Perkembangan Makaroni Schotel dan Cara Membuatnya

Makaroni schotel merupakan salah satu makanan yang cukup populer di kalangan masyarakat kita, biasanya dapat menemukannya di beberapa restoran. Dari tampilannya sendiri sudah pasti dapat menggugah selera siapa saja yang memandangnya.

Baca juga: Coba Resep Pad Thai, Hidangan Mie Goreng Khas Thailand

Ternyata makanan tersebut merupakan jenis makanan yang terdapat percampuran budaya dalam pembuatannya. Bahkan makaroni tersebut juga sudah ada sejak zaman kolonial saat negara kita masih berada di bawah kekuasaan Belanda.

Seperti yang kalian ketahui bahwa makanan khas sendiri menjadi salah satu wujud kebudayaan. Tidak heran jika percampuran budaya di dalam penyajian sebuah makanan hampir bisa kalian temukan dari berbagai belahan dunia.

Salah satunya adalah makaroni schotel yang merupakan salah satu makanan dari campuran kebudayaan kita dengan Belanda. Jadi, untuk rasanya sendiri ada perpaduan khas tradisional dan juga khas Eropa.

Ada berbagai macam bahan dicampurkan menjadi satu, antara rempah lokal dengan beberapa makanan yang asalnya dari negara lain seperti keju dan beberapa bahan lainnya. Perpaduan tersebut layak menjadi salah satu makanan berkelas.

Kalau kalian sering menemukan beberapa makanan dari bahan makaroni seperti umumnya, lebih sering makanan tersebut hanya menjadi cemilan saja. Berbeda dengan makanan ini karena mampu membuat kenyang siapa saja yang memakannya.

Terlebih dengan beberapa campuran bahan tersebut juga bisa dikatakan bahwa makanan tersebut cukup sehat. Jadi, pada beberapa waktu tertentu kalian dapat mengganti makanan pokok dengan mengkonsumsi hidangan dari zaman Belanda ini.

Awal Kemunculan Makaroni Schotel di Indonesia

Awal Kemunculan Makaroni Schotel di Indonesia
Awal Kemunculan Makaroni Schotel di Indonesia

Setiap jenis makanan yang pertama kali muncul sudah pasti memiliki ceritanya masing-masing, sehingga wajar apabila makanan merupakan salah satu unsur budaya. Meskipun begitu, semakin berjalannya waktu perkembangan sudah pasti terjadi.

Penamaan makaroni schotel sendiri merupakan bagian dari salah satu kosa kata bahasa Belanda Schotel. Sedangkan arti dari schotel sendiri yaitu berarti hidangan. Akhirnya adanya bahan utama makaroni, maka bisa kalian artikan hidangan makaroni.

Awalnya jenis makanan ini lebih sering menjadi hidangan untuk para orang-orang elit di masa lalu, alat pembuatan dan juga hidangan khusus lainnya cukup mahal. Misalnya saja bahan makanan keju di masa lalu merupakan makanan untuk orang-orang kalangan atas.

Jadi, orang-orang lokal yang dapat menyantap kelezatan dari makanan tersebut hanya dari kalangan bangsawan atau keluarga pejabat. Namun, berbeda halnya dengan zaman sekarang ini, makaroni schotel bisa dibuat sendiri di rumah.

Namun, untuk penjualan hidangan tersebut masih sulit menemukannya di sembarang tempat. Jadi, masyarakat lebih memilih untuk membuatnya sendiri di rumah atau mencari makanan tersebut di tempat khususnya seperti restoran atau hotel.

Penyajian yang sempurna juga membutuhkan upaya serius, sehingga hasilnya benar-benar memuaskan saat memakan makanan tersebut. Kalian juga tentu dapat membuat hidangan tersebut sendiri asalkan ada bahan dan alat mendukung.

Memang sudah menjadi sebuah hal wajar bahan beberapa makanan yang ada di negara kita banyak mengadopsinya dari Belanda. Hal tersebut karena Belanda menjajah negara kita dalam waktu lama bahkan berabad-abad lamanya.

Dari penjajahan yang terjadi itulah, masyarakat juga mengambil keuntungan-keuntungan melalui referensi jenis makanan asing. Tidak heran apabila kalian sering menemukan makanan lawas yang sebenarnya bukan dari negara sendiri.

Makaroni Schotel Sudah ada Sejak Pertengahan Abad ke-19

Memang Belanda sudah masuk ke negara kita dari abad ke-16, namun untuk makanan ini sendiri baru muncul pada abad pertengahan abad ke-19, di mana Belanda sudah menguasai Indonesia.

Namun ternyata pertama kali munculnya makaroni schotel sendiri bukan berasal dari Belanda secara langsung, melainkan dari beberapa negara di Eropa yaitu Swedia dan Finlandia. Barulah Belanda yang membawa makanan khas tersebut sampai ke nusantara.

Sedangkan untuk namanya sendiri, orang-orang Eropa lebih mengenalnya sebagai macaroni casserole. Sedangkan kata schotel sendiri mengacu pada nama lingga sebagai tempat untuk memanggang hidangan tersebut.

Penggunaan pasta dari hidangan tersebut lebih sering menggunakan gandum, sedangkan gandum sendiri masih terbilang cukup familiar di Nusantara pada masa itu. Jadi, setelah banyak pemasokan masuk ke nusantara, baru banyak dari kalangan masyarakat membuatnya.

Namun, masyarakat pada masa itu yaitu dapat merasakan hidangan tersebut dari kalangan elit atau anggota bangsawan. Apabila ada masyarakat dapat membuat hidangannya, maka merupakan anggota atau pekerja dari bangsawan tersebut.

Bahan-bahan dasar dari pembuatannya sendiri terbilang cukup mahal, berhubungan pemasokan bahan tersebut sangat terbatas dan hanya diperuntukan para bangsa asing saja. Jadi, untuk masyarakat pribumi masih sulit menjangkaunya.

Begitu juga dengan alat-alat yang berfungsi dalam pembuatannya juga sudah cukup maju pada dasarnya. Berbeda dengan alat-alat tradisional dari rakyat biasa, sehingga belum cukup mampu membuatnya meskipun bahan-bahannya sudah tersedia.

Follow Primaradio.co.id untuk mendapatkan informasi teruptodate Disini