidak heran The Davinci Code menjadi tontonan yang unik.
